Tanggal
14-17 anak2 kelas 2 SMA Al-Izhar mengadakan PLASA (Penelitian Lapangan
Aspek Sosial dan Alam) yang biasa diadakan setiap tahun untuk murid2
di tahun kedua. PLASA tahun ini terpisah menjadi 3 tempat, Pulau
Seribu, Karawang, dan Banten. Saya dapat kesempatan pergi ke Pulau
Seribu. Perjalanan dimulai dari sekolah berangkat pukul setengah tujuh
pagi an menuju Priuk, Ancol untuk naik kapal menuju Pulau Seribu.
Perjalanan ke Pulau Seribu sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam
dari Priuk. Usut punya usut, bisa jadi lama kayak gitu karena memang
mesin dari kapal yang kami tumpangi sudah cukup tua. Padahal, katanya
bisa hanya dalam waktu 1,5 jam klo mesin dalam keadaan normal. Mulai
dari kapal situ, ada yang ke belakang kapal ke atas, merasakan angin
cepoi2. Memang lebih enak di luar daripada di dalam, di dalam rasanya
waktu berjalan sangat lama, pusing, mual, tapi klo di luar bisa sambil
merasakan sejuknya angin laut, melihat pemandangan yang bagus.
Pulau
pertama yang dituju adalah pulau Pramuka, dimana ini adalah Pulau yang
paling banyak dikirim anak2 dari Al Izhar. Saya sendiri dapat orang
tua yang rumahnya terletak cukup strategis di Pulau Pramuka. Nggak
terlalu jauh dari dermaga. hehe. Menyenangkan sekali tinggal di
keluarganya Pak Naim selama 4 hari 3 malam. Apalagi Bu Titin (istri Pak
Naim) sangat baik. Lalu, sering sekali jika pergi2 Bulan (anak Pak
Naim, 6 tahun) mengikuti kelompok saya. Ngajak ke pantai, muter-muter,
main air, ngeliat sunset (meskipun akhirnya nggak ngeliat mataharinya
juga gara2 selalu ketutupan awan). Kulit sekarang agak menggosong.
Sigh..
Tema
yang kelompok gw ambil yaitu jejak kehidupan nelayan. Ternyata
kehidupan nelayan tuh ada asiknya, ada juga dukanya. Yang paling
mengkhawatirkan dari nelayan di sana antara lain tidak adanya asuransi
jiwa yang tentunya sangat dibutuhkan klo terjadi apa-apa. Karena selama
ini yang bertanggung jawab hanya juragan kapal dan itu hanya berlaku
selama 40 hari.
Hari ketiga di Pulau Seribu,
ini adalah hari yang cukup ditunggu-tunggu! Pergi ke Pulau Semak Daun
untuk snorkeling. Di pulau yang sedikit penghuninya ini (apa nggak ada
ya..), kami membawa bekal makanan yang dibawakan oleh host parents.
Btw, masakan2 Bu Titin enak banget, selalu kenyang dan beberapa kali
tambah. hehe. Snorkeling berjalan sangat menyenangkan, terumbu
karangnya sangat bagus. Meskipun warnanya kurang mencolok, tapi saya
cukup takjub dengan pemandangan bawah laut di situ. BAGUS BANGET!
Renang dengan peralatan snorkeling, sambil diiringi dengan guide nya,
bisa ngeliat bintang laut (Patrick!), tanaman laut, dan banyak lagi.
Yang
lebih seru lagi ada sebuah kejadian! Waktu perjalanan balik ke pulau
semak daun dari snorkeling ke tempat yang lebih ke tengah laut, anak2
cowo loncat semuanya. Mereka loncat dari perahu yang sebelah kiri.
Gara2 itu perahunya jadi nggak stabil. Kebetulan gw duduk di ujung, di
pinggir perahu. Jadilah jatoh. Itu kejadiannya cepet banget, gw nggak
inget apa2 tiba-tiba udah di bawah, mengambang. Satu-satunya yang saya
pikirkan saat itu adalah menjauh dari perahu, takut kena. Yang jatoh
ada 4 orang, gw, Hanna, Anggi, sama Nissa. Waktu gw nengok ke samping
dan ngeliat Hanna, Hanna tiba2 ketawa, gw jg nggak tahan, dan akhirnya
berdua ketawa2an. AHAHAHAHAHAHA, ketawa ngakak berdua. Apalagi guidenya
ada yang lucu “Tenang dek, tenang, nggak usah panik,” ngomong kayak
gitu dengan muka yang suangat lucu. AHAHAHAHAHAHA Lucu banget. Karena
masih cukup jauh dari pantai, gw dan Hanna melanjutkan renang sendiri
ke pinggir pantai. Itu bakalan jadi hari yang cukup tak terlupakan.
Seru banget. Udah gitu, abis snorkeling kami membantu membudidayakan
terumbu karang. Setiap anak menanam terumbu karang. Ada namanya loh,
mudah2an klo suatu saat ke Pulau Seribu lagi setelah sekian lama,
terumbu karangnya dah gede! HWOW!
Hari
terakhir pamit pulang, ngasih dan dikasih beberapa oleh2. Hm,
menyenangkan. Di kapal juga duduk di atas luar, jadi nggak terlalu
kerasa lama.
Pengirim / Sumber : abelmanu.wordpress.com