Setiap pulau di Kepulauan Seribu, memiliki nama yang unik. Nama unik ini memiliki sejarahnya tersendiri. Salah satunya adalah Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan.

Menurut penuturan warga Pulau Lancang, Aman (89), salah satu tetua masyarakat yang masih hidup, sekitar tahun 1933 pulau ini masih dihuni oleh sekitar tiga keluarga. "Dulu itu cuma ada tiga rumah di sini," kata Aman membuka kisahnya.
Sebelum bernama Pulau Lancang, Pulau ini bernama Pulau Klancang. Diberi nama Pulau Klancang, ada sejarahnya. Dahulu ada sepasang Kakek Uwak Arus istrinya yang berkebun dan mengumpulkan Kayu Bakar. Kayu Bakar ini, dijual ke seberang daratan (sekarang Tangerang, Banten).

Uwak Arus ini membawa Kayu Bakar untuk dijual ke daratan seberang dengan menggunakan perahu. "Ketika hendak menyebrang ke daratan, perahu Kakek dan istrinya tersebut belum begitu jauh dari pulau, tiba-tiba ikan banyak yang berloncatan ke dalam perahu yang membawa kayu bakar tersebut," kisah Aman.


Karena banyak ikan yang berloncatan ke dalam perahu dan membuat perahu semakin berat, dibuanglah kayu bakar yang dibawa oleh kakek dan nenek ini. Setelah dibuang, kayu bakar hanya bersisa dua ikat.


Namun ikannya belum berhenti meloncat ke dalam perahu. Setelah ditelusuri rupanya ada kayu yang menarik perhatian ikan. Kayu ini adalah kayu dari tanaman Klancang. "Ikannya berhenti meloncat setelah kayu Klancang ini dibuang," kata Aman.


Mulai saat itu, pulau ini dinamakan Pulau Klancang. Seiring dengan berjalannya waktu, warga lebih mudah menyebut pulau ini dengan nama Pulau Lancang karena lebih mudah pelafalannya atau pengucapannya.
(Kang Lintas)

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu