Berangkat dari kampus sekitar jam 9 sampai di Tanjung Pasir jam 10. Setelah membayar tiket masuk Tanjung Pasir seharga Rp 2.500/orang kami memarkirkan motor. “Berapa pak?” tanyaku, “Tiga ribu” jawab si bapak sambil mencatat plat nomor motorku dan memberikan karcis parkir. Setelah memarkirkan motor, kami sempat bingung pulau mana yang akan kami tuju, ada 3 pilihan pulau yang di tawarkan nelayan yang menghampiri kami. “Pulaunya apa aja bang?” tanyaku dan si abang tukang perahu menjelaskan dengan detail.
 
Ada Pulau Untung Jawa, biasanya orang-orang kesitu. Terus disebelahnya ada Pulau Rambut, tapi untuk masuk harus ada ijin dulu dari Pemerintah Kota Jakarta, karena pulau ini adalah cagar alam yang ditetapkan Pemerintah Kota Jakarta. Satu lagi pulau Bidadari, pulau ini memang tujuan wisata tapi lokasinya agak jauh sehingga biaya untuk menyebrang kesanapun lumayan.

Sebagai perbandingan, Pulau Untung Jawa yang bisa ditempuh 20 menit dengan menggunakan perahu bermotor dari Tanjung Pasir sedangkan pulau bidadari bisa memakan waktu 40 menit dari Pulau Untung Jawa, berarti 1 jam dari Tanjung Pasir.

Setelah lumayan lama kami berpikir Pulau mana yang akan kami kunjungi, akhirnya kami memutuskan… …Pulau Bidadari… Alasannya jauh… lagipula kami belum pernah kesana.

Untuk informasi, menyebrang ke Pulau Untung Jawa ongkosnya Rp 15.000/orang sedangkan ke Pulau Bidadari Rp 35.000/orang (setelah tawar menawar karena sebelumnya Rp 40.000/orang) keduanya ongkos pergi-pulang dan dibayarkan waktu pulang.
“Ayo naik anak-anak, perahu mau berangkat”
Perjalanan laut pun dimulai bersama dengan penunmpang lain yang tujuannya Pulau Untung Jawa, karena kami akan transit dulu di Pulau ini sebelum melanjutkan ke Pulau Bidadari. Perjalanan ini pun terasa lama karena kami sudah tidak sabar untuk sampai di tujuan. Setelah transit di Pulau Untung Jawa perahu motor melaju melanjutkan sisa perjalanan 40 menit berikutnya. Hanya ada kami 8 orang dan 4 orang awak perahu. Dari kejauhan terlihat 2 pulau kecil diujung cakrawala, Pulau Bidadari dan Pulau Onrust.
“Pulau Bidadari dan Pulau Onrust”


Sampai di Pulau Bidadari ada petugas yang menyambut terus mengantar ke lobi penerimaan tamu. Di lobi ini sudah ada penjaga yang siap membantu kita untuk mengetahui seluk beluk Pulau ini. Tiket masuk Pulau Bidadari Rp 25.000 untuk tiap orangnya. Disini di jelaskan semua mengenai Pulau, sampai peta pulau pun dikasih (panduan supaya nggak nyasar ya..)

Suasana Pulau ini terasa sejuk dan indah pemandangannya karena gedung-gedung tinggi di Jakarta masih bisa kelihatan dari sini. Pantainya pun bening dan tak sekeruh pantai-pantai di Jakarta, walaupun nggak memungkinkan untuk snorkling. Ada beberapa fasilitas juga yang disediakan di Pulau ini, ada penginapan (disebutnya Lanai), mulai dari yang berbentuk rumah biasa ataupun rumah panggung (ada yang diatas daratan, ada juga yang diatas laut). Seru kali ya kalau nginap di sini…oya, selain itu ada lapangan Volli pantai, lapangan basket, pingpong, dan arena bermain anak-anak juga.

“Menara Martello”
“Sunset di Pulau Bidadari”

Karena pemandagan disini cukup bagus. Mulai dari pantainya, terus ada hutan tropis ditengah pulau, ada pohon yang usianya kurang lebih 200 tahun, ada juga Menara Martello peninggalan Belanda (digunakan untuk menyimpan amunisi), sehingga banyak orang yang datang kesini untuk, wisata sejarah, bernostalgia (apalagi kalau sunset, suasana tambah romantis), foto-foto, bahkan untuk foto pre wedding ataupun untuk acara pernikahan. Elang Bondol yang jadi maskot Kota Jakarta juga ada disini. 

“uuuhh,,,,romantisnya”
 
Kali ini bahasannya masih tentang Pulau Bidadari. Sedikit mengenai sejarah Pulau Bidadari dan lingkungannya. Kawasan pulau ini memang diperuntukkan untuk resor wisata, jadi nggak ada penduduk yang tingga disana. Karena nggak begitu luas, jadi untuk mengelilingi pulau ini dengan berjalan kaki bisa menghabiskan waktu nggak lebih dari 60 menit.
Sejarah Pulau Bidadari nggak lepas dari masa kolonial Belanda. Sehingga masih terdapat bangunan peninggalan Belanda disini, yaitu Menara Martello. Pada abad ke-17 Pulau Bidadari digunakan sebagai penunjang aktifitas Pulau Onrust yang terletak di sebelah selatan. Pulau Bidadari sempat bernama Pulau Sakit, karena pernah dibagun rumah sakit lepra pada tahun 1679 yang dibangun oleh VOC. Pulau ini sempat hancur karena serangan Inggris sekitar tahun 1800 kemudian dibangun lagi oleh Belanda tahun 1803.
Serangan Inggris kembali menghancurkan Pulau Bidadari tetapi lagi-lagi Belanda membangunnya pada tahun 1827. Bangunan yang dibangun waktu itu adalah asrama haji yang sampai tahun 1933 masih berfungsi. Setelah asrama haji nggak difungsikan lagi, Pulau Bidadari sempat kosong, nggak berpenghuni dan nggak pernah dikunjungi orang sampai tahun 1970.
“Menara Martello si Gudang Amunisi”
Sekarang Pulau ini telah berubah menjadi kawasan wisata yang ramai dikunjungi orang karena lokasinya yang nggak begitu jauh dari daratan Jakarta. Kawasan pantai sebelah timur Pulau Bidadari sangat bagus untuk foto-foto, atau sekedar duduk bersantai menikmati lembutnya pasir putih dan sejuknya angin pantai.
“Keceriaan”
Tapi agak disayangkan karena explorasi manusia yang berlebihan jadinya pulau ini agak sedikit mulai tercemar. Mungkin karena jarak yang dekat dengan daratan Jakarta sehingga banyak orang yang datang dan banyak juga aktifitas yang dilakukan. Seperti sampah-sampah yang menumpuk di bagian belakang pulang ini. Sehingga harus di bakar untuk mengurangi sampah tersebut. Sisi baiknya adalah sampah tersebut nggak dibuang ke laut sehingga nggak mencemari ekosistem laut, sisi baik lainnya adalah adanya pelestarian mangrove yang ada disebelah timur pulau ini dan adanya hutan “konservasi” tropis tepat ditengah pulau ini yang merupakan habitat elang bondol.
“Asap pembakaran sampah”
“Mangrove penahan abrasi pantai”
Tapi diluar itu semua, Pulau Bidadari tetap menyimpan pesona yang unik. Pesona alamnya patut untuk dinikmati tetapi dengan tetap memperhatikan keasrian lingkungan dan menjaga kelestarian alam.
“Mengawasi sang anak”
“Dermaga penantian”
 
Pengirim / Sumber : dhartodar.wordpress.com
 
 
 
 

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu