Semak Daun (kiri atas), Panggang, Karya, dan Pramuka
Tgl 8-10 februari kemarin saya bersama beberapa rekan mengadakan perjalanan ke Kep. Seribu khususnya ke P. Semak Daun. Tujuannya adalah untuk sekadar meliburkan diri dari segala aktifitas perkuliahan yang cukup menyita banyak pikiran dan tenaga. Dimulai dengan mencari berbagai informasi mengenai tempat tujuan, perincian biaya, kondisi cuaca, serta meracuni teman-teman agar mau ikut, akhirnya diputuskanlah trip dua malam ke Semak Daun dengan bergaya backpaker yang ‘murmer’ alias murah meriah. 
 
Pulau Semak  Daun
Pagi Di Pelabuhan
Setelah memastikan kondisi cuaca yang cukup baik, dengan langkah yakin kami berdelapan (Saya, Sri, Arga, Wulan, Dika, CEM, Faris, dan Denis) sudah berada di Pasar Ikan Muara Angke pukul 06.00. Kami juga menyempatkan membeli sayuran dan keperluan logistik lainnya di pasar Muara Angke. Sesampainya di pelabuhan, ada banyak kapal yang sudah siap mengantarkan penumpang maupun barang menuju pulau-pulau di utara Jakarta. Kami naik kapal Mariska yang tujuannya adalah pulau pramuka yang akan menjadi tempat transit kami nanti.
Pukul 07.15 kapal Mariska mulai beranjak dari tempat parkirnya. Nampaknya kawan-kawan saya hanya sanggup terjaga di setengah jam pertama. Selebihnya perjalanan diisi dengan tidur-tiduran di kapal. 
Di Kapal
Setelah dua jam, dua pulau besar sudah terlihat dikejauhan. Itu adalah pulau Pramuka dan pulau Panggang. Dua pulau ini memang merupakan pulau yang cukup besar dan cukup berkembang di Kep. Seribu. Pulau Pramuka sebagai pusat pemerintahan Kab. Kep. Seribu, sedangkan pulau Panggang sebagai pusat permukiman di Kep. Seribu. 
Tiba di Pramuka
Pukul 10.00 kapal merapat di dermaga pulau Pramuka. Kami langsung menghampiri tukang ojek kapal untuk nego kapal menuju P. Semak Daun. Setelah tawar menawar harga yang cukup alot, didapatlah angka sebesar Rp.150.000,- untuk antar jemput ke Semak Daun. 
Ojek kapal sudah oke, selanjutnya tinggal menyewa peralatan Snorkelling dan sewa galon beserta airnya untuk dua malam di Semak Daun. Saya dan CEM mencari penyewaan air galon, lainnya menuju ke tempat persewaan Snorkelling. Ternyata air galon cuma ada malam hari karena listrik juga cuma menyala di malam hari. Akhirnya kami minta tolong Pak Bob si tukang kapal yang telah sepakat dengan kami tadi untuk meminjamkan galonnya sekaligus minta air tawarnya juga (air hujan).

Kapal ojek menuju Semak Daun
Kemudian kapal terlebih dahulu menuju pulau Panggang (rumah Pak Bob) untuk mengambil galon beserta airnya. Tapi ternyata galonnya sedang tidak ada karena sedang dipinjam. Walhasil kamipun menggunakan jerigen yang berukuran 30L. Setelah itu kami melanjutkan menuju P. Semak Daun. Dari pulau Pramuka ke Semak Daun dapat ditempuh dalam waktu setengah jam. Pulau Semak Daun Sendiri merupakan sebuah pulau yang berukuran cukup kecil (seukuran lapangan bola) yang belum mempunyai kehidupan. Tidak ada listrik, air tawar, apalagi rumah makan. Penghuninya hanyalah seorang bapak tua yang bernama Amsori atau yang biasa dipelesetkan menjadi bapak Im sorry. Untuk bermalam di pulau ini, dikenakan biaya Rp.10.000,-/orangnya. 
 
Leyeh-leyeh di pulau
Harmoni Alam
Sumur air asin dan kamar mandi
Sisa hari pertama di Semak Daun kami habiskan untuk habituasi/penyesuaian diri dalam bersnorkelling di sekitar pulau. Malamnya, kami menikmati indahnya bulan purnama di atas dermaga. Cukup apik dan menenangkan jiwa, tapi sayang gambar terang bulan tidak terambil karena menghemat baterai kamera. Kami kira besoknya masih bisa dilihat, tapi ternyata besoknya malah mendung.hahahaa 
 
Sun Set
Hari kedua di Semak Daun kami habiskan untuk bersnorkelling ria di spot snorkelling sekitar pulau Panggang dan pulau Air. Viewnya cukup bagus. Hanya sayang kondisi laut saat itu sedang sedikit keruh dan sedikit bergelombang. Padahal jika musim teduh (sekitar bulan maret-juni) airnya sangat tenang dan organismenya semakin banyak. Semakin sore gelombangnya makin tinggi dan perjalanan kembali ke Semak Daun pun seperti menaiki wahana kora-kora. Mangstrab ,.. 
 
Perapian
Oiya. Untuk ke spot snorkelling hari kedua ini kami sewa kapal yang kebetulan merapat ke Semak Daun mengantarkan pengunjung lain. Biayanya Rp.80.000,- untuk dua spot snorkelling dengan durasi sekitar tiga jam.
Main Voli pantai
berSnorkelling ria
Hari ketiga kami meninggalkan Semak Daun pukul 06.15 dan tiba di Pramuka setengah jam kemudian. Rencananya kami akan bersih-bersih dan muter-muter di pulau Pramuka dahulu sebelum naik kapal ke Muara Angke yang setelah sholat jum’at. Tapi ternyata frame tenda ketinggalan di Semak Daun dan itu baru kami ketahui ketika azan berkumandang (kualat sama babeh Im sorry sepertinya.hehehe). Akhirnya Saya dan Arga balik lagi ke Semak Daun setelah sholat jum’at dengan sewa kapal Rp.100.000,-. Beruntung kapal Mandala tujuan Muara Angke mau menunggu kami berdua. Mandala berangkat pukul 14.00 dan akhirnya kami pun tiba kembali di daratan Jakarta.

Sumber : hsn-g09


Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu