"Cita-cita boleh tinggi, Kepulauan Seribu menjadi tujuan wisata berskala dunia dapat terwujud kalau kita mau serius dan komitmen mengembangkannya." ungkap Ludfi.
Ayah tiga anak ini memang tipe
pekerja keras dan tak betah diam dibelakang meja. Dia selalu berusaha
mencari tahu permasalahan yang ada di wilayah yang dipimpinnya dan
menselesaikan dengan keseriusan.
Dalam memimpin Kepulauan Seribu, Ludfi mengedepankan kekompakan dengan jajarannya. Dia tek segan mengingatkan bawahannya untuk berlaku jujur dan mau membuka tangan bila dibutuhkan bantuan oleh masyarakat. Selain itu, pria berkacamata ini menekan agar transparansi menjadi prioritas dalam menjalankan program pemerintahan dan pembangunan. "Saya lebih suka turun langsung ke lapangan daripada hanya mendapat laporan. Bukannya tidak percaya, tapi saya lebih puas bila bisa mencari solusi bersama," tegas lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Bandung tahun 1981 ini dan strata satu Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) tahun 1985 Ini.
Mengenai apa yang akan dilakukan kedepan, Ludfi telah menggarisbesarkan program-program unggulan dan prioritas. Pertama yakni mengenai potensi wisata, Ludfi yang menyelesaikan program pascaserjana Magister Manajemen (MM) tahun 1996 ini mengaku telah memiliki konsep yang akan diaplikasikan. Dia berencana akan membangkitkan kejayaan wisata bahari di pulau-pulau resort. Sementara untuk wisata pulau pemukiman, kabupaten akan memfasilitasi jasa homestay dengan pola perkembangan wisata yang bernuansa back to nature dengan tetap memperhatikan kearifan lokal serta untuk melengkapi daya tarik wisata akan mengoptimalkan keberadaan cagar-cagar alam dan budaya .
Menapak tilas zaman kejayaan pariwisata di Kepulauan Seribu, mantan Sekretaris Kota Jakarta Utara dan Kepala Biro Tata Pemerintahan Pemprov DKI Jakarta ini mengatakan, kala itu Kepulauan Seribu salah satu trend mark wisata bahari resort di Indonesia, bahkan namanya hampir setara dengan Pulau Dewata Bali. "Bila dimasa lalu itu terjadi kenapa tidak dimasa mendatang kondisi itu bisa kembali terulang. Yang terpenting, kita mau membuka diri dan melakukan promosi wisata ke manca negara tanpa mengesampingkan kearifan budaya lokal," jelas Ludfi.
Melihat perkembangan wista Kepulauan Seribu saat ini, Ludfi mengatakan, titik awal dari perkembangan wisata bahari Kepulauan Seribu seutuhnya. Tak terbantahkan, pulau-pulau pemukiman yang infratruktur wisatanya belum memadai saja telah mampu menyedot pengunjung hingga ribuan orang per pekan. "Meski masih pengunjung lokal, kondisi itu sudah menjadi awal yang bagus. Bila infrastruktur sudah memadai, saya yakin tidak sulit mengembalikan masa kejayaan wisata bahari Kepulauan Seribu seperti di tahun 1997 lalu," ungkap optimis pria yang mengabdi sebagai PNS sejak tahun 1977 ini hingga sekarang.
Selain wisata, Ludfi juga terobsesi menjadikan Kepulauan Seribu sebagai pusat budidaya ikan dunia. Dari potensi laut Kepulauan Seribu yang luasnya 11 kali daratan Jakarta, didalamnya banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Pola budidaya ikan adalah program yang tepat dan strategis, karena dengan melakukan budidaya dapat mengendalikan siklus ekosistem dan keberadaan ikan. "Kita memiliki banyak hamparan laut seperti sawah di darat yang dapat digunakan sebagai ladang budidaya ikan yang mempunyai nilai jual serta budidaya biota laut lainnya," jelas suami dari Yuliani Ludfi ini.
Dari dua program itu, Ludfi mengunggkapkan bahwa keduanya adalah lokomotif dari pencapaian program inti Pemprov DKI Jakarta yakni kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, disamping pembangunan infrastruktur pendukung pemerintahan, dia juga tetap concern melaksanakan program pelayanan kemasyarakatan seperti meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Sementara program listrik 24 jam akan mulai mereta di 2011 mendang.
"Apa yang kita lakukan tetap bermuara pada satu titik yakni kesejahteraan masyarakat. Warga Kepulauan Seribu harus ikut berperan aktif dan tak lagi hanya menjadi penonton di tanah kelahirannya. Mereka harus berdaya di dalam pembungunan Kepulauan Seribu sekarang, besok, dan akan datang," tandas Ludfi. (puser)
Dalam memimpin Kepulauan Seribu, Ludfi mengedepankan kekompakan dengan jajarannya. Dia tek segan mengingatkan bawahannya untuk berlaku jujur dan mau membuka tangan bila dibutuhkan bantuan oleh masyarakat. Selain itu, pria berkacamata ini menekan agar transparansi menjadi prioritas dalam menjalankan program pemerintahan dan pembangunan. "Saya lebih suka turun langsung ke lapangan daripada hanya mendapat laporan. Bukannya tidak percaya, tapi saya lebih puas bila bisa mencari solusi bersama," tegas lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Bandung tahun 1981 ini dan strata satu Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) tahun 1985 Ini.
Mengenai apa yang akan dilakukan kedepan, Ludfi telah menggarisbesarkan program-program unggulan dan prioritas. Pertama yakni mengenai potensi wisata, Ludfi yang menyelesaikan program pascaserjana Magister Manajemen (MM) tahun 1996 ini mengaku telah memiliki konsep yang akan diaplikasikan. Dia berencana akan membangkitkan kejayaan wisata bahari di pulau-pulau resort. Sementara untuk wisata pulau pemukiman, kabupaten akan memfasilitasi jasa homestay dengan pola perkembangan wisata yang bernuansa back to nature dengan tetap memperhatikan kearifan lokal serta untuk melengkapi daya tarik wisata akan mengoptimalkan keberadaan cagar-cagar alam dan budaya .
Menapak tilas zaman kejayaan pariwisata di Kepulauan Seribu, mantan Sekretaris Kota Jakarta Utara dan Kepala Biro Tata Pemerintahan Pemprov DKI Jakarta ini mengatakan, kala itu Kepulauan Seribu salah satu trend mark wisata bahari resort di Indonesia, bahkan namanya hampir setara dengan Pulau Dewata Bali. "Bila dimasa lalu itu terjadi kenapa tidak dimasa mendatang kondisi itu bisa kembali terulang. Yang terpenting, kita mau membuka diri dan melakukan promosi wisata ke manca negara tanpa mengesampingkan kearifan budaya lokal," jelas Ludfi.
Melihat perkembangan wista Kepulauan Seribu saat ini, Ludfi mengatakan, titik awal dari perkembangan wisata bahari Kepulauan Seribu seutuhnya. Tak terbantahkan, pulau-pulau pemukiman yang infratruktur wisatanya belum memadai saja telah mampu menyedot pengunjung hingga ribuan orang per pekan. "Meski masih pengunjung lokal, kondisi itu sudah menjadi awal yang bagus. Bila infrastruktur sudah memadai, saya yakin tidak sulit mengembalikan masa kejayaan wisata bahari Kepulauan Seribu seperti di tahun 1997 lalu," ungkap optimis pria yang mengabdi sebagai PNS sejak tahun 1977 ini hingga sekarang.
Selain wisata, Ludfi juga terobsesi menjadikan Kepulauan Seribu sebagai pusat budidaya ikan dunia. Dari potensi laut Kepulauan Seribu yang luasnya 11 kali daratan Jakarta, didalamnya banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Pola budidaya ikan adalah program yang tepat dan strategis, karena dengan melakukan budidaya dapat mengendalikan siklus ekosistem dan keberadaan ikan. "Kita memiliki banyak hamparan laut seperti sawah di darat yang dapat digunakan sebagai ladang budidaya ikan yang mempunyai nilai jual serta budidaya biota laut lainnya," jelas suami dari Yuliani Ludfi ini.
Dari dua program itu, Ludfi mengunggkapkan bahwa keduanya adalah lokomotif dari pencapaian program inti Pemprov DKI Jakarta yakni kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, disamping pembangunan infrastruktur pendukung pemerintahan, dia juga tetap concern melaksanakan program pelayanan kemasyarakatan seperti meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Sementara program listrik 24 jam akan mulai mereta di 2011 mendang.
"Apa yang kita lakukan tetap bermuara pada satu titik yakni kesejahteraan masyarakat. Warga Kepulauan Seribu harus ikut berperan aktif dan tak lagi hanya menjadi penonton di tanah kelahirannya. Mereka harus berdaya di dalam pembungunan Kepulauan Seribu sekarang, besok, dan akan datang," tandas Ludfi. (puser)