Tanah Airku Indonesia
Negeri elok Amat Ku Cinta
Tanah Tumpah Darahku Yang Mulia
Yang Ku Puja sepanjang masa
Negeri elok Amat Ku Cinta
Tanah Tumpah Darahku Yang Mulia
Yang Ku Puja sepanjang masa
Tanah Airku Aman Dan Makmur
Pulau Kelapa Nan Amat Subur
Pulau Melati Pujaan Bangsa
Sejak Dulu Kala
Pulau Kelapa Nan Amat Subur
Pulau Melati Pujaan Bangsa
Sejak Dulu Kala
Ini
adalah sebagian bait lagu Rayuan Pulau Kelapa yang cukup popular di
seluruh Indonesia. Lagu yang menceritakan betapa makmur dan kayanya
negeri Indonesia yang sangat dicinta oleh seluruh rakyat dan sering
dinyanyikan dalam acara-acara yang bersifat nasionalisme. Mengapa WR
Supratman, sang pencipta lagu ini memberi judul Rayuan Pulau Kelapa?.
Suatu pertanyaan yang banyak sekali jawabannya.
Namun
yang pasti masyarakat Pulau Kelapa merasa bangga dengan lagu ini.
Betapa tidak!, seorang pencipta lagu-lagu yang betemakan patriotisme
dan nasionalisme yang juga menciptakan lagu Kebangasaan Indonesia Raya
dapat melukiskan keindahan Indonesia dengan latar Pulau Kelapa Nan Amat
Subur.
Itu
dulu, sewaktu Pulau Kelapa belum banyak dihuni oleh penduduk yang
mendiami pulau yang mempunyai luas 258,47 Ha (data tahun 2006-red).
Kini dengan jumlah penduduk sekitar 5.778 jiwa, pulau yang dilukiskan
sebagai pulau yang subur oleh WR Supratman menjelma menjadi pulau yang
padat penduduknya. Jangankan untuk membangun rumah atau bangunan
lainnya. Untuk menanam pohon Kelapa saja sudah sulit mencari lahannya.
Dari
data yang didapat, laju pertumbuhan penduduk di Pulau Kelapa pada
tahun 2004-2005 sebesar 0,059 dengan kepadatan penduduk mencapai 21
jiwa / Ha. Laju pertumbuhan penduduk di Pulau Kelapa merupakan yang
terbesar dibandingkan dengan pulau-pulau pemukiman lainnya di Kepulauan
Seribu.
Penduduk
Pulau Kelapa terdiri dari berbagai etnis seperti Bugis, Banten, Jawa,
Sunda dan Sumatera. Namun mereka dapat bersosialisasi dengan baik dan
mampu menciptakan kerukunan yang cukup erat. Seperti masyarakat di
pulau-pulau lainnya, penduduk di Pulau Kelapa sangat kental dengan
kegiatan agama. Pulau yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani rumput laut dibanding dengan mencari ikan
memang mempunyai keunikan tersendiri. Dalam kawasan Pulau Kelapa, banyak
pulau-pulau lainnya yang mengelilingi pulau tersebut seperti Pulau
Kelapa Dua, Pulau Pamegaran, Pulau Opak Besar dan pulau-pulau lainnya.
Bahkan Pulau Harapan dapat ditempuh melalui jalan setapak dari Pulau
Kelapa.
Memang
jika dilihat dari kemajuan pembangunan sarana dan prasarana, Pulau
Kelapa cukup dibilang berhasil. Mulai dari gedung pemerintahan hingga
bangunan-bangunan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dibangun
dengan cukup megah. Tetapi apakah itu tujuan utama pembangunan di Pulau
Kelapa?. Jawabannya tentu saja tidak!, pembangunan yang sangat
dibutuhkan adalah pembangunan mental masyarakat yang tidak hanya
bergantung kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu atau hanya
mengandalkan alam belaka tanpa adanya pemikiran untuk masa depannya.
Sumber daya masyarakat haruslah lebih dikedepankan dalam pembangunan
disuatu wilayah.
‘Berilah
Kail, Jangan Ikannya’, itulah yang seharusnya Pemkab Kepulauan Seribu
menyikapi masyarakat di Kepulauan Seribu, khususnya di Pulau Kelapa.
Jadi janganlah masyarakat Pulau Kelapa dimanja dengan
pembangunan-pembangunan fasilitas yang mewah tetapi mereka tidak diikut
sertakan dalam pembangunan wilayahnya. Mungkin mereka merasa senang
segala fasilitas yang dibutuhkan telah tersedia. Tetapi mereka tidak
sadar bahwa semua itu akan punah jika tidak ada generasi-generasi
penerus yang akan mempertahankan bahkan meningkatkan pembangunan
tersebut.
Ayo
bangkitlah para pemuda Kepulauan Seribu. Di pundakmulah maju mundurnya
pembangunan. Jangan hanya mengandalkan pemberian dan bantuan.
Berbuatlah apa yang kalian mampu perbuat. Yakinlah bahwa kita bisa.
Suatu kebanggaan jika kita mampu menciptakan dari sesuatu dari diri
kita sendiri (Red)
Sumber : kepulauanseribu.multiply.com