Pada tanggal 31 Desember 2009 sampai 01
Januari 2010 saya bersama rombongan Menteri Pertanian berlibur (lebih
tepatnya ekowisata) ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu
tidak berjumlah seribu pulau, melainkan hanya 107 pulau. Hanya 15% dari
luas Kepulauan Seribu yang termasuk kawasan Taman Nasional, Pulau
Pramuka termasuk diantaranya.
Perjalanan Jakarta - Pulau Pramuka
ditempuh selama satu setengah jam menggunakan kapal boat dengan
kecepatan 26 knot. Kami sampai disana sekitar jam sembilan lewat.
Kemudian kami langsung menuju wisma balai Taman Nasional, tempat kami
menginap. Setelah membereskan barang bawaan, kami pergi ke tempat
pelestarian penyu sisik.
Ada 6
jenis penyu di dunia, 5 diantaranya bisa ditemukan di Indonesia, 2
diantaranya bisa ditemukan di Kepualaun Seribu, yaitu penyu sisik dan
penyu hijau. Setelah diajari berbagai macam tentang penyu sisik, kami
diberi kesempatan untuk melepas tukik (anak penyu) ke laut.
Latihan snorkling di pinggir pantai.
Snorkling di tengah laut.
Jika
ada seseorang yang bertanya pada saya "Pernahkah leher anda terlilit
oleh ubur-ubur lalu disengatnya?", saya akan menjawab dengan pasti
"Pernah" . Ya, pada saat snorkling terjadilah kejadian yang
menyebabkan saya menjawab "pernah" pada pertanyaan di atas. Pemandunya
bilang saya tersengat ubur-ubur benang yang panjang dan bening, sehingga
tidak terlihat oleh mata. Mau tahu rasanya? Rasanya seperti ada
semut-semut merah yang mengelilingi leher kita kemudian menggigit leher
kita secara bersamaan. Pertolongan pertama jika kita tersengat ubur-ubur
adalah mengoleskan tembakau pada daerah tubuh yang tersengat. Setelah
puas dengan snorkling sampai sore, kami pun kembali ke penginapan untuk menanam mangrove bersama.
Pada
malam harinya ingin rasanya menikmati detik-detik pergantian tahun,
namun apa daya, tubuh ini sudah lelah, sehingga jam 10 malam saya sudah
tepar. Besok harinya cuma bisa mendengarkan cerita orang-orang yang
melihat perayaan tahun baru di dermaga, kembang api non stop dari jam 11
sampai 12 malam.
Hari kedua diawali dengan melihat sunrise.
Bermain kano.
Lalu ke tempat pelestarian karang.
Disini
kami diajari tentang berbagai macam karang dan cara men-stek karang.
Karang ternyata hewan loh. Kemudian kegiatan yang ditunggu-tunggu, diving.
Pemandu diving saya punya kamera kedap air ^^
Banyak hal baru yang saya pelajari dari diving ini,
salah satunya adalah ekualisasi, yaitu teknik mengeluarkan udara dari
kuping, hal ini bertujuan agar kuping kita tidak sakit dengan adanya
tekanan laut. Ekualisasi dilakukan setiap kali kita menambah kedalaman
menyelam kita. Karena keterbatasan waktu kami pun kembali ke penginapan
untuk ISHOMA kemudian bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta.
Di perjalanan pulang, kami menyempatkan untuk melihat tempat penangkaran ikan.
Kemudian kembali ke Jakarta.
Sumber : ibun-bun