Sehubungan adanya tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab dan mengatasnamakan Kepala BKD Provinsi DKI Jakarta dan pejabat/pegawai dilingkungan BKD Provinsi DKI Jakarta dalam PENERIMAAN Tenaga Honorer Kategori II menjadi CPNS, dengan ini Saya menghimbau kepada seluruh Tenaga Honorer Kategori II untuk BERHATI-HATI DAN WASPADA terkait dengan modus permintaan sejumlah uang untuk memproses status kepegawaian.

Diinformasikan bahwa sampai dengan saat ini belum ada keputusan atau petunjuk dari Pemerintah Pusat terkait dengan proses penerimaan tenaga honorer kategori II menjadi CPNS Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk itu diharapkan kepada semua pihak ( Kepala SKPD/Pengelola Kepegawaian ) agar mengingatkan kembali kepada seluruh tenaga honorer kategori II tidak terpedaya oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang menjanjikan dapat membantu proses cpns tersebut.

Apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan penerimaan tenaga honorer kategori II menjadi CPNS, akan diumumkan secara terbuka kepada masyarakat melalui media massa dan website resmi: www.jakarta.go.id, bkddki.jakarta.go.id dan www.beritajakarta.com . Jika ada masyarakat /tenaga honorer kategori II yang menerima telepon atau dihubungi oleh oknum dengan modus kejahatan seperti tersebut di atas, agar tidak menanggapi tawaran tersebut dan silakan melaporkan ke pihak yang berwajib dan/atau ke BKD Provinsi DKI Jakarta (Telp. 021-3823033 atau email: bkdprov@jakarta.go.id).


 
BC8278D3-A189-4B02-AB9B-3D43E7A8AD07-3384-0000059653193416























When it comes to the thought of Jakarta, it can be easily described with “skyscrapers”, “traffic jams”, “pollution”, “dust”, and “dirty”. No pun intended, I am only stating the obvious. I was so amazed when I arrived to Tiger Island, while it is still technically part of Jakarta, it is yet so much of the opposite from what I just described above.
Tiger Island (Pulau Macan) is one of the smaller islands in part of the Thousands Island (Kepulauan Seribu) area.  We took a small speedboat on a Saturday morning from the Ancol Marina for about 1 hour 30 minutes ride to the island. The speedboat is able to take roughly 30 guests on the larger side. Our group at the time was only 21 guests excluding the boat crew.
Once we hit the 1-hour boat ride, I can start seeing the crystal clear blue ocean – more like a turquois color on the shallower part and onyx blue on the deeper part of the ocean. The line was prominent. The water is so clear that I can see the coral reefs and fishes down below from the boat. I thought I was in heaven.

When we arrived we were greeted by a buffet of food for breakfast. The lady-cook really knows what she is doing. Out of the whole 1 night stay in the island we had five amazing meals.  Everyone I know took seconds on their plate. We cannot stop complementing the lady-cook whenever she comes out from her kitchen to check up on the food.
Before I get into the lodging part, I do have to mention that Tiger Island is an eco-friendly island. One, they generate their own power from solar, and two, you will see many written notices on bathrooms to conserve/save water – Take quick showers and close the tap while shampooing or soaping. The room itself is not like a typical hotel brick-on-brick type of building. It’s a cottage-shack made out of raw woods and bamboos from the trees of the island. There is no proper wall to separate the “room”. Lastly do not even think about AC.
pulau macan13 pulau macan12 pulau macan11 pulau macan10 pulau macan15
We took the larger place called “Sunset Hut”. The shack itself can take 8 people, but we were there only for party of 5. There were 1 queen bed (for 2 people) and 4 single beds (for 4 people). There was still space available to add 2 more single beds for the 7th and 8th persons if we have more people. They provide us with 2 standing electric fans, a speaker stereo to plugin your iPod for your favorite music, and a water dispenser for drinks.
I also have to mention one thing about the bathroom situation. I believe our shack is the only one that has our own private bathroom right next to our shack. The other rooms/shack will have to use the shared-bathroom outside – there are about 6 shared- bathrooms throughout this small island. So if you have issues with the bathroom situation, you might have to take the Sunset Hut to get a private bathroom
Enough about the amenities, I want to get back to the sparkling blue water right in front of our shack.
pulau macan28 pulau macan27 pulau macan18 pulau macan30 pulau macan31 pulau macan05 pulau macan04 pulau macan02 pulau macan01 pulau macan06 pulau macan03
The deck right in front of our shack has a stairs that allows us to get into the water. We were in the water all day, swimming, kayaking and snorkeling. The water is warm that we could be there all day without getting wrinkles. The island provides all the water equipment for free. The beautiful ocean is in the horizon and by the late afternoon you were given this marshmallow-y sunset view right from your deck. One word: Amazing.
pulau macan36 pulau macan35 pulau macan34 pulau macan32 pulau macan33 pulau macan29 pulau macan24 pulau macan22 pulau macan19 pulau macan20 pulau macan21
Bottom line, I was very satisfied with the whole trip. It was one night to remember and I cannot wait to go back, perhaps with more people. The more the merrier. :)
pulau macan16 pulau macan07 pulau macan37 pulau macan38 pulau macan39
For more info and pricing please go to pulaumacan.com
xoxo, Sari Soepono

Sumber : 3soeponos



Okeh, lanjutan dari cerita di hari pertama sekarang cerita di hari kedua. Gw cerita malam hari di hari pertama dulu ya.. Setelah bakar2an seafood, kami ngomong lagi sama Pak Wawi rencana besok pagi mau ke pulau mana. Dan ternyata kapal perahunya ga ada yang siang, adanya yang pagi. Ohemmjiiiiiiiiiiiiiii......... Muka kami rada kecewa, bukan rada lagi kayanya tapi emang bener2 kecewa. Ahahaha. Akhirnya pak Wawi hubungin temennya yang bisa siang. Dan akhirnya pak Wawi menemukan teman yang berlayar ke Jakarta siang hari. Asyik banget bahasa gw, berlayarrr... Ahahaha. Setelah mendapat berita itu muka kami amat sangat bahagia sekali. Kayanya gw doang kali ya yang seneng banget. Lalu kami kembali ke home stay. Sampai di home stay, kami packing lalu cuci muka, cuci kaki, sikat gigi, bobo (unyuknyahhhhh). Lisa&Uwai tidur di kamar, gw&Maya tidur di depan tv. Seperti biasa, kuping gw sumpelin pake earphone dengerin mp3.


Pagi harinya kami bangun. Kayanya sekitar bunyi adzan subuh. Maya, Lisa,& Uwai sholat. Gw masih ngukur kasur. Abis itu gw teriak: "Ayo mandi!!!!!!!!!!! Mandi!!!!!!!!!! Siapa yang mandi duluan??!!!!!!!". Gw disuruh mandi duluan, gw ngeles dan berkata: "Gw kan mandinya cepet, dandannya juga cepet. Kalian dulu lah yang mandi..Gw kan biasaaaa belakangannn". Sebelum mandi, kami mengeluarkan dompet dan mulai hitung-menghitung biaya pengeluaran kami. Bagian ini menurut gw lucu, karna kaya main monopoli. Diputer2 uangnya dari siapa balik lagi ke siapa. Oh iya, biaya 2 hari 1 malam: home stay+snorckling+barbeque+ jalan2 ke pulau (Pulau Bira, Pulau Bulet, Pulau Kelapa Dua, Pulau Pramuka)+PP Muara Angke-Pulau Harapan+makan siang,malam,pagi Rp. 340.000,-. Setelah itu Lisa membuka HPnya dan ternyata sms dari Pak Wawi yang isinya adalahhhhhhhhh: "Kapal perahunya ga ada yang siang, jadi harus sudah ada di pelabuhan jam 7 pagi". Jrejejejejejejejejengggggggggggg. Langsung pada buru2, dan gw memberi jatah mandi setiap orang 5 menit. Gw paling hobi teriak2 setiap sisa menit. Lisa&Uwi udah selesai. Ehh ga lama pak Wawi datang, makin panik lah gw. Akhirnya gw sama Maya ke kamar mandi berdua, cuma sikat gigi sama cuci muka. Lalu sarapan pagi datang, kami minta makanannya dibungkus. Duh asli, semrawut banget pagi itu. Setelah gw&Maya udah selesai dengan seadanya, pak Wawi ngasih kabar lagi. Kapalnya ada yang siang, jadi nanti bisa ke pulau yang lain lagi, nanti pergi jam 8 pagi. Yahh elahhhh, akhirnya gw&Maya mandi beneran, mandi yang sesungguhnya, dan sarapannya ga jadi dibungkus. Tapi kami tetap aja ketawa. Ahahaha.

Jam 8 kami keluar dari home stay, sebelum pulang kami foto2 di home stay


lalu kami beli kerupuk ikan laut dulu di rumah ibu yang memasak makanan kami, harganya perbungkus Rp 5.000,-.  Ga semua sih yang beli cuma Lisa&gw. Emak2 banget yak gw. Abis itu kami menuju ke dermaga, dan sebelum ke dermaga kami minta tolong sama pak Wawi memoto kami di Pulau Harapan. Kami juga foto sama pak Wawi lohh dan yang mengambil foto kami adalah pak Igon, idolanya Lisa. 





Setelah berfoto2 kami naik ke perahu, kami diantar ke Pulau Kelapa Dua. Seperti biasa, gw duduk di kepala perahu sambil menjemurkan tubuh. Gw ditemenin sama pak Igon. Pak Igon cerita Pulau Kelapa Dua itu isinya suku Bugis semua, di sana ada penangkaran penyu dan kami boleh memegang penyu. Ga lama pak Igon ke belakang menemani pak Wawi. Dan gw memanggil dan meminta Maya duduk di kepala perahu sama gw. Dan mulai keisengan gw, mencari lagu untuk soundtrack selama perjalanan. Dan akhirnya kami menyanyikan lagu "Perahu Kertas" secara utuh, ahaha.  Dan sampailah kami di Pulau Kelapa Dua. Dan ternyata bener, semua bentuk rumahnya bener2 dari suku sana. Sayangnya ga gw foto, karna saking kagumnya liat wilayah itu. Ga biasa buat gw. Kami berjalan menuju ke penangkaran penyu. Seperti biasa lah ya, foto2 dulu. Ini dia foto di penangkaran penyunya. Ada yang takut waktu megang penyunya.. Siapakah dia?? Ga usah sebut merk lahh cukup kami aja yang tau.


















Setelah puas melihat dan memegang kura2 kami kembali ke perahu motor dan kami ga lupa ngucapin terima kasih sama bapak2 yang mengelola&merawat penyu2 ini. Dannnnnnnnn selanjutnya tujuan pulau terakhir kami adalah Pulau Pramuka, dari pulau itu kami langsung pulang ke Jakarta. Jarak dari Pulau Kelapa Dua ke Pulau Pramuka 1 jam. Lumayan banget. Di perjalanan kami berfoto2. Gw hanya sebentar duduk di kepala perahu, karna badan gw mau rebahan, leyeh2, ngungkang2 sikil. Kadang gw iseng masukin tangan ke laut sambil teriak2.









Ga terasa satu jam perjalanan, kami sampai ke Pulau Pramuka sekitar jam 11 siang. Kami turun dekat pelabuhan Pulau Pramuka, lebih tepatnya di depan Kantor Kecamatan. Sampai sana yang gw cari pertama adalah toilet. Ternyata kami lapar lagi, akhirnya kami mencari makanan. Ehhh nemu abang mie ayam. Gerobak mie ayamnya berada di depan rumah warga, kami ditawari untuk makan di teras rumah warga tersebut. Akhirnya kami makan di teras rumah tersebut, sekaligus ngadem. Kami membeli aqua botol 600ml harganya Rp. 3.000,- , masih standar harga minumannya. Yang ngagetin harga mie ayamnya Rp. 10.000,-. Maklum sih ya mahal, soalnya mie ayam asli Solo. Gerobaknya berlayar dari Solo ke Pulau Pramuka. Wuahahaha.







Setelah makan mie ayam kami mencari pak Wawi, pak Wawi ga ada di tempat kami turun. Lisa menelpon pak Wawi, ternyata sudah ada di depan Kabupaten Pulau Seribu. Kami berjalan ke kabupaten. Kami masuk ke perahu, kata pak Wawi berangkat jam 1 siang setelah sholat Jumat. Kami nanya pak Igon kemana, kata pak Wawi sholat Jumat. Sambil nunggu sampai jam 1 siang, kami foto2 di pulau ini.









Sholat Jumat udah selesai, pak Igon dateng. Kami langsung diantar ke kapal perahu yang akan mengantar kami ke Jakarta. Sampai kapal perahu, gw langsung ngomong ke pak Igon buat fobar. Inilah foto kami bersama pak Igon. Yang diidolakan Lisa. Kenapa Lisa mengidolakan pak Igon??? Karna selama snorckling, pak Igon yang selalu nemenin Lisa. So sweeeettttt. Ahahaha. Setelah fobar, kami bersalaman dan mengucapkan terima kasih kepada pak Wawi dan pak Igon karena sudah menemani kami dan mengajak kami ke pulau2. Kata mereka kalau ke sana lagi, kami akan disajikan ikan besar. Ahahaha. Baik banget mereka.


Setelah mengantar kami ke kapal perahu, pak Wawi dan pak Igon kembali ke Pulau Harapan.

Seperti biasa.... Sambil menunggu jam keberangkatan kapal perahu, kami foto2 dulu. 










Sekitar jam 1 siang, kapal perahu berjalan ke pelabuhan. Agak lama juga berhenti di pelabuhan. Kalau ga salah sekitar 45 menit. Setelah itu kapal perahunya jalan. Agak berat gw ke Jakarta, ahahaha. 



Di perjalanan gw iseng moto temen2 yang lagi tidur, cuma Lisa yang ga gw foto. Karna si Lisa pindah sementara ke deket colokan, ngecharge hp. Gw ga bisa tidur karnaaaaa biasalahhh kebelet BAK.




Ketika udah berada dekat2 Muara Angke, di perjalanan ujan. Agak serem ternyata kalau ujan di laut.


Dannnnnnnnnn akhirnyaaaaaaaaa sampai pelabuhan Muara Angke. Wahhh seneng banget gw, karna gw ngincer toilet, ahahaha. Agak egois gw pas turun dari kapal perahu, karna gw bener2 udah ga bisa nahan BAK. Ga bisa nolongin temen2 turun dari kapal perahu. Dan yak! Jalan berapa juta langkah, gw langsung ngibrit ke pom bensin. Ke pom bensin bukan karna mau isi bensin tapi nyari toilet. Keluar dari toilet ternyata udah ada Maya. Setelah itu kami naik angkot merah jurusan Muara Angke-Grogol tarifnya Rp. 5.000,- Dari terminal grogol kami berpisah. Uwai menunggu bus jurusan bekasi, gw&Lisa naik bus Trans Jakarta, dan Maya naik bus menuju rumahnya. 

Waktu di bus Trans Jakarta bau sangit banget kulit gw. Ya iyalah bau sangit, wong gw berjemur mulu di kepala kapal motor. Sampai rumah gw langsung rebahan dan bbm ke temen2 ngabarin klo gw udah sampe rumah dan bertanya sama mereka udah sampai rumah atau belum. Setelah rebahan langung mandi+keramas. Bahhh rasanyaaa segernyaaaa.... Maklum waktu di Pulau Harapan mandinya pakai air laut. 

Puji Tuhan banget selama pergi ke pulau ga hujan+badai. Waktu snorcklingpun cuacanya bagussssss bangetttt... Ga terlalu panas. Selalu dilindungi Tuhan :). Terima kasih Tuhan. Terima kasih juga kepada orangtua kami yang sudah mengijinkan perjalanan kami. Terima kasih Maya, Lisa, & Uwai karna ngebolehin gw gabung. Kata maya: "Dia mah ga usah gw ajak udah nawarin diri duluan". Bener banget kata Maya, si Maya cuma cerita mau pergi gw udah langsung ngomong ikut. Semoga tahun 2013 kita pergi2 lagi. Semoga tahun 2013 gw&Maya udah punya pasangan hidup. Amin.

Sumber : nuninglah




Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu