Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga secara alamiah bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman, baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya.

Sebagai suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut.

Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya.

Salah satu dari potensi tersebut atau sumberdaya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumberdaya terumbu karang ini dikaitakn dengan pengembangan wisata bahari mempunyai andil yang sangat besar. Karena keberadaan terumbu karang tersebut sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor termasuk sektor pariwisata.

Khusus mengenai terumbu karang, Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.

Mengenali Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.

Sebagai ekosistem terumbu karang sangat kompleks dan produkstif dan keanekaraman jenis biota yang amat tinggi. Variasi bentuk pertumbuhannya di Indonesia sangat kompleks dan luas sehingga bisa ditumbuhi oleh jenis biota lain.

Ekosistem ini adalah ekosistim daerah tropis yang memiliki keunikan dan keindahan yang khas, yang pemanfaatannya harus secara lestari. Ekosistem terumbu karang ini umumnya terdapat pada perairan yang relatif dangkal dan jernih serta suhunya hangat ( lebih dari 22 derjat celcius) dan memiliki kadar karbonat yang tinggi. Binatang karang hidup dengan baik pada perairan tropis dan sub tropis serta jernih karena cahaya matahari harus dapat menembus hingga dasar perairan. Sinar matahari diperlukan untuk proses fotosintesis, sedangkan kadar kapur yang tinggi diperlukan untuk membentuk kerangka hewan penyusun karang dan biota lainnya.

Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, mempunyai terumbu karang terluas di dunia yang tersebar mulai dari Sabang- Aceh sampai ke Irian Jaya. Dengan jumlah penduduk lebih dari 212 juta jiwa, 60 % penduduk Indonesia tinggal di daerah pesisir, maka terumbu karang merupakan tumpuan sumber penghidupan utama.

Disamping sebagai sumber perikanan, terumbu karang memberikan penghasilan antara lain bagi dunia industri ikan hias, terumbu karang juga merupakan sumber devisa bagi negara, termasuk usaha pariwisata yang dikelola oleh masyarakat setempat dan para pengusaha pariwisata bahari.

Kehidupan di Terumbu Karang

Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga eksosistim penting di daerah pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies dapt dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia Tenggara. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vertebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu karang bagi mereka adalah sebagai tempat bersarang dan memijah. Terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya tersebut memberikan tempat persembunyian yang baik bagi iakn. Di situ hidup banyak jenis ikan yang warnanya indah. Indonesia memiliki lebih dari 253 jenis ikan hias laut. Bagi masyarakat pesisir terumbu karang memberiakn manfaat yang besar , selain mencegah bahay abrasi mereka juga memerlukan ikan, kima kepiting dan udang barong yang hidup di dalam terumbu karang sebagai sumber makan dan mata pencaharian mereka.

Fungsi dan Manfaat Terumbu Karang

Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata dan manfaat serta terumbu karang adalah:
  1. Proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini.
  2. Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita.
  3. Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia, dengan luas sekitar 600.000 Km persegi.
  4. Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
  5. Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian.
  6. Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah serti kima raksasa dan penyu laut.
  7. Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove
  8. Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 - 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
  9. Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatn mereka bertambah
  10. Terumbu karang potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia
Melanggar Hukum

Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia, merupakan tindakan inkonstitusional alias melanggar hukum. Dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3 dinyatakan, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasarn yuridis dan sekaligus merupakan arah bagi pengaturan terhadap hal yang berkaitan dengan sumberdaya terumbu karang. Selain itu salah satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah menetapkan terumbu karang sebagai sistem ekologi dan penyangga kehidupan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan pembangunan berkelanjutan. Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam yang ada di Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan - peraturan, di antaranya:
  1. UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.
  2. UU RI No. 9/1985. Tentang perikanan.
  3. UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem.
  4. UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan.
  5. Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan.
  6. Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Laut.
  7. Surat edaran Menteri PPLH No. 408/MNPPLH/4/1979, tentang larangan pengambilan batu karang yang dapat merusak lingkungan ekosistem laut, situjukan kepada Gubenur Kapala Daerah, Tingkat I di seluruh Indonesia.
  8. Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan No. IK.220/D4.T44/91, tentang penangkapan ikan dengan bahan/alat terlarang - ditujukan kepada Kepala Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia
Sumber : zoloyankey
 
Dikutip dari booklet "Krisis Laut dan Kawasan Pantai". Sebuah booklet yang didedikasikan untuk relawan Peugleh Pasie Aceh.
“… tahun 2048 seluruh usaha perikanan akan lumpuh total … ”
Laut kita saat ini sedang menghadapi ancaman serius. Kerusakan ekosistem laut terus terjadi baik di lautan Artik di kutub utara hingga ke lautan Antartika di kutub selatan bumi. Ini terjadi disebabkan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang tidak ramah lingkungan dan juga oleh dampak perubahan iklim yang semakin nyata kita rasakan.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa pada tahun 2048, seluruh usaha perikanan akan lumpuh total jika tidak dilakukan perubahan yang mendasar cara kita mengelola potensi kelautan dan perikanan dunia. Sejak 1900-an hingga kini, banyak jenis ikan populasinya telah menurun drastis hingga tersisa hanya sebesar 10% saja (overfishing). Sebaliknya, populasi penduduk dunia dalam era 1800 s.d. 1900 naik dari 2 ke 2,8 milyar dan dari 1900 s.d. 2010 telah meningkat menjadi 6,8 milyar jiwa. Diperkirakan pada tahun 2050 penduduk dunia akan mencapai 10 milyar jiwa. Bila prediksi ilmuwan benar maka negara-negara yang sangat bergantung dengan sumberdaya ikan akan mengalami krisis sosial, ekonomi dan lingkungan yang parah, terutama di negara-negara berkembang.
Sebagai gambaran, masyarakat di negara-negara berkembang (developing countries) sangat tergantung dengan sumberdaya ikan sebagai asupan protein utama sehari-hari mereka dibandingkan dengan masyarakat di negara-negara maju (developed countries). Contohnya, sumberdaya ikan memberikan 29% asupan protein untuk masyarakat di Asia dan hanya 7% untuk masyarakat di Amerika Serikat.

Cara Penangkapan Merusak
Dampak

Bom
Potassium Sianida
Jaring/Trawl
Rawen
(Longline Fishing)
Kehancuran ekosistem terumbu karang

X
X
X

Penghilangan tiga generasi ikan sekaligus

X
X
X

Penangkapan sia-sia

X
X
X
Pemusnahan jenis hayati penting untuk keseimbangan ekosistem laut

X
X
X
X
Ironinya lagi, banyak regulasi dimasing-masing negara maupun kesepakatan internasional yang melarang penangkapan ikan yang merusak hanya menjadi peraturan di atas kertas, tidak terwujud di laut. Kenyataan ini menyebabkan penangkapan yang merusak semakin merajalela. Disamping itu, overfishing dan destructive fishing juga dipicu dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap sumberdaya ikan, terutama di Asia, dimana banyak negara sedang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat dalam dua dekade terakhir. Namun paling mendasar dan mengakar dari semua penyebab itu adalah keserakahan dan paradigma yang lebih mementingkan kebutuhan jangka pendek.
Bila penangkapan yang merusak terus berlangsung, maka masyarakat dunia, terutama Asia dan yang hidup dikawasan pesisir lainnya seperti halnya Aceh akan menghadapi krisis perikanan dengan hilangnya matapencaharian dan sumberdaya makanan utama”.

Spesies baru kuda laut berhasil ditemukan. Kuda laut ini unik sebab berukuran hanya beberapa milimeter. Selain itu, spesies baru ini juga tidak memiliki struktur sirip di bagian dorsal atau punggung.
Spesies baru kuda laut ini dinamai Hippocampus paradoxus. Keberadaannya baru disadari setelah spesimen kuncinya disimpan lebih dari satu dasawarsa di South Australian Museum di Adelaide.

Ralph Foster, manajer koleksi di museum tersebut, mengatakan, "Spesies ini diketahui dari sebuah spesimen yang telah berada di museum sejak 1995. Saya menemukannya di rak pada 2006 dan menyadari ada yang tidak biasa."

Foster kemudian menganalisis dengan menggunakan CT Scan untuk mendapatkan citra tiga dimensi rangka hewan itu. Cara ini biasa digunakan ilmuwan untuk menentukan karakteristik taksonomi penting berdasarkan sistem rangkanya.

Setelah menganalisis, Foster menentukan bahwa spesimen tersebut memang spesies baru kuda laut. Spesies ini unik sebab berukuran mini, hanya beberapa milimeter, serta tidak memiliki sirip dorsal atau punggung.

"Penelitian membedakan dengan jelas spesimen dari semua spesies kuda laut yang ada," kata Foster. Karena itu, spesies ini dinamai paradoxus sebab ciri-cirinya aneh dan kontradiktif dengan spesies-spesies lain.

"Spesies ini mungkin tidak pernah atau setidaknya jarang ditemukan sebelumnya," tutur Foster. Hal itu mungkin berkaitan dengan habitat spesies yang terpencil ataupun minimnya survei.

Kedalaman tempat spesimen ini ditemukan termasuk zona Mesophotic. Zona tersebut biasanya di luar jangkauan scuba diver, yang biasanya menjadi pihak pertama yang mengetahui kemungkinan adanya spesies baru.

"Dugaan saya, kemungkinan spesies ini umum pada habitat pilihannya. Namun, dibutuhkan syarat-syarat sangat spesifik untuk membuatnya terdistribusi merata, kecuali Anda menemukan habitat tepat," ucap Foster.
Saat ini telah ditemukan 230.000 jenis kehidupan laut, termasuk kuda laut. Jumlah tersebut diperkirakan hanya 30 persen jumlah sebenarnya. Ilmuwan menduga banyak spesies akan punah sebelum ditemukan sebab banyak laut telah dirusak.

"Kuda laut adalah hewan yang sangat sensitif terhadap polusi dan kerusakan habitat. Bisa jadi jenis yang baru diidentifikasi sudah punah dari alam liar," kata Chris Brown dari Weymouth Sea Life Park.

Eksploitasi berlebihan tanpa diikuti dengan pelestarian jangka panjang pada terumbu karang meningkatkan resiko kepunahan terumbu karang. Laporan Lembaga Sumber Daya Dunia (WRI) di Washington berikut 25 organisasi lainnya meramalkan bila kondisi itu tidak mengalami perubahan maka di tahun 2050 mendatang, terumbu karang dunia akan punah.

WRI juga menyebutkan terumbu karang yang membentang dari Samudera Hindia, Australia hingga Karibia merupakan kawasan terumbu karang yang paling bersiko punah. Di kawasan itu sebagian besar negara mengekploitasi terumbu karang guna kegiatan ekonomi konsumtif.

Jane Lubchenco, peneliti dari US National Oceanic dan Atmospheric, mengatakan perubahan iklim ditambah ancaman dari daratan seperti bergerakan lempeng bumi dan lainnya serta tekanan dari lautan berupa badai atau tsunami menyebabkan resiko signifikan terhadap keberlangsungan hidup terumbu karang." Kondisi ini mutlak membutuhkan gerak cepat terutama dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan karbondioksida guna mencegah situasi yang mengerikan menimpa terumbu karang," papar dia seperti dikutip Dailymail, Kamis (24/2).

WRI juga menyebut Emisi karbon dioksida dari konsumsi bahan bakar berkontribusi membuat lautan lebih asam, yang menghalangi pembentukan karang. Selain itu, suhu permukaan laut lebih hangat menyebabkan pemutihan karang.

Penyebab lainnya yang juga berbahaya bagi terumbu karang adalah aktivitas manusia seperti penangkapan ikan secara berlebihan, metode penangkapan ikan yang merusak seperti menggunakan bahan peledak atau racun, limbah kimia dari pertanian, minyak tumpah, kapal yang menyeret jangkar dan rantai di terumbu serta aktivitas pariwisata berkelanjutan.

Lebih dari 275 juta orang di dunia bertempat tinggal berjarak 18 mil dari terumbu karang. Padahal do lebih dari 100 negara, terumbu karang melindungi daratan lebih dari 93.000 mil dari garis pantai.

Laporan ini juga mengidentifikasi 27 negara - sebagian besar di Karibia, Pasifik dan samudra India - diramalkan mengalami masalah sosial dan ekonomi jika terumbu karang rusak atau hilang. Di antara 27 negara, sembilan negara seperti Komoro, Fiji, Grenada, Haiti, Indonesia, Kiribati, Filipina, Tanzania dan Vanuatu, merupakan negara dengan terumbu karang yang paling rentan punah.

Lauretta Burke, salah seorang Peneliti WRI mengatakan situasi ini merupakan ancaman sempurna. Menurut dia, situasi ini adalah fase sangat kritis bagi sistem ekologi kelautan dunia.

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

Intro dulu sebelum masuk ke cerita gue,,
Pesona Kepulauan Seribu
Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan salah satu perwakilan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak kurang lebih 45 km sebelah utara jakarta dan mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena keanekaragaman jenis dan ekosistemnya yang unik dan khas.
kondisi sumber d
aya alam di Pulau Seribu meyimpan beribu potensi, terutama di sektor perikanan dan sektor pariwisata. Kegiatan wisata bahari telah dikembangkan di Kepulauan seribu, seperti pemancingan, rekreasi laut dan pulau, sepeda air, diving (penyelaman), selancar angin dan snorkeling.

setiap pulau dari deretan kepulauan seribu ini memiliki ciri khasnya masing-masing seperti di pulau pramuka yang dijadikan pelestarian dan penangkaran penyu sisik yan
g dirintis sejak tahun 1984. semula dilakukan di pulau semak daun dan sekarang dilanjutkan di pulau pramuka. masih banyak pesona lain yang ditawari oleh gugusan kepulauan seribu yang sayang untuk dilewatkan.

Snorkeling
Kehidupan bawah laut menyajikan berbagai macam pemandangan yang mengaggumkan serta indah untuk disaksikan.
Snorkeling dapat dimasukan ke dalam kategori olahraga selam yang artinya bertahan di bawah air tanpa alat bantu pernapasan. olahraga ini banyak menarik minta pecinta laut bukan hanya sekedar menikmati indahnya pemandangan bawah laut yang amat menakjubkan, melainkan juga untuk tujuan mulia yaitu menjaga dan melestarikan kekayaan biota laut. kini bukan hanya para pecinta laut saja yang dapat dengan mudah bersorkeling ria di berbagai laut yang mempesona, namun para pemula pun telah banyak melakukan olahraga ini untuk sekedar mencoba bagaimana bersnorkeling untuk mentafakuri alam dan menyadari kebesaran dan keagungan tuhan.
**taken from coral adv.bulletin

jadi, sebelumnya dari beberapa bulan yang lalu, gue dan temen2 kelas mau nyari acara untuk liburan kali ini, gak mau yang basi, gunung, akhirnya kita bertujuan ke pantai/laut.
cari sana cari sini, ternyata di kampus udah ada EO untuk acara kelaut gitu,namanya Coral e.o.
content nya begini ;
homestay di pulau pramuka selama 3 hari dua malam

makan pagi makan siang makan malem
acara BBQ

transport dari muara angke ke pulau pramuka (kira2 makan waktu 2,5 jam)
yang pasti, all of the snorkeling equipment!!

day 1

janjian di museum mandiri kota, jam 6 pagi, dan gue sampe sana jam 5.30, kecepetan banget. dari situ kita ngmpul sama temen2 lain yang berjumlah kurang lebih 20 orang sudah termasuk sama panitianya, berangkat kita naik angkot carteran menuju muara angke yang pasar ikan dan super bau+becek, langsung menuju ke kapal angkutnya, jangan dibayangin kita bakal naik speed boat yak, kita naik kapal angkut yang kayu gitu dan brisik banget mesinnya. gue n temen2 memutuskan untuk naik di atas aja, karena banyak angin, kalau di dalem, katanya suka mual. sip deh. sampe di pulau pramuka sekitar jam 10.30, kita langsung makan siang, dan setelah itu fitting alat snorkeling,


fin gue masuk 38 (agak lecet sih sebenernya),




masker ok




dan snorkle ok


sip, berangkat ke baliho, salah satu spot awal snorkeling kita, baliho itu seperti dermaga kecil di tengah laut. dermaga nya sendiri terpasang diatas laut yang kedalamannya mungkin sekitar 4-6 meter, dah ha

nya beberapa meter dari dermaga itu, laut dangkal yang hanya 1 meter-an,awalnya sih sempet panik, soalnya langsung nyemplung ke laut tanpa napak, tapi lama2 ko enak jg yah, hmm... pertama liat ke dasar laut, wuik, banyak bulu babi! tapi gak papa karena kan jauh di bawah. disitu, kita dibagi kelompok2, masing grup 5 orang, dan instruktur gue namanya dewi, diajarin caranya terbiasa nafas pake mulut, duck dive dan water tapper, sebenernya sih ada satu lagi yang ketinggalan,belajar equalizing, supaya telinga gak sakit ketika duck dive lebih dari 3 meter, tapi mungkin dia lupa kali yaa, ya sudahlah toh duck dive gue gak pernah lebih dari 3 meter, hehehe... tempat nya lumayan, tapi gak banyak karang dan ikan hias, karena ini

mungkin area belajar awalan snorkeling. selesai pulang, sekitar jam 5an, udah di homestay.. istirahat, dan b
eberapa games kecil serta evaluasi, bobok deh, buat siapin stamina besok.


day 2
jam 8 udah mulai fitting alat lagi, trus berangkat snorkeling ke spot 1 snorkeling, daerah2 lautnya pulau semak daun gitu, disitu kedalaman berhentinya kapal sekitar
15-20 meter, tapi gak jauh dari situ, yang spot snorkeling kita cuma sekitar 5-6 meter, jadi sangat bisa ngeliat yang indah

2, satu kata, KEREN!! tambah deh, BANGET! di bawah laut, macam2 terumbu karang berwarna warni, banyak bintang laut, ada juga bulu babi, gue baru tau, ternyata bulu babi adalah indikator dari tingkat penceraman air laut, ini kata ka'rudal, yang punya EOnya.

trus untuk snorkeling di spot ini, harus berpasang2an, istilahnya buddy, masing2 orang punya buddy sendiri2, buddy gue temen gue sendiri, Lian, saking asiknya nikmatin bawah laut, gak taunya kita udah jauh banget dari kapal, pas kapal udah keliatan kecil, :

"Lah, Li, kayanya kapalnya dah kejauhan deh ma kita"
"iya?? oia.."
"trus gimana nih..?"
"Bodo ah, lanjut aja yuk,,"
"....?!"
berdualah snorkeling tanpa arah, dan akhirnya k'rudal dateng narikin kita yang kejauhan maennya,hehe, maap ye kak, terlalu menikmati sih. abis dari situ, kita ke pulau semak daun, subhanallah, di pu
lau yang gak berpenghuni ini lautnya lebih bagus lagi, pantainya bersiiih banget, yeah, walopun ada beberapa sam
pah momogi yang dibuang orang gak bertanggung jawab, huh!disini, kita makan siang n games d
ulu (kenapa sih harus ada games, gak full snorkeling, gue agak protes nih). soalnya buang2 waktu banget, dan hasilnya bener kan, area snorkeling kita yang ketiga, yaitu APL (Area Perlindungan Laut) gak seru banget, arus udah mulai kenceng, yang berakibat, udah berenang kaya apa juga tetep aja gak bergerak, alhasil yang ada balik lagi ke arah kapal, pegel pula, akhirnya gue sama buddy gue bener2 berjuang, sampe keringetan =(.
sampe ke arah yang gak tentu. gue coba duck dive gitu, cuma dapet sekitar 2 meteran, soalnya keliatan ada anemon di bawah:
"'Li, liat ke bawah, kayanya ada anemon deh tuh"
"oia ia! warna merah muda gitu kan?"
"Iya.."
eh gak lama, guide kita yang gak jauh dari situ bilang
"Bukan mba, itu bukan anemon, tapi soft coral, agak mirip sih"
"......." jadi malu gue
"Mau ke sarang anemon gak??"
kompak gue ma lian ;"Mauuuuu...!!"
ditarik lah kita kesana, lumayan jauh, ada 10 meteran lagi, karena ditarik ini jadi gak perlu susah2 ngayuh deh,
thanx lot mas rohidin. sampe diatas sarang anemon, dia duck dive bentar, dan ngangkat anemon yang terpisah dari koloninya, wuih, kereeeen banget, soalnya disitu banyak anemon warna warni
gitu, tapi sayang banget, kita gak ketemu sama clown fish (Nemo) nya, hix hix... gak papa, yang penting, kita udah pernah megang anemon, hhehe..

pulang dari situ, agak gak enak sih, soalnya banyak yang gak bisa enjoy dengan keadaan arus yang cukup kencang.


ini masih di pantai pulau semak, lautnya beniiiing boo
day 3
maunya sih snorkeling lagi pagi2 tapi keputusan malem sebelumnya, kita mau kepenangkaran penyu, penangkaran kupu2 dan Pulau Panggang. oh ya info aja, Pulau Panggang itu merupakan pulau terpadat di dunia
berdasarkan skala luas pulau dan penduduk yang menempatinya, bener aja, pas gue mampir kesana, 1 meter pun gak ada area yang kosong.
padet abis!
oke, dari awal dulu,kita mulai keluar jalan2 jam 8 pagi, sesudah sarapan, menuju ke penangkaran penyu yang ada di pulau pramuka. gue kira tempatnya kaya apaaa gitu yang luas dan banyak kolam2 penyu nya, tapi ternyata satu area yang gak terlalu luas, di dalam kandang gitu, dan ada beberapa kolam seperti bath tube besar, ada sekitar 8 kolam, dan gak semuanya diisi, di tempat ini ada spot telur2 penyu yang belum menetas, kolam penyu yang berumur 7-10 hari, penyu yang umurnya hitungan minggu sampe penyu umur 6 tahun yan
g mengalami kecacatan cangkang. kasian banget deh. sayang gue gak ngambil gambarnya. abis puas ngasih makan penyu dan pastinya >foto2<>ditempat transplantasi, berupa keramik tanah kecil dan diikuti perkembangannya sama yang jaga disitu, dan kita pun bisa memantau dari jauh, misalkan lewat telfon, " Hallo, bagaimana anak ku, baik2 saja..." gitu, dan ketika waktunya udah tiba,
kita bisa memindahkan sndiri terumbu karang yang sudah beberaa sentimeter tingginya ke lautan, gitchu,,,lumayan seru..
sense of belonging to the sea and nature, really, i love the sea

please, dont ever junk the sea.

nikmatnya kalo lagi di pinggir pantai, memandangi sunset, mentafakuri alam sambil denger lagu morcheeba ini..subhanallah


Flocking to the sea
Crowds of people wait for me
Sea gulls scavenge
Steal ic
e cream
Worries vanish
Within my dream

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

Fishing boats sail past the shore
No singing may-day any more
The sun is shining
The Water's clear
Just you and I walk along the pier

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

A cool breeze flows but mind the wasp
Some get stung it's worth the cost
I'd love to stay
The city calls me home
More hassles fuss and lies on the phone

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control with you,
And living, living,
And I, living, by the sea
**MORCHEEBA_THE SEA**

Sumber : thyaonly 

 
Hiu memiliki sistem navigasi internal yang memungkinkan mereka menentukan tujuan akhir dalam kurun 30 mil. Hiu juga memanfaatkan medan magnet bumi.
Ilmuwan di Florida Museum of Natural History menemukan bahwa gerakan hiu menetapkan tujuan dengan tepat melibatkan kemampuan pemindaian hiu berdasarkan memori yang tersimpan dari perjalan sebelumnya.
"Penelitian kami menunjukkan hiu memiliki penentuan lokasi dengan sangat tepat. Secara sederhana, mereka tahu harus pergi ke arah mana," ujar ilmuwan Yannis Papastamatiou. Banyak orang yang mampu berjalan dengan tujuan 3,7 hingga lima mil namun bayangkan itu terjadi pada jarak yang lebih jauh di laut pada malam hari.

“Siapapun yang sering menyelam tentu memahami bahwa berada di bawah laut tanpa kompas sangatlah sulit. Namun, kemampuan ini kami temui pada hiu harimau,” kata Papastamatiou lagi.

Hiu mampu mendeteksi 30 mil dengan melihat bentuk gerakan dari skala spasial yang berbeda. Inilah cara menggabungkan jarak dan panjang relatif secara sederhana.

Ilmuwan juga menemukan hiu dewasa memiliki kemampuan navigasi yang lebih baik dari hiu remaja. ini berarti kemampuan pemetaan tersebut dibangun sejalannya waktu.

Kekuatan indrawi hiu memang legendaris. Hewan tersebut juga mampu mendeteksi konsentrasi bahan kimia sekecil apapun dalam air, frekuensi suara rendah hingga ratusan meter serta memanfaatkan medan magnet.

Penelitian terbaru dipublikasikan di Journal of Animal Ecology.


Salah satu isu yang disepakat dalam pertemuan APEC ketiga dan dimuat dalam Deklarasi Paracas adalah isu kelautan terhadap keamanan pangan. Salah satu jenis ikan yang permintaan mengalami peningkatan secara signifikan adalah ikan karang hidup (seperti ikan kerapu), terutama pasar internasional. Sementara itu, perdagangan ikan karang hidup secara berkelanjutan merupakan salah satu komponen penting di dalam melaksanakan keamanan pangan. Disampaikan Dr.Gellwynn Jusuf selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan sekaligus Lead Shepherd-APEC Fisheries Working Group pada saat membuka secara resmi workshop internasional bertajuk "market-based improvement on live reef fish food trade" di Hotel Sanur Paradise, Bali hari ini (1/3).

Lebih lanjut Gellwynn menyampaikan bahwa pengaturan perdagangan ikan karang hidup harus dilakukan dengan pendekatan yang konperhensif untuk meyediakan akses masyarakat terhadap pangan, perdagangan, keamanan lingkungan dan keberlanjutan sumberdaya. Keberadaan lingkungan "sehat" diyakini dapat meningkatkan populasi dan kelangsungan ikan karang. Harga ikan karang hidup di pasaran jauh lebih tinggi dibandingkan ikan sejenis yang telah diolah, bahkan ikan karang hidup dari alam lebih banyak diminati dibandingkan ikan karang hasil budidaya. Untuk itu, forum kerjasama ekonomi Asia Pasifik (APEC) sangat berperan dalam menyelaraskan perdagangan ikan karang hidup secara lestari, mengingat sebagian besar yang terlibat dalam perdagangan ikan karang hidup adalah anggota APEC, tegas Gellwyn.

Sementara itu, Dirjen P2HP, Dr. Victor Nikijuluw dalam sambutannya yang disampaikan Sesditjen P2HP, Dr. Syafril Fauzi menekankan pentingnya dukungan dan kolaborasi dunia internasional dalam penyelamatan kelestarian ikan karang hidup, khususnya dalam hal pengaturan perdagangannya. Menurutnya, saat ini kelestarian perdagangan ikan karang hidup terancam karena beberapa hal, yaitu: praktek penangkapan ikan ilegal dan destruktif (bom, sianida dll), penangkapan ikan berlebih (over fishing), menangkap ikan berukuran kecil, dan tingginya permintaan ikan karang hidup dari alam serta anaknya yang setiap tahun mengalami peningkatan. Forum ini diharapkan dapat mengatur mekanisme perdagangan ikan karang hidup sehingga keberlanjutan sumberdaya ini terjaga.

Permintaan ikan karang hidup sejak tahun 1998 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini memberikan dampak serius terhadap kelestarian ikan karang hidup. Saat ini, Hongkong tercatat sebagai importir utama komoditas ikan karang hidup, dengan nilai sekitar Rp 1,4 triliun pada tahun 2008 dan Indonesia menjadi salah satu negara eksportir terbesar ke negara tersebut, yakni sebesar 25 persen atau masih dibawah Filipina yang berkontribusi sebesar 28 persen.

Penyelenggaraan workshop dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan sekretariat APEC dan organisasi lingkungan hidup World Wildlife Fund (WWF). Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari (1-3 Maret 2011) dihadiri oleh 122 peserta dari 12 negara anggota APEC, yaitu: Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Thailand, Vietnam, Peru, Rusia, Filipina, Hongkong, Australia, Papua Nugini, dan Malaysia. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama dari para anggota APEC mengenai pentingnya pengelelolaan perdagangan ikan karang hidup secara berkelanjutan, disamping bertukar pengalaman para negara anggota sehingga dapat menjadi proses pembelajaran negara lainnya.

Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, (HP. 0811836967)

Seorang nelayan menebar jala untuk menangkap ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menuding para pengimpor ikan beku ilegas jadi penyebab meruginya nelayan lokal.

Sejak perjanjian pasar bebas ASEAN-China, ikan terlalu mudah untuk diimpor. Harga ikan lokal tidak dapat bersaing dengan ikan impor yang lebih murah 30%. Kementerian akan keluarkan peraturan pelarangan impor ikan jenis tertentu.
Hutan mangrove
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa mangrove memberi sumbangan sangat potensial untuk mengurangi emisi karbon dibanding hutan hujan tropis. Masalahnya, mangrove terus mengalami kerusakan dengan cepat di sepanjang garis pantai, sejalan dengan persoalan emisi gas rumah kaca.

Para ahli dari Center for International Forestry Research (Cifor) dan USDA Forest Service menekankan perlunya hutan mangrove dilindungi sebagai bagian dari upaya global dalam melawan perubahan iklim.

"Kerusakan mangrove saat ini sudah pada tingkat yang menghawatirkan. Ini harus dihentikan. Penelitan kami menunjukkan bahwa hutan mangrove mempunyai peranan kunci dalam strategi mitigasi perubahan iklim," kata Daniel Murdiyarso, peneliti senior dari Cifor, Selasa (5/4/2011) malam.

Daniel mengemukakan, pada 15 -20 tahun lalu, luas hutan mangrove Indonesia masih sekitar 8 juta hektar. Saat ini diperkirakan tinggal 2,5 juta hektar.

Cifor mengungkapkan, sebuah studi yang dipublikasikan pada 3 April 2011 dalam Nature GeoScience, para ahli mengukur cadangan karbon dalam hutan mangrove berdasarkan atau luas areal wilayah Indo-Pasifik. Tidak ada studi selama ini yang mengintegrasikan pentingnya mengukur total cadangan karbon mangrove berdasarkan geografi atau luas wilayah hutan mangrove.

Dari hasil-hasil tersebut, para ahli mengestimasi bahwa tingkat pembusukan dan penguraian di hutan mangrove lebih cepat daripada hutan di daratan. Sebagian besar karbon disimpan di bawah hutan mangrove, yang dapat dilihat, yakni antara tanah dan air.

Mangrove hidup sepanjang pantai dari sebagian besar laut-laut utama di 188 negara. Sebanyak 30 sampai 50 persen berkurangnya mangrove sepanjang setengah abad lalu telah menimbulkan ketakutan. Sebab, bisa jadi mangrove akan punah seluruhnya dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun.

Kelanjungan mangrove juga terancam oleh tekanan pertumbuhan kota dan pembangunan industri, sebagaimana ancaman dari pertumbuhan tambak atau fish farm yang tidak terkendali.

"Saat ini belum ada kesadaran akan bahaya kehilangan mangrove bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Sehingga, setiap pemerintah harus ditekan agar menyadari pentingnya dan membuat kebijakan yang dapat melindungi hutan mangrove," kata Daniel.

Sumber : Kompas Indonesia
Sir Richard Branson Ddan eksplorer Chris Welsh (kiri) saat konferensdi pers di Newport Beach, California, Selasa (5/4/2011) memperkenalkan jet dasar laut berpenumpang tunggal untuk menjelajahi palung dalam.



Siapa saja yang mengenal Sir Richard Branson tidak akan kaget dengan kabar teranyar ini. Setelah merintis wisata murah ke luar angkasa lewat Virgin Galactic, salah satu pengusaha terkaya dari Inggris itu kini bermimpi bisa menyediakan jet dasar laut untuk membawa pengalaman baru ke tempat yang sulit dijamah.

Branson menamakan proyek barunya sebagai Virgin Oceanic. Nama itu selaras dengan maskapai penerbangannya yang bernama Virgin Atlantic dan proyek wisata luar angkasa Virgin Galactic. Ia memperkenalkan kendaraan yang disebut jet dasar laut yang akan digunakan Virgin Oceanic.

"Kapal sepanjang 18 kaki (5,5 meter) ini bisa menyelam hingga kedalaman 11 kilometer di bawah permukaan laut," kata Branson memperkenalkan jet dasar laut yang dikembangkan Virgin Oceanic pada konferensi pers di Newport Beach, California, Selasa (5/4/2011) waktu setempat.

Kendaraan tersebut berpenumpang tunggal. Branson mengatakan, jet dasar laut Virgin Oceanic sanggup membawa pengendaranya selama seharian di dasar laut dalam. Ia memperkirakan, biaya untuk sekali perjalanan ke palung dasar laut sekitar 10 juta dollar AS (sekitar Rp 86 miliar).

Virgin Oceanic akan melakukan lima kali penyelaman dalam dua tahun ke depan. Sasaran pertama adalah mendekati Palung Mariana di Samudra Pasifik pada kedalaman 36.000 kaki atau sekitar 11 kilometer dari permukaan laut. Branson berencana melakukannya sendiri pada kesempatan kedua ke Palung Puerto Rico di Samudra Atlantik. Daerah lain yang akan dikunjungi adalah Molloy Deep di Laut Arktik, Kutub Utara, Palung South Sandwich, dan Diamantina di Laut Hindia.

"Di sana banyak sekali yang bisa diekplorasi. Begitu banyak yang bisa ditemui," kata Branson. Ia berharap terobosan yang dilakukannya bisa turut menyumbang ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia di masa depan.

Karang Karimujawa

Pakar ilmu kelautan Universitas Diponegoro Semarang Prof Agus Sabdono mengatakan bahwa kerusakan terumbu karang di perairan Karimunjawa disebabkan suatu penyakit misterius.

"Terumbu karang yang terserang penyakit itu akan berubah warna menjadi merah muda dan dalam waktu antara 2-3 bulan akan mati. Ini yang tengah kami teliti saat ini," katanya di Semarang, Senin.

Agus yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip itu menjelaskan terumbu karang yang terkena gejala menyerupai itu sebenarnya pernah ditemukan di perairan India.

Ia mengatakan gejalanya hampir sama, yakni terumbu karang berubah warna menjadi merah muda, namun di India polanya hanya garis-garis di terumbu karang, sementara di perairan Karimunjawa menyeluruh.

"Luasan terumbu karang yang terkena penyakit itu sudah cukup besar. Saya tidak ingat persis angkanya, namun terumbu karang berpenyakit itu banyak ditemukan di sebelah Utara Pulau Sambangan, Pulau Karimunjawa," katanya.

Selain penyakit itu, kata dia, pihaknya juga menemukan berbagai penyakit lain yang menyerang terumbu karang, seperti `white plaque tipe I`, `tipe II`, `tipe III`, dan `black bone disease`," katanya.

Menurut dia, penyakit yang menjangkiti itu juga bisa membuat terumbu karang berubah warna, seperti "white plaque" membuat warna berubah putih atau "black bone disease" membuat terumbu karang menghitam.

"Kalau penyakit-penyakit ini biasa ditemukan di terumbu karang, namun untuk yang membuat warna terumbu karang berubah merah muda itu belum pernah ditemukan. Namun, penyebabnya karena bakteri," katanya.

Ia menjelaskan bahwa penyebab berbagai penyakit yang menyerang terumbu karang itu karena bakteri, diperparah dengan tekanan alam, termasuk pencemaran yang semakin memperlemah sistem pertahanan diri terumbu karang.

"Serangan bakteri ini terjadi mulai level molekuler, sel, hingga ke jaringan terumbu karang sehingga dalam waktu cepat akan membuat terumbu karang mati," katanya.

Penyakit yang menyerang terumbu karang itu, kata dia, tentunya merugikan, karena terumbu karang memiliki berbagai fungsi, seperti obat-obatan, bahan budi daya, dan pencegah terjadinya abrasi pantai.

"Untuk hewan-hewan laut lainnya, terumbu karang juga menjadi sumber makanan dan tempat hidup, seperti udang-udangan, kerang-kerangan, oktopus, dan rumput laut," katanya.

Karena itu, Agus mengatakan pihaknya tengah meneliti langkah untuk membasmi penyakit tersebut dan mengembalikan kondisi dan fungsi terumbu karang secara baik seperti sedia kala.
Budidaya kerapu merupakan salah satu upaya untuk mencegah pengambilan ikan karang tersebut secara langsung di alam. Namun, budidaya yang tidak efisien juga tetap bisa merusak ekosistem terumbu karang.
Demikian dikatakan Direktur Eksekutif LSM Mitra Bentala Herza Yulianto dalam acara Media Trip bersama WWF pada hari Senin (18/4/2011) di Lampung. Ia mengatakan, kerapu biasanya dibudidayakan di keramba apung di laut lepas yang kadang berada di wilayah yang terumbu karangnya masih bagus. Dengan demikian, kondisi lingkungan keramba secara langsung berpengaruh terhadap ekosistem terumbu karang.

Herza mengungkapkan, potensi kerusakan berasal dari material sisa budidaya. "Untuk kerapu, dampak limbahnya bisa lebih kritis karena langsung kontak dengan lingkungannya," ungkap Herza.

Akumulasi sisa pakan, misalnya, bisa mengendap di dasar laut dan terumbu karang. Sisa pakan bisa berubah menjadi zat racun dan mengakibatkan pemutihan terumbu karang. Di Lampung, akumulasi sudah terjadi di wilayah Tanjung Putus.

Menurut Herza, kerusakan masif terumbu karang memang belum terjadi saat ini, tetapi perlu diantisipasi. Ia menekankan penggunaan pakan yang efisien dan pemantauan dasar perairan untuk mendeteksi adanya akumulasi limbah.

Herza bersama timnya juga pernah mengembangkan rumpon untuk mengatasi masalah tersebut. "Harapannya nanti sisa pakan bisa dimakan oleh ikan-ikan yang terkumpul di situ, tidak langsung ke dasar," urainya.

Zonasi dan perizinan
Sementara itu, Koordinator Program Akuakultur WWF Indonesia, Cut Desiana, mengatakan, untuk mengantisipasi dampak lingkungan akibat budidaya, perlu diupayakan peraturan tentang zonasi dan perizinan.
"Soal lingkungan misalnya, zonasi budidaya juga harus melihat wilayah-wilayah tertentu yang dilindungi, misalnya karena adanya terumbu karang, padang lamun, atau lokasi pemijahan ikan," jelasnya.

Menurut dia, peraturan zonasi yang dikeluarkan pemerintah saat ini belum cukup rigid. "Tata ruang pesisir ini banyak yang belum selesai. Pemerintah daerah belum aktif melakukan pendataan," ungkapnya.

Tentang perizinan, Desiana mengatakan, "Izin usaha harus di-screening bahwa lokasinya memang tepat, tidak ada potensi konflik, dilihat potensi wilayah dan kepadatannya seberapa besar."

Desi mengungkapkan bahwa studi tentang perizinan itu harus melihat daya dukung lingkungan. "Ini muaranya adalah adanya pembatasan nantinya, sesuai dengan daya dukung lingkungannya," katanya.

Menurut Desi, pemerintah harus mengadopsi standar yang kredibel dalam mengupayakan lingkungan budidaya yang baik. Selain itu, ia juga menggarisbawahi perlunya melihat akses masyarakat lokal sebab pantai merupakan fasilitas publik.

Desi mendefinisikan budidaya yang ideal dan berkelanjutan sebagai budidaya yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

Sumber : Kompas Indonesia
Dari polip karang yang mungil, tumbuh sesuatu yang menakjubkan: Great Barrier Reef Australia. Mungkinkah semuanya akan binasa?
Tidak jauh di bawah permukaan Laut Koral, tempat menetapnya Karang Penghalang Besar, gigi ikan kakatua (Scaridae) menggerus karang, cakar kepiting menyentak saat mereka berebut tempat persembunyian, dan ikan grouper (Epinephelus) seberat 275 kilogram menggetarkan kantung renangnya untuk mengumumkan kehadirannya dengan gebrakan yang mantap. Ikan hiu dan silver jacks (Carangidae) berkelebat-kelebat. Cabang anemon bergeletar dan ikan serta udang kecil-kecil seakan menari-nari riang sambil menjaga ceruknya. Benda apa pun yang tidak bisa menempelkan diri pada benda kaku pasti terseret dan terlontar oleh alunan gelombang laut.

Keragaman karang yang amat kaya itulah yang antara lain membuatnya memukau. Terumbu karang itu dihuni oleh 5.000 jenis moluska, 1.800 spesies ikan, 125 jenis hiu, dan berbagai makhluk mini yang tak terhitung banyaknya. Namun, pemandangan yang paling memesona—dan alasan utama terumbu karang ini meraih status Pusaka Dunia—adalah luas bentangannya, mulai dari tangkai bunga karang dan lempengan karang yang rata oleh ombak (Heliofungia actiniformis), hingga bebatuan mirip sarung tangan oven yang digelantungi karang cokelat mirip tombol sehalus sadel dari kulit. Karang lunak bertengger di atas karang keras, ganggang dan spons mewarnai bebatuan, dan setiap celah menjadi hunian makhluk hidup. Makhluk hidupnya, seperti karang ini, bertransformasi dari utara—tempat dimulainya terumbu—hingga ke selatan. Pergerakan kelompok makhluk hidup yang sangat beragam ini tidak ada tandingannya di dunia.

Waktu dan gelombang laut dan sebuah planet yang selalu berubah menciptakan Karang Penghalang Besar jutaan tahun yang silam, menggerogotinya, dan menumbuhkannya kembali—terus-menerus. Sekarang semua faktor penunjang pertumbuhannya mengalami perubahan dengan kecepatan yang belum pernah dialami Bumi. Kali ini terumbu karang tersebut mungkin mengalami kerusakan melebihi ambang batas genting yang menyebabkannya tidak dapat pulih kembali.

Tak Kenal Maka Tak Sayang Bangsa Eropa diperkenalkan kepada Karang Penghalang Besar oleh penjelajah Inggris, Kapten James Cook, yang menemukannya secara kebetulan. Pada suatu senja di bulan Juni 1770, Cook mendengar suara gesekan kayu dengan batu; dia tidak pernah membayangkan bahwa kapalnya membentur dunia makhluk hidup paling luas di Bumi: lebih dari 26.000 kilometer persegi bentangan terumbu karang dan pulau kecil-kecil yang menebal dan menipis dan berlika-liku sepanjang kira-kira 2.300 kilometer.

 
 

Indonesia dengan luas wilayahnya yang sebagian besar lautan, sepantasnya disebut negara maritim. Namun, sebutan negara maritim yang sudah melekat pada masyarakat Indonesia ternyata belum terbukti. Masih banyak yang harus diperbaiki terutama dalam hal eksplorasi kelautan.
 
Hal ini disampaikan Prof. Jamaludin Jompa dari Coral Reef Rehabilitation and Management dalam forum weekend tentang Konservasi Kelautan Indonesia. "Apa yang menunjukkan kita negara maritim? Penelitian-penelitian kita saja masih terlalu kecil untuk bisa mengetahui potensi maritim yang dimiliki Indonesia," ujar Jamaludin di Newseum, Jakarta, Sabtu (16/7/2011).

Padahal, menurut Jamaludin, Indonesia termasuk ke dalam Coral Triangle, yakni Negara dengan potensi maritim terbesar di dunia. "Di dunia ini, ada tiga besar wilayah yang memiliki potensi maritim terutama terumbu karang terbesar, yakni wilayah Amazon di Amerika, wilayah Congo Basir di Afrika, dan Coral Triangle di Indonesia. Enam puluh persen terumbu karang Indonesia ada di wilayah timur, dengan jumlah lebih dari 500 spesies," jelasnya.

Dr. Yulian Paonganan, Msc, Direktur Indonesia Maritime Institute yang juga hadir dalam forum ini menambahkan, Indonesia memiliki potensi maritim senilai Rp 7 ribu trilyun per tahun. "Angka tersebut bisa didapatkan Indonesia jika potensi maritim dikelola dengan baik. Indonesia adalah negara dengan hasil alam yang besar, namun tidak bisa mengolahnya. Hampir 90 persen potensi migas kita dikelola asing. Bahkan mungkin tidak banyak yang tahu kalau Raja Ampat adalah penghasil nikel terbesar di dunia. Kapal Sinar Kudus yang dibajak kemarin juga membawa nikel Indonesia senilai Rp 6,5 trilyun, padahal baru berupa kapal kecil," ujarnya.

Yulian menambahkan, sayangnya pelaksanaan konservasi kelautan Indonesia masih berbentuk parsial. "Indonesia masih terkotak-kotak dengan desa, kecamatan, kabupaten, padahal pengelolaan sumber daya alam harus terintegrasi, bukan parsial. Contohnya, apa yang dilakukan di gunung, akan berpengaruh di laut. Tapi tidak banyak masyarakat atau aparat pemerintah yang tahu sampai sejauh ini," tambahnya.

Irwan Mulyawan dari Ikatan Sarjana Kelautan, dalam forum ini menambahkan, masalah otonomi memang menjadi salah satu masalah maritim di Indonesia. "Hal-hal yang menyebabkan Indonesia masih jauh dari istilah negara maritim adalah karena tumpang tindihnya masalah otonomi. Para pejabat di daerah masih belum bersinergi untuk mengelola kelautan secara bersama-sama. Selain itu, belum adanya pendanaan khusus untuk pengelolaan. Tapi pengelolaan juga butuh penelitian dan penelitian ini masih sangat minim karena belum ada indikator yang efektif untuk mengukur keseimbangan ekologi," ujar Irwan.

Prof. Jamaludin juga menyampaikan bahwa masalah utama sulitnya Indonesia menjadi negara maritim adalah masalah penelitian. "Kemampuan riset dan teknologi Indonesia masih jauh dari negara lain. Maritim Indonesia masih terlalu misteri untuk dikelola dengan mudah. Indonesia banyak mengalami pencurian karena penelitian yang kurang. Kita tidak tahu bahwa potensi alam kita sudah dicuri oleh negara lain karena pengetahuan kita akan kekayaan laut sangat kurang. Oleh karena itu, masalah fundamental yang harus dibenahi sekarang ini adalah memahami kekayaan laut Indonesia," jelas Jamaludin.

Sementara Yulian menambahkan, Indonesia juga sering melakukan penelitian yang tidak berkelanjutan. "Banyak penelitian yang tidak berkelanjutan. Padahal hasil penelitian harus berupa aplikator agar bisa dipakai untuk eksplorasi. Namun kenyataannya, berapa banyak penelitian mahasiswa yang berhenti setelah mendapat gelar sarjana? Bagaimana dengan pembangunan dermaga yang masih setengah jadi sudah ditinggalkan? Contoh-contoh seperti ini harus menjadi perhatian. Aktivis, akademisi, dan penentu kebijakan di Republik ini harus nyambung. Ketiga elemen ini harus bekerja sama agar penelitian bisa berkelanjutan, diaplikasikan, sekaligus diawasi," ungkapnya.

Prof. Jamaludin mengungkapkan bahwa CTI (Coral Trader Inisiative) bisa diberlakukan di Indonesia. "Seharusnya sebagai wilayah dalam Coral Triangle, Indonesia bisa menjual terumbu karang lebih banyak, namun sekali lagi, hanya apabila dikelola dengan baik. Ada lima hal yang harus diperhatikan agar kita berhasil dalam CTI, yakni bentang laut dikelola secara bersama-sama, bukan per desa atau per kabupaten karena laut merupakan satu kesatuan.

Kedua, Indonesia harus lebih paham isi laut sebelum mengelola ekosistem. Ketiga, kelola kawasan konservasi laun dalam konteks networking (peneliti-aktifis-penentu kebijakan-pebisnis-masyarakat). Keempat adanya kesadaran bahwa spesies harus segera diperbaiki karena keragaman genetika adalah masa depan populasi manusia.

Terakhir, Indonesia harus peduli bahwa perubahan iklim sudah terjadi di laut Indonesia, misalnya dengan terjadinya coral bleaching di mana warna terumbu karang berubah karena polusi sehingga sulit untuk dijual.
Belut ini memiliki banyak keunggulan yang dimiliki belut primitif.
Ahli biologi melaporkan sebuah spesies belut baru yang ditemukan dalam gua bawah laut sedalam 35 meter di tepi sebuah pulau di negara Palau, Pasifik Barat. Para ahli menyebutnya sebagai fosil hidup yang mirip dengan belut pertama yang berenang sekitar 200 juta tahun yang lalu.

Seperti dikutip dari Daily Telegraph, 20 Agustus 2011, temuan itu dipublikasikan dalam jurnal Proceeding Royal Society B. Penemuan sendiri itu terjadi Maret tahun lalu oleh tim yang dipimpin oleh Masaki Miya dari Institut Sejarah Museum Alam di Chiba, Jepang.

Spesies belut yang ditemukan berwujud ikan kecil berwarna cokelat yang berbeda dengan karakteristik anatomi belut modern. Sebaliknya, ia memiliki banyak keunggulan yang dimiliki belut primitif yang hidup di era awal Mesozoikum, saat dinosaurus menguasai bumi.

Kesamaannya di antaranya adalah ukuran kepala yang tidak proporsional, tubuh terkompresi menjadi pendek, kerah seperti bukaan pada insang, sinar pada sirip ekor dan ujung tulang rahang yang disebut premaxilla. Temuan ini sendiri sangat luar biasa dan bahkan belut tersebut dimasukkan ke dalam satu spesies terpisah, yakni Protoanguilla Palau.

Ketika pertama dijumpai, menggunakan jaring tangan dan lampu, peneliti mengumpulkan delapan contoh belut yang memiliki panjang sekitar panjang 6-9 centimeter tersebut. Setelah itu, tes DNA dilakukan untuk menilai sejarah genetik belut.

Menurut penelitian, sampai saat ini, Palau merupakan satu-satunya tempat penemuan spesies tersebut. Meski demikian, peneliti memperkirakan, distribusi belut ini masih cukup luas.

Sebagai informasi, Charles Darwin menyebut dengan istilah fosil hidup untuk menggambarkan spesies yang masih selamat hingga saat ini meski telah turun temurun selama jutaan tahun.




Pulau Kotok - Pulau Kotok merupakan contoh pulau atoll tropis dgn vegetasi yg masih asli, laut yg jernih dan formasi batu karang berwarna-warni sehingga menjadi tujuan utama para penyelam. Pulau ini juga sebagai tempat konservasi burung Elang bondol yg menjadi maskot provinsi DKI Jakarta.




Pulau kotok mempunyai cottage yg begitu unik. karena cottage nya berada di atas pohon besar. kami namakan tree house. dari cottage tersebut anda dapat melihat hamparan laut yg begitu luas. suatu pengalaman yg luar biasa.



Pulau kotok terbagi 2 bagian yaitu kotok barat (kotok kul kul ) dan kotok timur (kotok coconut). tetapi tuk kotok coconut sudah tidak operational lagi/ sudah tutup.

Pulau kotok mempunyai pantai yg indah dan culup luas, bentuk dermaga yg begitu unik. serta mempunyai floating restoran/ restoran diatas laut. jika anda ingin snorkeling sehabis makan direstoran anda dapat menuju langsung ke laut. karena direstoran tersebut terdapat tangga kebawah menuju laut.

Tuk menjaga keasrian dan kelestarian alam bawah laut / taman laut, di pulau kotok tidak terdapat fasilitas seperti water sport (jetsky, banana boat, canoe). disana hanya ada sewa peralatan snorkeling dan peralatan diving, serta sewa kapal tuk diving.

Area diving di pulau kotok cukup luas jangkauannya. dan harganya pun berbeda beda. seperti Area II sekitar Kotok besar, karang halimah, karang kroya. dan ada beberapa area lagi tuk diving.





Tuk snorkeling anda bisa di area dermaga pulau.



Selamat Berlibur
Sumber : kerockan 

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu