Pulau Tidung, salah satu pulau di Kepulauan Seribu (Foto: Mutya/okezone)TAK perlu jauh meninggalkan Kota Jakarta untuk bisa menikmati pengalaman wisata air. Taman Nasional Kepulauan Seribu bisa menjadi pilihan Anda dan keluarga.

Apakah Anda suka pantai berpasir, snorkeling di antara beragam warna mencolok dari habitat laut, menyelam di antara terumbu karang yang eksotis, berlayar dan memancing di antara hamparan karang, menjelajahi pulau, menikmati keramahan budaya masyarakat nelayan, dan menemukan spesies endemik yang indah, tetapi tidak memiliki banyak waktu dan biaya? Taman Nasional Kepulauan Seribu menawarkan semuanya untuk Anda.

Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) merupakan salah satu tujuan utama wisatawan selam di Indonesia. TNKpS pasti akan memuaskan Anda, memenuhi impian paling liar Anda di bawah air. Lebih dari 19 titik selam menyelam di berbagai kawasan TNKpS, mulai dari Pulau Semak Daun, Gosong Pramuka, Karang Lebar, Pulau Kotok, Karang Balik Layar, dan sebagainya.

Terdapat lebih dari 130 genera keanekaragaman hayati terumbu kasar tersebar, baik di Zona Pemukiman, Zona Pemanfaatan Wisata, Zona Perlindungan, dan Zona Inti. Potensi biota laut lainnya, adalah 242 jenis ikan karang dengan kelimpahan lebih dari 49.000 ekor per hectare.
Banyak spesies langka endemik dan biota laut, seperti kima raksasa, kima pasir, abalon, kuda laut, lobster, ikan flasher, nudibren (kelinci laut), penyu, udang mantis, dan kelompok ikan renyok dengan jumlah yang menakjubkan. Apabila beruntung, Anda dapat menyaksikan sekelompok lumba-lumba atau penyu sisik yang sedang muncul di permukaan untuk bernapas.

Lebih jauh lagi, bagi Anda yang suka tantangan, TNKpS dengan keunikan arus lautnya memungkinkan Anda melakukan penyelaman drift pada musim-musim tertentu, wreck diving, dan night diving. Sementara untuk penghobi fotografi, ekspresikan jiwa seni Anda melalui berbagai pengambilan gambar maupun video.

Konservasi penyu laut
Banyak penduduk asli Kepulauan Seribu masih melestarikan cara hidup dan nilai-nilai tradisional leluhur mereka, menjadikan daerah ini tujuan wisata yang menarik. Anda dapat menghadiri acara “selamatan laut” pada waktu tertentu setiap tahunnya, melihat aktivitas bongkar muat hasil tangkapan ikan, cara membuat jarring, dan anak-anak nelayan yang bermain bebas di laut tanpa takut akan terseret arus.

Tidak hanya keanekaragaman alam bawah laut yang ada di TNKpS, ekosistem pantai Kepulauan Seribu mengandung pula keanekaragaman hayati yang tak kalah menarik. Sebagai kawasan konservasi kegiatan pariwisata (ekowisata bahari), pengunjung TNKpS akan diajak menanam mangrove, lamun, dan belajar mengenal cara transplantasi karang.
Dan yang paling mengasyikkan adalah mengenal hewan menggemaskan, yaitu penyu sisik. Bahkan bila memungkinkan, Anda dapat melepaskan tukik penyu ke laut.

Akses menuju TNKpS
Saat ini, seperti dirilis dari situs tnlkepulauanseribu, transportasi menuju TNKpS telah tersedia setiap harinya dengan biaya terjangkau sekira Rp35.000. Akses dari Pelabuhan Muara Angke dengan kapal kayu sambil melihat aktivitas pelelangan ikan tradisional menjadi tambahan daya tarik yang Anda nikmati. Akses juga bisa melalui Marina Ancol dengan speedboat.
Perjalanan membutuhkan waktu 1 sampai 2,5 jam Anda akan dihibur dengan pemandangan laut, nelayan melaut, pulau-pulau sangat kecil, burung beterbangan liar, dan bila beruntung dapat melihat kelompok lumba-lumba.

Akomodasi penginapan
Bagi Anda yang ingin menginap, pengelola TNKpS menyediakan resor nyaman, seperti di Pulau Patri, Pelangi, Sepa, Kotok, dan Pantara. Pilihan lain yang tersedia apabila Anda ingin tinggal di tengah masyarakat setempat, adalah Wisma TNKpS, Villa d’lima, Villa Dermaga, juga homestay, seperti Mega, Laylad, dan Regar.

Dari banyak akomodasi yang ada, rata-rata hanya 5 sampai 15 menit naik perahu untuk menuju lokasi menyelam atau snorkeling di mana Anda dapat menikmati keindahan bawah laut atau sekadar menikmati pemandangan laut di tepi pantai sambil menunggu matahari terbenam.

Biaya masuk
Untuk memasuki kawasan TNKpS, mulai 1 Juli 2009 tetap diterapkan biaya masuk sebesar Rp2.500 per orang untuk wisatawan lokal dan Rp20 ribu untuk wisatawan mancanegara. Selain karcis masuk, pengunjung juga harus memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) yang dapat diperoleh di Kantor Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu tanpa dipungut biaya (gratis).

Sumber : okezone.com

Go to fullsize imageKapal yang didesain untuk memancing ikan dengan tonda (trolling) biasanya berbentuk agak ramping. Dengan bentuk seperti ini gerakan kapal menjadi lebih lincah. Selain itu, kapal juga di lengkapi dengan mesin-mesin kecepatan tinggi, bahkan kadang-kadang ada yang menggunakan mesin ganda. Keberhasilan memancing dengan tonda memang sangat dipengaruhi oleh laju kapal yang di gunakan. Untuk keberhasilan menonda sebaiknya menggunakan kapal dengan kecepatan antara 10-12 knot.

Bagian belakang kapal (burutan) sebaiknya dibuat agak lebar agar pemancing lebih leluasa dan lebih mudah menaikan ikan ke atas kapal. Jika pemancing menggunakan lebih dari satu unit pancing, biasanya kapal di beri tambahan babarapa palang yang terbuat dari kayu atau fiberglas. Palang-palang ini dinamakan out rigger dan dipasang pada bagian kiri dan kanan lambung kapal yang menjorok keluar atau pada bagian belakang kapal. Pada ujung kapal diberi cincin penyalur sebagai tempat pemasukan tali pencing yang berasal dari joran. Dengan adanya palang ini, kita dapat menggunakan beberapa unit pancing tonda dalam satu kapal tanpa khawatir terjadinya tali kusut atau penyangkutan satu sama lain.

Dengan menggunakan pancing tonda, ikan yang tertangkap umumnya berukuran besar seperti ikan tuna, tenggiri, lemadang, layaran atau marlin. Karena besar dan kuatnya ikan yang tertangkap, ada kemungkinan pemancing terbawa oleh gerakan ikan dan bisa terjebur ke laut. Oleh karena itu, demi keselamatan pemancing, ada tipe kapal untuk pancing tonda yang dilengkapi dengan tempat duduk pengaman. Tempat duduk ini bisa dipasang secara permanen di atas kapal dan di lengkapi dengan sabuk pengaman. (Puser)
Buat anda yang sudah menjadi ayah, pasti merasakan sensasi rasa tersendiri ketika menyaksikan proses kelahiran anak yang dinanti. Sensasi yang membuat jantung anda berdegup kencang dan keringat dingin membanjir. Sensasi yang kemudian diakhiri dengan membuncahnya perasaan lega ketika akhirnya si jabang bayi nongol ke dunia dengan selamat.

Buat anda yang belum pernah menjadi ayah, pasti ingin merasakan sensasi rasa tersebut. Tapi, soal anak memang soal rezeki. Jika yang kuasa belum berkehendak apa mau dikata.

Menyaksikan penyu bertelur memang tidak sama dengan menyaksikan kelahiran anak manusia, tapi, sensasi rasa yang diberikan tak kalah seru. Mulai dari menahan kantuk menunggu penyu mendarat, menahan suara agar penyu tidak mengurungkan niatnya bertelur karena terganggu, hingga berdebar-debar menyaksikan telur penyu diletakkan satu-satu.

Dengan luas 147.491 hektar TNLKpS memang menyimpan banyak potensi wisata. Sebagai salah satu taman nasional laut di Indonesia yang ditetapkan pada tahun 2002, keindahan panorama baik di darat maupun di dalam lautnya tidak kalah dengan Taman Nasional Laut wilayah lain. Kekhasan dari TNLKpS yang membedakan dengan taman nasional lainnya adalah ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan laut dangkalnya.

Buat yang tidak bisa berenang, masih ada jalan lain untuk menyaksikan keindahan panorama bawah laut di TNLKpS. Lorong aquarium bawah laut yang dirancang dengan canggih membuat anda bisa dengan nyaman menyaksikan ikan-ikan berenang di antara keindahan karang.

Kegiatan wisata lain yang bisa dilakukan adalah melihat pembibitnn mangrove (pohon bakau) baik di pantai atau di daratan. Anda bahkan bisa ikutan menanamnya. Selain itu menyaksikan berbagai hewan dan tumbuhan yang hidup di sekitarnya membuat anda tidak sekedar meIepas lelah tapi juga bertambah pintar.

Selain jenis-jenis wisata tersebut, wisata "standar" khas wisata pantai dan pulau-pulau kecil tentu bisa anda lakukan disini. Mulai dari sekedar bercengkrama bersama teman dekat sambil menyaksikan matahari terbenam hingga bakar ikan di tepi pantai.

Ongkos murah

Soal ongkos, plesir ke Pulau Seribu memang tak mahal. Kita bisa menggunakan transportasi umum yang banyak tersedia. Jika kapal rakyat (ojek) dari Muara Angke dengan tarif sekali jalan hanya Rp 25.000.

Anda yang tak suka berlama-lama di dalam kapal bisa memilih menggunakan kapal speedboat dari Marina Ancol dengan tarif sekali jalan Rp 75.000. Anda juga bisa menggunakan speedboat milik Transjakarta yang juga berangkat dari tempat yang sama dengan tarif hanya Rp 30.000 saja.

Jika dilakukan secara perorangan, bila ingin melakukan secara berkelompok hingga ingin mencarter alat-alat transportasi tersebut juga bisa ketentuan tarifnya dapat dilihat langsung dilokasi.

Jika ingin menetap, berbagai fasiIitas akomodasi yang tersedia pun bakal membuat anda betah. Anda bisa memilih berbagai resort yang ada di berbagai pulau dengan harga berkisar antara Rp 300.000 - Rp 1,5 juta per harinya.

Jika menganggap harga tersebut masih kemahalan, anda bisa memilih penginapan di pulau pemukiman, yakni pulau yang memang menjadi tempat penduduk tinggal. Di pulau ini anda bisa menginap di vila Kepulauan Seribu dengan biaya Rp 250.000 per hari di kamar yang berkapasitas 2-4 orang.

Anda juga bisa menginap di rumah penduduk dengan biaya sewa Iebih murah lagi, berkisar Rp 100.000 - Rp 200.000 per hari. Jadi sambil menikmati suasana Pulau Seribu anda bisa berinteraksi dengan penduduk setempat yang umumnya nelayan.

Yang membuat anda bakal Iebih nyaman berwisata di Taman Laut Kepulauan Seribu adalah lengkapnya sarana keselamatan. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lapangan terutama pada saat di laut, selalu didampingi beberapa petugas keselamatan dan keamanan. Para petugas ini juga didampingi oleh tim SAR (search and rescue) hal ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Taman Laut Kepulauan Seribu memiliki 77 orang petugas yang akan selalu mendampingi para pengunjung terutama untuk kunjungan secara berkelompok, 30 orang diantaranya sudanh mengantongi sertifikat Basarnas (Badan SAR Nasional).

Sumber : Majalah Demersal
 
 
Memacing dekat permukaan sering dilakukan dengan pancing tonda (trolling). Pancing yang digunaka untuk menonda dapat dilengkapi dengan joran atau tanpa joran. Namun, demi keamanan dan kenyamanan si pemancing lebih baik menggunakan joran. Pancing tanpa joran biasanya talinya sulit ditarik saat mata pancing dimakan ikan. Apalagi bila ikan yang didapat berukuran cukup besar.

Ikan yang baru terkait mata pancing biasanya mempunyai tenaga melawan yang luar biasa. Jika pemancing tidak mampu menarik atau bertarung dengan tenaga ikan, tidak jarang tali langsung dilepas bersama dengan ikan yang sedang kesakitan. Jika pemancing tetap mempertahankan tali, bisa jadi tangan pemancing kesakitan karena tergores oleh tali yang ditarik ikan. Akhirnya, bukan ikan yang didapat melainkan jari tangan yang terluka.
Dengan joran yang dilengkapi dengan gulungan, pemancing dapat memancing lebih aman dan nyaman. Memang, tidak sembarangan joran dapat digunakan untuk menonda. Pilihlah joran yang mempunyai kelenturan dan kekuatan yang bagus. Bahan joran yang bagus terbuat dari fiberglass. Untuk pancing tonda, kurang nyaman kalau memakai joran yang terlalu panjang. Ukuran yang ideal antara 1-1,5 m.

Gulungan tali yang bagus biasanya mampu memuat ratusan meter tali dan bisa berbunyi saat tali ditarik ikan. Tali yang dipergunakan terbuat dari nylon monofilamen (senar) dengan ukuran yang disesuaikan dengan berat ikan yang menjadi sasaran. Karena pancing tonada umumnya ditujukan pada jenis ikan pelagis yang berukuran besar, maka diperlukan mata pancing yang berukuran agak besar, nomor 5-7.

Pemancing tonda biasanya menggunakan umpan sungguhan atau tiruan. Meskipun demikian kebanyakan pemancing menggunakan umpan tiruan yang berbentuk cumi-cumi atau ikan. Bahkan, ada yang ada yang menggunakan tali rafia atau plastik yang dirumbai-rumbai. Untuk umpan sungguhan, biasanya menggunakan ikan kembung atau ikan layang berukuran kecil yang telah mati. (puser)
Cerita ke Pulo Secengnya gw sela dulu ya, soalnya kemaren baru aja 1 Day Travel ke Pulau Onrust, yang ini sih sebenernya ga jauh dari Jakarta, cuma sekitar setengah jam perjalanan dari Muara Kamal...gw ke sana dalam rangka ikutan Pelesiran Tempo Doeloe (PTD) yang diadain temen2 Sahabat Museum (Batmus), komunitas anak muda yang doyan sama pelestarian situs2 bersejarah sambil jalan2...never heard of them? gw ndiri juga belum terlalu lama sih tahu soal mereka, gw tau dari milis mereka di Yahoogroups, di sana gw tau kalo mereka mengemas semacam acara edutainmentyang memadukan antara pengenalan tempat2 bersejarah dan kronologis sejarahnya secara kontemporer dengan acara jalan2 yang biasa disebut Pelesiran Tempo Doeloe (PTD).

Pulau Onrust terletak di mulut Teluk Jakarta, dulunya digunakan sebagai gerbang kedatangan kapal2 dagang asing yang mau masuk ke Batavia...berikut adalah sekilas sejarah Pulau Onrust sebagaimana disarikan dari itenerary-nya Adep (Boss-nya Batmus):
 
Onrust, merupakan Bahasa Belanda yang artinya "tanpa istirahat" atau dalam Bahasa Inggris-nya: "unrest". Namun pulau ini sekarang sudah beristirahat sama sekali. Tak ada lagi hiruk-pikuk manusia-manusia sibuk dan aktifitas yang doeloe biasa dilakukan di pulau ini. Hening, tak bersuara. Penduduk di lingkungan kepulauan Seribu mengenal pulau ini dengan sebutan Pulau Kapal, karena pada pertengahan abad ke-17 hingga 18 di pulau ini banyak kapal yang berlabuh setelah berbulan-bulan menempuh samudera luas, sebelum memasuki perairan Nusantara. Saking bagusnya pelayanan service kapal di pulau ini, Kapten James Cook, penemu Benua Australia sempat melontarkan pujian ketika kapal Endevour miliknya singgah dan diperbaiki di Pulau Onrust. Pada abad ke-17, pulau ini merupakan pintu gerbang ke daratan Jakarta (doeloe Batavia). Fungsi Pulau Onrust yang sebelumnya sebagai galangan kapal, dermaga dan benteng pertahanan, pada tahun 1911 hingga tahun 1933, berubah menjadi tempat karantina haji yang baru tiba dari Tanah Suci. Setelah itu sempat dijadikan tempat tawanan pemberontak yang terlibat dalam peristiwa kapal "Tujuh Propinsi" (Zeven Provincien). Di pulau ini, juga terdapat sebuah museum yang merupakan bekas rumah dokter tempo doeloe. Di dalam museum ini kita bisa melihat berbagai macam koleksi peninggalan Pulau Onrust di masa-masa sibuknya, seperti porselein, batu-batuan, pondasi dan sepatu besi buat para tahanan, yang fungsinya sama seperti bola besi yang berantai.
  
Perjalanan kali ini diawali dari kumpul pagi2 di parkiran Stasiun Kota (doeloe: Station Beos), gw nyampe sono ga lama setelah jam menunjukkan pukul setengah delapan, pretty on time pikir gw, tau ndiri kan bahwa wake up early on weekend is really not interesting to me...langsung aja ikut ngantre bareng peserta yang lagi pada daftar ulang, gw dapet nomor urut 86, sambil ngantre gw edarin pandangan ke sekitar, and voila, gw ga ada yang kenal...FYI, ini pertama kali gw ikutan acaranya Batmus, jadi ya wajar aja kalo ga familiar ma wajah2 para member Batmus...gw hari itu edisi sendirian jadi begitu dapet nomer, gw keliling sambil mengamati para peserta, peserta hari itu cukup banyak, dari jatah seat 150 orang hanya menyisakan kurang dari 10 kursi kosong...sekitar jam 8, para peserta dikumpulin untuk dibriefing singkat mengenai trip qta kali ini, dikomandani Adep dan Deedee, sekaligus juga memperkenalkan narasumber tamu kali ini yaitu Pak Lilik...dari Stasiun Kota qta akan meluncur ke Muara Kamal naik bus AC, udah disediain 3 bus untuk itu, dan dijatah sesuai dengan nomor urut qta (gw dapet bus 2), perjalanan akan memerlukan waktu sekitar setengah jam...dari sono, qta akan naik kapal motor (kaya kapal ojeg kemaren) menuju destinasi pertama: Pulau Bidadari...selain Pulau Bidadari qta juga akan mengunjungi Pulau Onrust (destinasi utama), Pulau Cipir, dan Pulau Kelor....qta akan makan siang pas di Pulau Onrust dengan menu ikan bakar dan daging rendang (langsung ngeces dengernya :p~) dan pulang dari sana sekitar jam 3 hingga ETA di Stasiun Kota lagi sekitar jam 4...ga berapa lama para peserta mulai digelandang menuju bus masing2 dan kemudian, off we go!!!
 
Pelabuhan Muara Kamal ternyata beda jauh dari Muara Karang (tempat mendarat pulang dari Pulau Seribu kemaren), jalan masuknya kecil, paling cuma cukup untuk papasan bodi satu setengah mobil idealnya...beberapa kali bus agak tersendat gara2 harus berhati2 supaya ga nyundul lapak2 di kiri kanan jalan ataupun kendaraan dari arah berlawanan...begitu nyampe dermaganya kirain kapalnya udah sandar di deket bus qta berhenti, namun ternyata qta masih harus jalan meniti jembatan bambu yang berbunyi kreket2 tiap kali melangkah (ngeri juga kalo tau2 jebol di tengah jalan) melewati para nelayan yang lagi ngurus hasil tangkepannya dan cuma bisa bengong ngeliatin penampilan para wisatawan ajaib ini...terlihat pula beberapa ayam sedang mengais2 tumpukan cangkang kerang untuk mencari makan, kayanya ayam di sini udah mengganti menu makanannya menjadi seafood supaya bisa applicable di kalangan desa nelayan...dan kalo ada orang yang bilang bahwa kerang ijo itu enak banget, mungkin kalo lewat titian bambu itu akan langsung ilfil untuk waktu yang cukup lama...Pak Lilik bahkan waktu itu sempet bilang, meniti jembatan bambu ini latihan kalo ntar qta ngelewatin jembatan shirathal mustaqim...di ujung jembatan udah menunggu empat kapal kayu setipe dengan kapal ojeg cuma ukurannya lebih kecil, yang paling besar katanya cuma muat 50 orang, sisanya kapasitas sekitar 30-an orang, bandingkan dengan kapal ojeg kemaren yang bisa muat sekitar 60 orang masih ditambah lagi perbekalan dan peralatan camping dan tetap gagah walau diterpa gelombang sepanjang P. Pramuka - Muara Karang...gw cukup beruntung dapet kapal yang ada atapnya dari terpal, karena kebetulan pagi itu matahari udah mulai melek cukup lebar dan gw ga mau kepanasan dimulai sejak awal perjalanan ke sana...kalo Adep bilang bahwa yang akan qta naikin ini adalah "kapal motor bermesin mobil", ternyata ada anak nelayan yang ngikut kapal gw mengklaim bahwa kapal yang gw naikin ini mesinnya adalah mesin truk (biar cepet sampe katanya)...udah lewat dari jam sembilan waktu mesin kapal mulai menderu, model setiran kapal ini rada2 ajaib deh, berada justru di tengah2 kapal, sehingga si pengemudi akan dikelilingi oleh para penumpang, perlengkapannya cuma sebuah setir bundar, bangku kayu buat si pengemudi duduk, dan pedal gas yang cuma berupa tuas kecil yang dihubungkan dengan senar ke mesin dan dikendalikan cukup dengan ujung jari kaki si pengemudi, sisanya kami cuma bisa pasrah pada keahlian navigasi sang pengemudi...and another adventure is about to begin.
 
Perjalanan kali ini emang ga membutuhkan waktu lama kaya kemaren pas ke Pulau Seribu, ga usah nunggu lama2 tujuan awal qta udah nampak di depan mata: Pulau Bidadari...dari namanya sebenernya udah bisa ketebak kalo pulau ini sekarang difungsikan sebagai objek wisata...zaman Ali Sadikin jadi gubernur di Jakarta, kepulauan di kawasan Kepulauan Seribu emang banyak yang dibuka untuk pariwisata...rimbunnya pepohonan menyambut pandagan kami saat kapal makin mendekati dermaga pulau...begitu merapat kami segera menapakkan kaki di dermaga pulau dan kemudian berkumpul di tepian pulau menunggu aktivitas apa yang akan menunggu kami di pulau ini...kali ini Adep langsung menyerahkan TOA kepada Pak Lilik sebagai narasumber untuk menjelaskan kronologis sejarah mengenai gugusan pulau di sekitar P. Bidadari dan P. Onrust...P. Bidadari dulu lebih dikenal penduduk sekitar dengan nama Pulau Sakit, mungkin karena di balik pulau ini ada P. Kelor yang dulunya adalah tempat pengasingan bagi orang2 yang menderita penyakit lepra...di pulau ini, pada awal abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda membangun sebuah benteng bundar untuk mengawasi kegiatan2 yang berjalan di P. Onrust serta melindungi P. Onrust dari serangan musuh...P. Onrust sebagai galangan kapal dan gerbang masuk kapal dagang ke Batavia mempunyai peran penting dalam gerak roda bisnis VOC pimpinan Jan Pieterzoon Coen saat itu...ancaman terbesar Kompeni Belanda saat itu berasal dari kerajaan Demak pimpinan Sultan Agung...P. Onrust saat itu memegang peranan penting bagi Belanda saat keberhasilan mereka membumihanguskan gudang makanan prajurit Demak yang menyerbu ke Batavia...penyerangan Inggris sekitar tahun 1810 menghancurkan benteng bundar cukup parah sehingga tidak bisa digunakan lagi...kami menyempatkan diri masuk ke benteng itu, yang saat ini tinggal puing2 walau masih menyisakan bentuk bundarnya dan lubang2 pengintai yang mungkin dulunya berguna untuk menembaki musuh dan kapalnya yang berusaha mendekati P. Onrust...benteng ini terbuat dari batu bata merah, mungkin dulunya terdiri dari dua tingkat, bagian atasnya sudah tidak bersisa sama sekali, bahkan bentuk yang sesungguhnya pun sudah tidak tercerminkan sama sekali, ketebalan benteng mungkin mencapai satu meter, yang jelas muat untuk dua orang berdiri di sisinya, mungkin dimaksudkan supaya penjaga benteng dulunya bisa leluasa berpatroli di tingkat atas benteng tersebut...lingkungan sekitar benteng itu asri banget, berbagai pohon ditanam pihak pengelola pulau bikin pandangan ini seger menghijau...i think, i start to in love to this island.
 
Selesai dari benteng, para Batmus-ers berkumpul lagi di tempat semula untuk menikmati snack yang, kalo ga salah, harusnya merupakan jatah yang dijanjikan untuk tadi pagi, menunya arem2 dan pastel, diiringi air mineral gelas...pas lagi asyik jepret sana-sini, dari belakang gw disapa cewek yang ngajakin main tenis meja, soalnya dia udah pinjem bat ke pengelola resort, tapi ga punya lawan main...namanya Hanita, dia dateng bareng nyokapnya, dalam sekejap kami berdua udah larut dalam permainan memukul bola kecil di atas meja yang menimbulkan suara ping-pong setiap kali bolanya dipukul, hingga orang kerap kali lebih suka menyebutnya main pingpong aja, dan ternyata mainnya lumayan jago juga (ato gw-nya kali yang ga bisa main)...permainan berhenti ketika Batmus-ers udah pada bergerak ke perahu lagi untuk melanjutkan perjalanan...kapal mulai bergerak lagi ke arah tujuan berikutnya, kali ini gw ga beruntung dapet kapal yang beratap terpal tadi karena langsung jadi most wanted bagi para peserta yang ogah kepanasan, jadilah gw naik kapal yang cuma beratapkan langit, Hanita sama mamanya juga naik kapal yang sama cuma lebih memilih di dalem kabin...kapal kali ini bergerak ke arah P. Kelor, pulau yang dulunya dinamai Pulau Kerkhof ini dipakai sebagai tempat pengasingan para penderita penyakit lepra, kebayang deh betapa menderitanya mereka hidup di pulau ini, pulaunya gersang, luasnya mungkin sebesar pulau tempat nginep waktu di Pulau Seribu kemarin minus rerimbunan cemara dan pepohonan di atasnya, sebagai gantinya ada reruntuhan bangunan seperti benteng bundar tadi, hanya saja jauh lebih kecil...di pulau ini para penderita lepra mungkin merasakan sekali ungkapan bahwa dunia ternyata cuma selebar pulau kelor (maafkan saya, proverb-nya jadi berubah banyak hihihi)...kapal qta ga bisa merapat dan singgah ke pulau ini karena ga punya dermaga dan laut di sekitarnya terlalu dangkal untuk didarati, akhirnya kapal cuma bisa berlayar memutari pulau saja...dan berikutnya kami singgah di Pulau Cipir yang dulunya dikenal dengan nama Pulau Kuipher dan berubah nama akibat keajaiban lidah bangsa qta dalam mengeja nama...pulau ini dulunya merupakan pendukung utama P. Onrust sehingga dibangun dermaga panjang menuju P. Onrust...di pulau ini isinya kebanyakan cuma reruntuhan bangunan kuno yang dulunya mungkin merupakan gudang penyimpanan muatan kapal yang singgah di sana...selain itu dulu di sini dibangun rumah sakit karantina bagi para jamaah haji yang baru saja pulang dari tanah suci untuk menghindari penyakit menular yang mungkin terbawa dari sana...enak juga jalan2 di pulau ini karena sudah dibuatkan jalur2 yang melintasi seputaran pulau itu, jadi ga mungkin kesasar di tengah pulau itu (lagian mo kesasar di mana sih? asal udah ketemu laut, tinggal diputerin aja kan pasti ketemu titik awal tempat qta mendarat).
 
S3700093 Tujuan terakhir qta sekaligus tujuan utama adalah Pulau Onrust itu sendiri, pulau ini jauh lebih luas dibandingkan ketiga pulau lainnya, mungkin saingannya cuma P. Bidadari...penduduk sekitar dulu lebih sering menyebutnya sebagai Pulau Kapal akibat banyaknya kapal yang keluar masuk Jakarta melalui dan singgah di pulau tersebut untuk bongkar muat dan memperbaiki kapal...dengan luas sebesar 12 hektar pada awalnya, saat ini P. Onrust hanya tersisa 7,5 hektar akibat abrasi gelombang laut yang menerpanya setiap hari...pulau ini mulai berdenyut ketika digunakan sebagai tempat peristirahatan raja-raja Banten. Kemudian ketika VOC mulai masuk dan gagal dalam monopoli perdagangan di Banten, VOC memutuskan untuk mengalihkan perdagangannya ke Jayakarta, berkembangnya perdagangan VOC di Jayakarta menyebabkan mereka meminta bantuan kerajaan Jayakarta untuk menggunakan salah satu pulau di kawasan Teluk Jayakarta sebagai galangan kapal dan tempat singgah kapal2 yang akan masuk ke Jayakarta ditandai dengan perjanjian tahun 1610 antara VOC dan Kerajaan Jayakarta...di pulau ini juga ada bangunan rumah yang sekarang berfungsi sebagai museum kecil yang konon dulunya adalah rumah seorang dokter yang memuat berbagai peninggalan ketika P. Onrust sedang di masa jayanya...lokasi paling menarik di sini justru situs makam tuanya, makam ini sama sekali dibiarkan sebagaimana aslinya, ga tersentuh tangan restorasi sedikit pun, bahkan kata Pak Lilik bekas2 jasadnya pun mungkin masih bisa ditemukan kalo digali, nisan kuburnya semua berlapis batu yang cukup tebal, dan ada satu nisan milik seorang wanita yang meninggal di usia muda, sekitar 24 tahun, dan dihiasi puisi di atasnya, yang menyatakan bahwa walaupun jasad si Maria mungkin telah mati namun kematian lah yang membawanya ke kehidupan yang sebenarnya, hidup bersama Tuhannya...selesai exploring makam2 itu, gw balik lagi ke rendezvous point karena denger2 makan siangnya udah siap, dan gw emang pantes ngeces waktu briefing tadi pagi karena menu makan siangnya emang enak banget...ikan bakar dari RM Serba Nikmat yang kabarnya dulu adalah favoritnya Bung Hatta untuk makan ikan bakar, ditambah daging rendang dengan bumbu yang enak banget, dilumuri sambel kecap dan lalapan lengkap, dan ditutup dengan minum "minuman yang segarnya mantap" dalam kemasan kaleng, yummy whatta wonderful lunch!!!
 
Hampir aja ga bisa berdiri karena udah kenyang banget, abis itu gw shalat aja dulu supaya perut yang lagi penuh ini ga terlalu kaku...sempet kaget pas wudhu karena air wudhunya terasa asin di lidah, kirain kerannya langsung nyambung ke laut...abis shalat baru deh balik lagi ke tempat semula dimana sedang diadakan acara ngobrol dan sharing yang mungkin akan disambung games djadoel...di situ Pak Lilik kembali beraksi dengan berbagai informasi djadoelnya mengenai gugusan Pulau Onrust sambil sesekali ditimpali Adep dan crew-nya, selain itu Adep juga sedikit memberikan lagi overview mengenai Batmus dan acara2nya bagi para djadoel-ers pemula kaya gw ini...namun rupanya waktu ga mengizinkan qta untuk lebih jauh lagi melanjutkan acaranya sehingga setelah selesai panitia segera mempersilakan qta untuk naik ke kapal lagi untuk berangkat pulang...namun tentu saja banyak yang ga mau ketinggalan untuk mengabadikan saat2 terakhir di P. Onrust dengan berfoto2 di depan prasasti batu P. Onrust...cukup banyak yang nitip kamera ke para fotografer andalan Batmus sampai2 para model dadakan ini mulai merasakan kerasnya kehidupan seorang model dan mulai berteriak2 supaya sesi pemotretan kali ini segera disudahi (wahahaha that's truly white lies)...dan kemudian trip kali ini berakhir dengan berlayar kembali ke dermaga pelabuhan Muara Kamal yang sama sekali ga ada gangguan dari ombak sore itu, laut sedang bersahabat rupanya, tahu kalo mayoritas peserta hari ini kayanya lebih amatir masalah pelayaran...nyampe di Muara Kamal, ternyata kapal udah bisa masuk sampai ke dekat bis kami diparkir karena ketinggian air sudah mencapai batas yang memungkinkan, jadi ga perlu lagi meniti jembatan bambu yang tadi lagi...bus yang kami tumpangi masih menunggu dengan setia dan segera setelah semua peserta dipastikan ga ada yang ketinggalan...akhirnya kami semua sampai dengan selamat di tempat semula bahkan sebelum matahari terbenam, sempet say goodbye dulu sama Hanita and her mummy, dan pulanglah gw dengan menunggang "bus adem yang jalan di jalur sendiri"...and the trip is over for today, but my journey would still be rolling for any other destinations next time.
 
Penulis  : Ferrylieno
 
Sumber : ferrylieno. blogs.friendster.com
Go to fullsize imageMemancing dengan tonda sebaiknya dilakukan siang hari karena kita menggunakan umpan tiruan untuk mengelabuhi penglihatan ikan. Kegiatan ini dimulai dengan mempersiapkan pancing yang terdiri dari joran, gulungan, tali pancing, mata pancing dan umpan. Keadaan mata pancing perlu diperhatikan mata masih tajam atau tidak. Apabila sudah tumpul, mata pancing perlu ditajamkan dengan alat pengasah, seperti pengasah pisau atau gerinda batu.

Bagi pemancing tonda yang sudah berpengalaman, kegiatan ini dimulai dari pengaturan tali pada gulungan. Gulungan dilengkapi dengan alat pengatur ketegangan yang memiliki tuas dengan skala yang dapat diatur sesuai kehendak pemancing. Dalam skala tersebut tertera angka yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan ketegangan tali pancing.

Kekuatan tali (breaking streang) bisa diukur dengan menggunakan timbangan pegas. Cara pengukurannya dapat dilakukan oleh dua orang. Satu orang memegang joran, sedang yang lain menarik tali yang telah digantungi timbangan pegas. Pengukuran ini sangat penting, apabila kita salah menyetel gulungan akibatnya tali mudah putus jika ditarik ikan.

Setelah tali dipasang pada joran, mata pancing yang telah dilengkapi dengan umpan bisa disambungkan pada tali senar. Antara tali senar dan mata pancing umumnya menggunakan tali wire dari monel atau bisa juga tali senar yang berukuran besar. Hal ini untuk menghindari tali putus akibat gigitan ikan yang bergigi tajam. Panjang tali monel ini antara 1-1,5 m yang dipasang langsung pada mata pancing. Pancing tonda dapat menggunakan umpan tiruan atau sungguhan, namun yang sering dipakai adalah umpan tiruan, baik yang menyerupai ikan atau cumi-cumi. Dengan umpan tiruan ini, setiap umpan dapat digantungi lebih dari satu mata pancing.

Pancing yang telah dirangkai dalam satu unit siap untuk dioperasikan di laut. Dengan kecepatan kapal yang tidak terlalu tinggi, antara 3-4 knot, pancing diturunkan berlahan-lahan. Panjang tali pancing yang tepat untuk menonda tergantung pada kecepatan kapal. Dengan kecepatan normal, antara 10-12 knot, panjang tali yang sesuai adalah 20-25 m. Meskipun demikian, ini bukan ketentuan yang baku. Sebagai patokannya adalah bila umpan kelihatan melayang di permukaan laut saat tali ditarik oleh kapal. Dalam hal ini dituntut kejelian pemancing atau nakhoda kapal dalam memperhatikan gerakan umpan tersebut. Ikan-ikan pelagis yang menjadi sasaran lebih tertarik pada benda yang bergerak atau berenang menyerupai ikan atau cumi-cumi hidup.

Apabila tali pancing telah diulur (di area) dan umpan sudah bisa melayang-layang di permukaan, maka tuas yang ada pada gulungan tali bisa dikunci dengan cara menyetel tuas pada posisi ½ nya. Dengan cara seperti ini apabila mata pancing disambar ikan, tali pada gulungan akan mengulur dengan cepat sehingga menimbulkan bunyi “wee..k” menyerupai bunyi bel. Ini menandakan bahwa ada ikan yang terkait pada mata pancing sehingga perlu segera dilakukan penarikan.

Setelah penurunan pancing beserta talinya dianggap beres dan tepat, joran dapat diletakan pada tempat joran, bagi kapal yang dilengkapi tempat joran (road holder). Bagi kapal yang tidak mempunyai tempat joran, maka pemancing harus memegang joran tersebut. Khususnya pancing tonda yang tidak menggunakan joran, tali pancing bisa diikatkan pada bagian belakang (buritan) kapal.

Dalam satu kapal kadang-kadang menggunakan lebih dari satu joran untuk menonda, bahkan ada yang menggunakan enam joran sekaligus. Ini tentunya membutuhkan out rigger agar tali pancing bisa memencar, tidak saling bersangkutan. Cara pemasangan tali dan mata pancing pada joran sama dengan pancing yang pertama. Hanya saja, disini kebutuhan tali pancingnya berbeda antara joran yang dipasang di luar dengan yang di dalam. Joran yang dipasang di luar membutuhkan tali yang lebih panjang.

Jika joran semua telah terpasang pada tempatnya, kapal dapat bergerak dengan kecepatan antara 10-12 knot. Laju kapal diusahakan stabil sehingga umpan akan bergerak sesuai dengan yang diharapkan. Apabila kecepatan kapal dinaikan, ada kemungkinan umpan akan terbang. Sebaliknya jika kapal dilambatkan, umpan akan tenggelam ke dalam air. Dalam hal ini kemahiran Nakhoda megendalikan kapal sangat diperlukan.

Untuk membuat umpan lebih aktif, bisa melayang dipermukaan air, kapal dapat dijalankan dengan gerakan zig-zag (berjalan tidak lurus). Dengan cara seperti ini gerakan permukaan air akan lebih banyak sehingga umpan kelihatan lebih aktif dan akhirnya mampu menarik perhatian ikan pelagis. Perlu juga diketahui bahwa kebanyakan ikan pelagis mudah tertarik pada permukaan air laut yang bergerak seperti bekas permukaan yang telah dilewati oleh kapal. Oleh karena itu sering kita jumpai ikan lumba-lumba, cakalang, tuna dan marlin mengikuti kapal yang sedang berlayar di laut. (puser)

Pulau Untung Jawa terletak di sebelah barat Teluk Jakarta. Dari Jakarta bisa ditempuh dengan waktu satu sampai satu setengah jam perjalanan. Kapal-kapal penyebrangan yang berute Muara Angke- Pulau Pramuka, Muara Angke-Pulau Tidung selalu menyediakan kesempatan bagi siapapun untuk singgah sebentar di Pulau Untung Jawa. Ini dikarenakan letak Pulau Untung Jawa yang terdapat di tengah-tengah, diantara pulau-pulau yang dilewati kapal penyebrangan.

Dari Tangerangpun bisa dijangkau dengan mudah. Trip Tanjung Pasir - Pulau Untung Jawa dapat ditempuh hanya lima belas sampai dua puluh menit perjalanan. Kemudahan inilah yang membuat Pulau Untung Jawa menjadi pilihan yang tepat dihari libur bagi turis-turis lokal yang berkantong cekak tetapi menginginkan liburan yang berkualitas. Sebuah pilihan wisata yang menarik sekaligus murah meriah.
Pulau Untung Jawa memiliki luas yang memadai untuk dijelajahi. Di dekat pelabuhan terdapat tempat yang dirancang pemerintah setempat sebagai tempat wisata. Masuknyapun melalui jalan conblok yang rapi dengan petugas tiket di ujung dermaga. Masuk ke dalamnya akan ditemui masjid dan tempat-tempat wisata. Jika mau terus menyelusuri pantainya, kita akan menemukan hutan bakau dengan canopy yang memadai sehingga memudahkan pengunjung untuk menjelajahinya.

Walaupun canopy telah berakhir, jelajahi terus pantainya. Kita akan menemukan pohon-pohon bakau yang cukup tua, bahkan tumbuh sendiri-sendiri di air yang dangkal. Bagi pecinta fotografi, tempat ini cukup menarik untuk diabadikan.


Para pemancingpun tidak harus jauh-jauh melemparkan kailnya. Cukup memancing di dermaga, ikan-ikannya cukup memadai. Bahkan saya menemukan pemancing yang mendapatkan ikan kuwe sebesar lengan. Cukup besar untuk ukuran memancing di dermaga.


Sayangnya Pulau yang terletak dekat dengan daratan Tangerang ini cukup dibombardir oleh sampah daratan. Di beberapa bagian pulau, sampah-sampah itu menyangkut di pohon-pohon bakau. Sebuah pemandangan yang tidak mengenakkan dilihat mata.


Jika anda berkantung cekak, cobalah mampir ke Pulau Untung Jawa. Suasana pulau yang berbeda dengan daratan membuat kita melupakan sedikit ketegangan akibat bekerja selama seminggu. Tapi jangan lupa, kalau anda menginginkan Pulau Untung Jawa bersih dari sampah, kurangi sampah dengan membuang pada tempatnya. Kalau perlu sampah-sampah yang kita temui selama keliling di Pulau Untung Jawa, dimasukkan ke dalam keranjang sampah. Dengan demikian kita sudah berandil menjaga lingkungan. Sederhana bukan ? (guide)

FOTO - FOTO PULAU UNTUNG JAWA

 
Kepulauan seribu seperti yang kita ketahui itu tidak berjumlah 1.000 pulau, melainkan hanya 110 pulau. Kepulauan yang terkenal indah dan bagus ini menarik perhatian wisatawan domestik ataupun mancanegara. Kita bisa berkunjung ke kepulauan seribu ini melalui kapal laut atau speed boat. Bisa dari ancol untuk naik speed boat. Jika ingin murah, maka kita harus gunakan kapal laut dari Muara Angke. Dengan kapasitas penumpang sekitar 100-150 orang. Biayanya cukup murah, 30 ribu rupiah per orang. Di sini kita naik bersama penumpang lain yang lama perjalanannya sekitar 2 jam lebih.

Muara Angke adalah tempat di mana kapal-kapal berlabuh, selain kapal penumpang juga banyak kapal nelayan yang mencari ikan. Kita bisa belanja di pasar angke ini. Harga ikan-ikan laut segar bisa terbilang murah. kapal penumpang berangkat pada jam 07.00 dan 13.00 dengan tujuan berbagai pulau. Biasanya tujuan kapal penumpang ini adalah ke Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau Tidung. Pulau-pulau itulah yang berpenduduk banyak dan sering menjadi tujuan wisata.

Sampai di Pulau Pramuka, pulau yang banyak dikunjungi wisatawan ini, mempunyai ciri dengan dua tower. Biaya Hidup di sini tidak begitu mahal seperti yang kita bayangkan. Harga penginapan berkisar harga 300-500 ribu untuk satu rumah kecil dan untuk kamar 100 ribu. Begitu juga makanan, bisa terbilang murah dengan menu makanan ikan laut yang bisa membuat perut kita kenyang. Di pulau pramuka inilah pusat pemerintahan kepulauan seribu. Terdapat Rumah Sakit, Mesjid Agung dan KUA di sini, juga tempat sekolah seperti SD,SMP dan SMA ada di sini.

Tidak hanya menikmati pemandangan laut biru atau bermain pasir saja, kita juga bisa snorkling ataupun diving sekalian. Kita bisa melihat indahnya ikan-ikan laut yang bersembunyi di karang-karang. Di pulau pramuka ini semua alat itu bisa kita sewa. Untuk penyewaan alat snorkling harganya sekitar 30 ribu dan untuk biaya diving sekitar 600 ribu. Jika bosan dengan pulau pramuka, kita juga bisa menyewa perahu untuk keliling pulau lainnya. Biayanya 300 ribu untuk seharian penuh.

Pulau-pulau yang bisa kita kunjungi di sekitar pulau pramuka adalah pulau keramba, pulau semak daun, pulau air, dan masih banyak lagi. Di antara pulau-pulau itu ada sebagian pulau yang tidak berpenghuni. Banyak orang-orang yang camping di sana dan ada juga yang bermain snorkling karena air yang jernih dan pantai putih yang bersih.
Bottom trawling adalah cara menangkap ikan yang ilegal karena merusak lingkungan  Bottom trawling merupakan cara memancing dengan menggunakan pukat, yang berupa jaring ikan dengan jangkauan yang luas dan lebar. Jaring yang dipasang pada teknik bottom trawling dipasang di sepanjang dasar laut ( bottom ) sampai kedalaman tertentu yaitu untuk menangkap ikan demersal yaitu ikan – ikan yang mencari makan di dasar perairan maupun ditengah perairan. Ikan yang ditangkap dengan cara bottom trawling bisa beraneka macam karena penggunaannya di dasar perairan yang merupakan jalur ikan mencari makan. Jaring pukat bottom trawling dipasang rendah di dasar perairan dengan kedalaman yang cukup dalam d dalam perairan dan ditarik oleh kapal pukat baik dengan sistem 1 kapal maupun 2 kapal join menjadi satu. Kapal yang dipakai biasanya yang memiliki daya yang cukup kuat sampai lebih dari 10.000 HP sehingga mampu menarik bottom trawling tanpa kesulitan. Jaring pukat bottom trawling menangkap hampir semua jenis ikan di daerah dasar perairan seperti ikan cod, cumi, udang dan berbagai ikan yang hidup di karang – karang. Ikan besar dan kecil serta berbagai macam molusca biasanya ikut terbawa oleh jaring pukat ini. Hampir semua spesies yang kecil yang terkena jaring pukat ini tidak mampu meloloskan diri dari jaring pukat bottom trawling mengingat kecilnya lubang jaring yang ada. Kehancuran suatu ekosistem di suatu perairan menjadi ancaman penggunaan bottom trawling. Banyak ikan besar dan kecil yang tidak bisa meloloskan diri, dan akhirnya diambil sebagai komoditi meskipun harganya sangat murah. Dengan diambilnya semua jenis ikan bahkan dari berbagai umur, menyebabkan daur hidup ikan menjadi terganggu dan menjadi rusak.  Belum lagi kerusakan yang ditimbulkan jaring tersebut jika menghantam terumbu karang dan merusaknya, maka konservasi terumbu karang menjadi terganggu. Terumbu karang yang menjadi tempat hidup banyak spesies ikan menjadi terancam dengan adanya jaring pukat yang kuat melewatinya dan menghancurkannya. Di beberapa negara penggunaan bottom trawling beberapa sudah diawasi, pengawasan terutama dari jenis dan bentuk jaringnya apakah sudah sesuai dengan standard penangkapan ikan. Besar lubang jaring merupakan faktor penentu besaran ikan yang akan ditangkap. Namun lebih banyak negara yang melarang jenis pukat bottom trawling digunakan sebagai cara penangkapan komersialnya. Mengingat banyaknya kerugian yang ditimbulkannya dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkannya. Kerusakan lingkungan memang merupakan hal yang patut diwaspadai oleh para nelayan profesional, mengingat masa depan industri perikanan di masa depan, semoga para pemancing pun memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggalakkan program “catch and release” bagi ikan – ikan yang termasuk langka. Termasuk penggunaan cara – cara penangkapan ikan yang selalu memperhatikan kelestarian lingkungan demi anak cucu kita kelak.Bottom trawling merupakan cara memancing dengan menggunakan pukat, yang berupa jaring ikan dengan jangkauan yang luas dan lebar. Jaring yang dipasang pada teknik bottom trawling dipasang di sepanjang dasar laut ( bottom ) sampai kedalaman tertentu yaitu untuk menangkap ikan demersal yaitu ikan – ikan yang mencari makan di dasar perairan maupun ditengah perairan. Ikan yang ditangkap dengan cara bottom trawling bisa beraneka macam karena penggunaannya di dasar perairan yang merupakan jalur ikan mencari makan.

Jaring pukat bottom trawling dipasang rendah di dasar perairan dengan kedalaman yang cukup dalam d dalam perairan dan ditarik oleh kapal pukat baik dengan sistem 1 kapal maupun 2 kapal join menjadi satu. Kapal yang dipakai biasanya yang memiliki daya yang cukup kuat sampai lebih dari 10.000 HP sehingga mampu menarik bottom trawling tanpa kesulitan.
Jaring pukat bottom trawling menangkap hampir semua jenis ikan di daerah dasar perairan seperti ikan cod, cumi, udang dan berbagai ikan yang hidup di karang – karang. Ikan besar dan kecil serta berbagai macam molusca biasanya ikut terbawa oleh jaring pukat ini. Hampir semua spesies yang kecil yang terkena jaring pukat ini tidak mampu meloloskan diri dari jaring pukat bottom trawling mengingat kecilnya lubang jaring yang ada.

Kehancuran suatu ekosistem di suatu perairan menjadi ancaman penggunaan bottom trawling. Banyak ikan besar dan kecil yang tidak bisa meloloskan diri, dan akhirnya diambil sebagai komoditi meskipun harganya sangat murah. Dengan diambilnya semua jenis ikan bahkan dari berbagai umur, menyebabkan daur hidup ikan menjadi terganggu dan menjadi rusak.

Belum lagi kerusakan yang ditimbulkan jaring tersebut jika menghantam terumbu karang dan merusaknya, maka konservasi terumbu karang menjadi terganggu. Terumbu karang yang menjadi tempat hidup banyak spesies ikan menjadi terancam dengan adanya jaring pukat yang kuat melewatinya dan menghancurkannya.

Di beberapa negara penggunaan bottom trawling beberapa sudah diawasi, pengawasan terutama dari jenis dan bentuk jaringnya apakah sudah sesuai dengan standard penangkapan ikan. Besar lubang jaring merupakan faktor penentu besaran ikan yang akan ditangkap. Namun lebih banyak negara yang melarang jenis pukat bottom trawling digunakan sebagai cara penangkapan komersialnya. Mengingat banyaknya kerugian yang ditimbulkannya dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkannya.

Kerusakan lingkungan memang merupakan hal yang patut diwaspadai oleh para nelayan profesional, mengingat masa depan industri perikanan di masa depan, semoga para pemancing pun memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggalakkan program “catch and release” bagi ikan – ikan yang termasuk langka. Termasuk penggunaan cara – cara penangkapan ikan yang selalu memperhatikan kelestarian lingkungan demi anak cucu kita kelak. (pemancing/puser)
Hingga saat ini terdapat sebelas pulau yang dipergunakan untuk wisata umum di  Kepulauan Seribu. Masing-masing pulau dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan juga  kegiatan wisata air bagi para pelancongnya. 

Pulau-pulau yang dikelola perusahaan swasta itu memiliki keunikan-keunikan tersendiri,  Pulau-pulau itu adalah :
  1. Pulau Bidadari
  2. Pulau Ayer Besar
  3. Pulau Sepa Besar
  4. Pulau Bira Besar
  5. Pulau Matahari
  6. Pulau Petondan Barat
  7. Pulau Putri Timur
  8. Pulau Antu Barat dan Timur
  9. Pulau Kotok Besar
Go to fullsize imageUntuk pancing yang menggunakan gulungan, termakannya umpan oleh ikan ditandai oleh bunyi uluran tali yang menyerupai bel, sedangkan untuk pancing yang dipegang terasa ada sentakan dari dalam air. Kejadian ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh setiap pemancing. Dengan adanya tarikan ini, pemancing secara spontan berteriak pada Nakhoda untuk menaikan kecepatan kapal. Hal ini dilakukan agar ikan yang memakan umpan cepat tersangkut pada mata pancing. Jika kecepatan kapal tidak dinaikan, ada kemungkinan ikan melepaskan kembali umpan yang telah masuk ke mulutnya. Bila Nakhoda yakin bahwa ikan telah tersangkut pada mata pancing, kecepatan kapal segera diturunkan sampai lebih pelan dari kecepatan normal menonda. Dalam keadaan seperti ini tetap diperlukan keahlian Nakhoda, jika Nakhoda tidak pintar dalam mengendalikan kapal, ada kemungkinan ikan terlepas kembali.
Setelah kapal berjalan pelan atau berhenti, penarikan tali pancing bisa dimulai, ini dinamakan fighting time. Pemancing profesional biasanya menggunakan sabuk yang telah dilengkapi dengan tempat joran untuk menarik tali pancing. Joran diambil dari rod holder, kemudian dipegang oleh pemancing dengan cara meletakan bagian bawah joran pada sabuk yang telah dilengkapi dengan lubang tempat joran. Tali pancing kemudian digulung perlahan-lahan dengan memutar alat putar yang terdapat pada gulungan.

Irama menggulung tali harus disesuaikan dengan gerakan ikan. Apabila ikan kelihatan melawan,tali harus di hentikan. Sebaliknya bila ikan kelihatan kelelahan, tali harus segera digulung. Demikian seterusnya hingga ikan mendekati kapal. Teknik menggulung tali ditentukan oleh keahlian si pemancing dan dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Apabila si pemancing ceroboh dan tidak sabar ada kemungkinan ikan lepas atau tali putus.

Bagi pemancing yang benar-benar lihai dalam hal tarik ulur dengan ikan, mungkin dalam waktu yang singkat ikan sudah dapat dinaikan ke kapal. Bahkan, mereka juga bisa menangkap ikan yang berukuran besar dengan menggunakan tali yang berukuran relatif lebih kecil. Kelihaian ini pada lomba memancing bisa memperoleh nilai tambah pada kriteria penilaian.

Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan penarikan ikan, baik dengan joran atau tanpa joran, adalah kapal harus dalam posisi tidak berjalan. Bila kapal bergerak maju, maka akan terjadi tarik menarik antara si pemancing dengan ikan. Akibatnya tarikan menjadi berat yang kadang-kadang bisa membuat tali putus. Bagi pemancing yang tidak menggunakan joran, penarikan harus di lakukan dengan hati-hati. Apabila ikan yang terkait cukup besar jangan di paksakan untuk menariknya saat ikan masih melawan. Tunggu dulu sampai ikanbenar-benar lemas. Jika dipaksakan menarik tali,jari tangan bisa terluka akibat gesekan senar. Oleh karena itu, jika tidak menggunakan joran, pemancingan disarankan memakai sarung tangan.

Ikan yang sudah kelihatan lemas akibat tarik ulur dengan pemancing, perlahan-lahan akan mendekat ke kapal mengikuti tarikan tali pancing. Meskipun demikian, kadang-kadang ada ikan yang masih memiliki tenaga kuat walaupun sudah mendekati kapal. Ikan marlin dan layaran, misalnya, biasanya masih melawan meskipun sudah berada beberapa meter di belakang kapal. Oleh karena itu, sering kita jumpai pemandangan yang mengasyikan di mana seekor ikan marlin atau layaran melompat keatas permukaan laut (jumping) pada saat di tarik mendekati kapal.

Ikan yang sudah dekat dengan kapal harus ditarik dan di arahkan pada posisi sebelah kiri atau kanan kapal. Maksudnya untuk memudahkan menaikan ikan ke atas dek kapal. Dengan bantuan ganco yang cukup tajam, ikan di kaitkan pada mata ganco, bisa pada tubuhnya atau punggung nya . untuk ikan yang berukuran besar, lebih baik menggunakan dua ganco.

Bila posisi ganco sudah benar-benar kuat, secara perlahan-lahan ikan dapat di naikan ke atas kapal. Ganco ini tidak di perlukan bila yang tertangkap ikan kecil. Serok yang terbuat dari jaring dan bertangkai sudah bisa di gunakan untuk mengangkat ikan kecil. (puser)

Lokasinya hanya sekitar 45 kilometer dari Marina Ancol, tempat dimana kapal-kapal pengangkut wisatawan bersandar. Namun demikian, panoramanya sungguh luar biasa. Dari jauh, nampak terlihat cottage dan bungalow yang seakan mengapung di perairan menyongsong para pendatang dengan penuh ramah. Pearl of the Thousand Island, demikian pengelola pulau seluas 6,5 hektar ini mereposisikan dirinya. Hal ini cukup beralasan karena pulau ini memang laksana mutiara di tengah hijaunya laut yang terbentang bebas. Dan, PT Global Ekabuana yang menjadi pengelola pulau ini nampaknya memang cukup serius membuktikannya. Mereka menderetkan cottage-cottage yang berdiri di atas perairan yang dirangkaikan dengan jembatan penghubung antar sesamanya. Selain itu, mereka juga menyuguhkan aneka atraksi air di tengah eksotika alam yang demikian menawan.
 
Adapun jumlah cottage yang ada di Pulau Ayer Besar ini mencapai 41 buah. Dan itu masih ditambah pula dengan 4 bungalow dan pemanjaan udara laut tropis yang masih bersih. Selain itu, tersedia pula restoran dan bar, diskotik, kolam renang, taman bermain, kelandaian pantai yang tetap resik terpelihara. Selain itu, para pelancong Pulau Ayer juga masih dapat menikmati sajian atraksi wisata air yang bisa dicoba siapa saja. Mulai dari mencoba motorboat, kano, banana boat, jet ski, maupun sekadar memancing untuk bekal santap malam bersama keluarga atau teman dan kolega. (Roy)
 
FOTO - FOTO PULAU AYER
 
 
Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah di Jakarta yang memiliki kekayaan dan aneka ragam hayati laut. Makanya, bagi yang hobi memancing, sudah tak asing lagi dengan Kepulauan Seribu yang kaya akan berbagai jenis ikannya. Sayangnya, tak semua keanekaragaman hayati tersebut dapat ditemui dalam waktu bersamaan. Ada saat-saat tertentu dimana beberapa jenis ikan akan muncul.

Kemunculan ikan-ikan ini dipengaruhi faktor angin yang biasa berhembus di laut. Berdasarkan perhitungan para nelayan, ada beberapa musim angin yang bagus untuk melaut dan ada beberapa musim yang baiknya tidak melaut. Informasi ini, diharapkan bisa menjadi referensi bagi para pemancing sebelum bertolak ke Kepulauan Seribu.
Musim Daya Laut
Merupakan musim yang baik untuk memancing atau bagi nelayan baik untuk melaut. Karena pada musim daya laut yang terjadi sekitar Oktober-November, kondisi alam cukup bersahabat. Tiupan angin yang tidak begitu kencang dengan ombak yang tenang sangat cocok untuk mencari ikan di laut. Pada musim ini, biasanya sejumlah ikan seperti Ikan Manyang, Kembung, Selar, Teri, dan Tongkol sangat mudah ditemui.

Musim Barat Daya
Biasanya pada musim ini, angin bertiup dari arah barat daya ke arah timur laut melewati pulau-pulau dengan kecepatan yang sangat kencang (badai), warga setempat menyebutnya dengan istilah angin barat daya. Kondisi ini tentu diperparah dengan ombak laut yang cukup ganas serta badai angin. Musim ini biasanya terjadi sekitar awal tahun baru, yaitu bulan November-Januari.

Nelayan setempat, meyebut musim ini sebagai musim "paceklik" karena banyak nelayan yang tidak berani melaut. Pada musim ini, nyaris seluruh perairan seperti tidak ada ikannya. Untuk itu, jika memaksa memancing pada musim ini siap-siap saja gigit jari.

Musim Timur
Pada musim ini biasanya terjadi mulai Juni-Agustus. Musim timur, biasanya angin bertiup kencang mulai pagi hingga malam hari dengan iringan badai dan gelombang laut yang besar. Pada musim ini, ketinggian gelombang bisa mencapai 1-2 meter. Karena gelombang tinggi, beberapa nelayan menjalankan aktifitasnya pada malam hari dnegan alat pancing.

Biasanya, aktifitas ini disebut "ngambur" karena saat menangkap ikan menggunakan alat penerang berupa obor. Saat memancing, para nelayan hanya bisa mendapatkan beberapa jenis ikan seperti Ikan Tambak, Jerapa, Kakap Putih, dan beberapa jenis ikan yang hidup diantara batu karang.

Musim Tenggara
Musim ini merupakan musim yang paling dibenci para warga Kepulauan Seribu, karena saat ini biasanya beberapa perairan dipenuhi beragam sampai dari daratan. Tak heran, masyarakat setempat menyebut musim tenggara dengan musim sampah. Mengikuti arah angin tenggara, beberapa sampah mulai sampah rumah tangga hingga limbah pabrik memenuhi pesisir dari daratan Jakarta dan Tangerang.Musim ini terjadi sepanjang bulan Mei.
Musim Kemarau
Musim ini terjadi mulai pertengahan Mei sampai bulan September. Musim ini ditandai dengan panas yang menyengat di atas rata-rata. Seperti kemarau di daratan, musim kemarau di Pulau Seribu membuat warga kesulitan mencari sumber air bersih.

Musim Pancaroba
Musim ini merupakan peralihan dari musim kemarau kemusim penghujan. Musim ini terjadi selama satu bulan di antara akhir musim kemarau dan awal penghujan yaitu bulan oktober. Masyarakat mengenal musim ini sebagai musim musim penyakit. Karena pada masa peralihan ini, tak sedikit masyarakat terserang penyakit pusing-pusing (sakit kepala), influenza, dan gatal-gatal pada kulit.

Musim Penghujan
Musim ini biasanya terjadi pada bulan November-April yang diikuti dengan curah hujan tinggi mulai bulan Februari sampai April. Musim penghujan untuk masyarakat Kepulauan Seribu merupakan salah satu musim yang paling diharapkan kedatangannya, karena sebagian warga yang dikelilingi lautan ini bisa mendapatkan sumber air bersih untuk keperluan minum dan masak dari penampungan air hujan yang dimiliki hampir seluruh warga.

Pengaruh Musim Terhadap Potensi Laut
Disamping musim angin yang telah disebutkan, beberapa nelayan mempunyai perhitungan sendiri untuk mendapatkan hasil laut yang sesuai dengan keinginannya. Potensi laut yang umumnya dimanfaatkan para nelayan adalah ikan dan sebagian kecil biota laut yang memiliki nilai ekonomi.

Namun, semenjak awal tahun 90-an potensi ikan di perairan Kepulauan Seribu sudah berkurang, hal itu disebabkan oleh peralihan metode penangkapan ikan. Dewasa ini, perkembangan teknologi alat tangkap merupakan biang keladi berkurangnya jumlah ikan, penangkapan ikan besar-besaran oleh nelayan lokal mapun nelayan dari luar Kepulauan Seribu sangat berdampak pada peningkatan jumlah ikan, apalagi penggunaan alat tangkap yang merusak ekosistem laut sempat ramai akhir tahun 80-an. Berikut musim ikan yang biasanya terjadi di Kepulauan Seribu.

Musim Ikan Tongkol
Ikan tongkol merupakan jenis pelagis yang melakukan migrasi melintasi perairan laut jawa. Musim migrasi terjadi pada bulan Oktober hingga April. Pada masa ini nelayan panen ikan tongkol dalam jumlah besar. Sayangnya, melimpahnya jumlah ikan tongkol pada musim ini mengakibatkan harga menjadi turun, ditambah pembeli yang terbatas.

Musim Ikan Tenggiri
Ikan ini juga merupakan jenis pelagis yang menjadi primadona nelayan karena harga jual yang tinggi. Ikan ini banyak dijumpai diperairan Kepulauan Seribu pada bulan-bulan November dan Desember.

Musim Ikan Baronang
IKan Baronang meruapakan salah satu ikan laut yang berharga mahal. Ikan ini banyak dijumpai pada bulan Februari-Maret dan November-Desember. Karena musim ikan ini terjadi dua kali setiap tahun, masyarakat setempat menganggap ini merupakan berkah tersendiri dari pencipta.

Musim Ikan Kerapu, Ekor Kuning, dan Cumi-cumi
Ketiga jenis ini terdapat di perairan Kepulauan Seribu sepanjang tahun. Tidak mengenal musim apapun, bagi nelayan ketiga jenis ikan ini banyak dijumpai meski volumenya tidak sebesar dahulu.

Musim Ikan Cucut
Ikan ini banyak dijumpai pada bulan Mei hingga Juli. Pada umumnya nelayan berlomba-lomba untuk menangkap jenis ikan ini karena harga cucut muda sangat mahal. Cucut muda biasanya dimanfaatkan para penggemar atau kolektor ikan menjadi ikan hias di aquariumnya.

Musim Teripang dan Udang Pengko
Dalam setahun dua kali musim teripang yaitu bulan Maret-April dan Oktober-November. Jenis teripang merupakan barang komoditi yang sudah langka. Pada saat bersamaan, nelayan juga memanfaatkannya untuk mencari udang pengko sejenis udang yang hidup didasar perairan dangkal sekitar pulau-pulau. Udang ini bersarang dengan menggali lobang di lamun-lamun dan karang yang berpasir, cara menangkap udang ini masyarakat menyebutnya dengan memengko maka udang ini diberi nama udang pengko, udang ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan cukup digemari. (Berbagai Sumber)

Pengembangan Wisata Pendidikan dan Konservasi Laut di Pulau Permukiman, utamanya di Pulau Pramuka dan sekitarnya, dan atau Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, bermula dari rasa prihatin terhadap ketidakberkembangan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan kepariwisataan yang sangat besar oleh masyarakat, tetapi justru kerusakan sumberdaya kelautan dan keeksklusifan pariwisata bahari yang kemanfaatannya sangat kurang dirasakan oleh masyarakat. 

Rasa keprihatinan tersebut, diaktualisasikan dengan coba-coba membangun obyek wisata bahari di Pulau Pemukiman, dengan maksud mendekatkan potensi perputaran ekonomi dari resort wisata ke pulau permukiman masyarakat sekitarnya. Pada bulan Maret 2003, BTNKpS dengan bermodalkan kebersihan akomodasi, keramahan dan kekakuan pegawai dalam pelayanan dan pemanduan wisata, dan perubahan beberapa kegiatan konservasi menjadi obyek wisata pendidikan konservasi laut, SANGAT MENGAGETKAN bahwa ternyata WISATA PENDIDIKAN DAN KONSERVASI LAUT DI PULAU PRAMUKA sangat maju dan diminati dengan sangat pesat, baik oleh Wisatawan Resort Wisata maupun Wisata yang datang langsung ke Pulau Pramuka. 

Dalam rangka meningkatkan obyek pendidikan di konservasi laut serta peningkatan peran serta masyarakat di Pulau Pemukiman terutama di Pulau Pramuka, pihak Taman Nasional Kepulauan Seribu berusaha menciptakan sesuatu yang baru dengan mengenalkan Kegiatan Penangkaran Kupu-kupu. 

Penangkaran merupakan suatu kegiatan untuk mengembangbiakan jenis-jenis satwa liar dan tumbuhan alam yang bertujuan untuk memperbanyak populasinya dengan mempertahankan kemurnian jenisnya sehingga kelestarian dan keberadaannya di alam apat dipertahankan. Penangakaran kupu-kupu meliputi kegiatan pengadaan/pengumpulan bibit kupu-kupu, pembiakan/perkawinan/ penetasan telur, pembesaran larva, pemeliharaan pupa/kepompong serta pemulihan populasinya di alam. 

Penangkaran kupu-kupu merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga kelestarian dan kemurnian jenisnya serta menghindari teramcamnya kelestarian beberapa jenis kupu-kupu dan wisata pendidikan. 

Klasifikasi Kupu-Kupu Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera dan kelas Insecta (serangga) yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera (lepis berarti sisik, pteron berarti sayap) dibedakan menjadi 2 (dua) golongan yaitu kupu-kupu (sub ordo Rhopalocera) sekitar 20.000 spesies dan ngengat (sub ordo Heterocera) sekitar 100.000 – 140.000 spesies. 

Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan ciri khas dari masing-masing sub ordo yaitu sebagai berikut : (1) Sayap kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan sayap belakang ngengat mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau pegangan. (2) Ujung antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak. (3) Biasanya kupu-kupu terbang pada siang hari sedangkan ngengat pada malam hari. (4) Waktu istirakhat, sayap kupu-kupu berdiri tegak, sedangkan sayap ngengat tidak berdiri (Departemen Kehutanan, 1994). 

Klasifikasi zoologis kupu-kupu menurut Symposium Royal Entomology Society (1984) dan Preston-Marham (1988) dalam Sihombing (1999) adalah sebagai berikut :

Struktur Morfologi Menurut Smart (1976) ciri spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala. Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut : 

•  Kepala (caput )
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk. 

•  Dada ( thoraks )
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor). 

•  Perut ( abdomen )
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur). 

SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU Umur kupu-kupu berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) minggu. Siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi larva (ulat). Selanjutnya, larva membentuk kepompong (pupa), baru akhirnya muncul sebagai kupu-kupu/ imago. Imago membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 4 (empat) jam untuk penyempurnaan warna dan pengeringan sayap sebelum siap untuk terbang mencari makan dan pasangan hidupnya. 

MANFAAT KUPU-KUPU Sedikitnya ada 7 (tujuh) manfaat dari kupu-kupu antara lain :
  • Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Euploea callithoe dan Papilio iswara.
  • Mempunyai nilai artistik/ keindahan, sebagai hiasan dinding, meja, penindih kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet.
  • Bahan penelitian biologis.
  • Bahan industri, seperti ngengat sutera ( Bombix mori ).
  • Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang.
  • Sebagai Koleksi.
  • Rekreasi/ menjadi obyek wisata pendidikan yang menarik.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-Kupu
 •  Pakan Kupu-Kupu, Makanan larva (ulat) pertama kali setelah menetas adalah sisa kerabang telurnya sendiri, selanjutnya larva (ulat) memakan daun, sedangkan kupu-kupu dewasa memakan beberapa cairan untuk menjaga keseimbangan air dan energi tubunya. Pada umumnya kupu-kupu memakan nektar bunga, tetapi beberapa cairan lain didapat dari tanaman atau pohon dan buah-buahan yang telah busuk dan kotoran burung atau hewan lain. Tipe dan jumlah makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat morfologi kupu-kupu. Tumbuhan inang merupakan tempat larva mendapatkan nutrisi penting dan zat-zat kimia yang diperlukan untuk memproduksi warna dan karakteristik kupu-kupu dewasa (Fitzgerald, 1999). 

•  Spesies, Telur dan pupa yang berukuran lebih kecil lebih cepat menetas. Sedangkan rentang hidup kupu-kupu bervariasi tergantung pada spesiesnya (Sihombing, 1999). 

•  Iklim, Kupu-kupu termasuk hewan berdarah dingin ( poikilothermik ) yaitu suhu tubuhnya dipengaruhi suhu lingkungan (Sihombing, 1999). Kupu-kupu hanya dapat terbang jika suhu tubuhnya di atas 30 o C (Col, 2000). Suhu tubuh kupu-kupu pada saat terbang 5 – 10 o C di atas suhu lingkungan. Sayap kupu-kupu sangat berperan dalam pengaturan suhu tubuh (termoregulasi). Kupu-kupu berjemur untuk menghangatkan tubuhnya dari cuaca dingin, hal ini mengakibatkan warna sayapnya memudar dan menjadi kurang indah. Pada daerah yang lebih panas pupa akan cepat menetas menjadi kupu-kupu. Tingginya laju kematian kupu-kupu dipengaruhi kondisi klimatik yaitu angin yang kencang, musim hujan dan kemarau (Fitzgerald, 1999). Telur kupu-kupu pada musim kering mengalami dormansi (hibernansi) dan akan menetas setelah musim hujan (Dephut, 1996). 

•  Jenis Kelamin, Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada stadium larva, pupa dan kupu-kupu dewasa (Dephut, 1994). 

TUJUAN PENANGKARAN
  • Membuat percontohan Penangkaran Kupu-kupu sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar TNKpS, yang dikemudian hari diharapkan dapat menjadi alternatif sumber mata pencaharian masyarakat setempat dalam rangka pelestarian manfaat taman nasional.
  • Salah satu obyek wisata di pulau pemukiman Pulau Pramuka.
  • Sebagai sarana pendidikan.
  • Sebagai souvenir bagi pengunjung Taman Nasional Kepulauan Seribu.
MANFAAT PENANGKARAN  
  • Terdapatnya percontohan penangkaran kupu-kupu dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
  • Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian satwa terutama untuk jenis kupu-kupu yang dilindungi.
  • Menambah alternatif mata pencaharian masyarakat yang berdampak pada peningkatan penghasilan.  
PEMBANGUNAN LOKASI PENANGKARAN
Tempat Penangkaran kupu-kupu berlokasi di Komplek Kantor Seksi Konservasi Wilayah III Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang merupakan Zona Pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Tempat penangkaran berupa kubah berbentu “L” dengan ukuran 750 M3 atau 150 m2 seperti pada lampiran denah. Daya tampung kandang ini dapat menampung kupu-kupu sebanyak 150 – 250 ekor.

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam menunjang kegiatan ini adalah :
  • Alat tulis kantor.
  • Bangunan penangkaran,
  • Cawan petri tempat penetasan telor,
  • Rrak dan kotak tempat pembesaran larva,
  • Rak tempat pembesaran pupa,
  • Termometer Ruangan,
  • Jaring untuk menangkap kupu-kupu,
  • Kuas kecil dan kuas besar,
  • Jarum pentul,
  • Kertas label,
  • Alat suntik,
  • Papan kayu,
  • Alkohol 70 %,
  • Plastik transparan dan Lem fox.
PENGADAAN BIBIT Pengadaan bibit kupu-kupu, rencananya dilakukan dalam bentuk kepompong dan kupu-kupu. Selanjutnya bibit dihasilkan dari penangkaran, dipelihara dan dikawinkan di dalam kandang reproduksi. Rencana Jenis Kupu-Kupu yang Akan Ditangkarkan.
No.
Nama Jenis
Family
Pakan Larva
Ket.
1
2
3
4
5
1.
Papilio helena
Papilionidae
Cytrus hytrix
 
2.
Papilio memnon
Papilionidae
Cytrus
 
3.
Troides Helena
Papilionidae
Aristolochia tagala
 
4.
Troides amprisus
Papilionidae
Aristolochia tagala
 
5.
Graphium sarpedon
Papilionidae
Cytrus
 
5.
Ornithoptera goliath
Papilionidae
Aristolochia tagala


PEMELIHARAAN Pemeliharaan kupu-kupu relatif mudah, yaitu dengan menyediakan kandang yang dilengkapi dengan tanaman sebagai sumber pakan. Metamorfosis kupu-kupu terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu : 

•  Pemeliharaan Telur, Telur-telur diambil dari tanaman inang dan disimpan dalam cawan petri yang tertutup rapat dan disusun rapi dalam rak penyimpanan di laboratorium kupu-kupu. Dilakukan pendataan telur yang meliputi : jumlah, jenis dan tanggal pengambilan telur. Setelah 5 – 7 hari telur akan menetas, kemudian dipindah ke stoples dengan dengan bantuan kuas kecil. Setiap hari telur yang diambil tempatnya dipisahkan, jika melebihi 10 hari telur tidak menetas maka telur dibuang. 

•  Pemeliharaan larva, Setelah telur menetas menjadi larva, kemudian dipindahkan ke dalam stoples yang sudah diberi sumber pakan larva dengan menggunakan kuas kecil. Pemindahan harus tercatat tanggal, jumlah dan jenisnya. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Dalam satu stoples dapat ditempati 50 ekor larva. Setelah 7 (tujuh) hari larva sudah mulai besar dengan ukuran 1 -1,5 cm, kemudian dipindahkan ke kotak kayu pemeliharaan larva ukuran sedang dan dilakukan pencatatan tanggal, jumlah dan jenisnya. Dalam 1 (satu) kotak dapat terisi 15 -20 ekor larva. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Untuk 15 -20 ekor larva, dibutuhkan sekitar 4 – 5 helai daun pakan jenis jeruk. Alat yang digunakan untuk membersihkan kotak larva adalah kuas, pinset dan alkohol. Alkohol digunakan jika ada larva yang mati dan membusuk, maka bekasnya disemprot alkohol. Untuk menghindari hama semut maka kaki rak penyimpanan kotak larva diberi mangkuk yang diisi dengan ter. Pada saat larva berumur 2 (dua) minggu ukuran larva sudah mencapai 3,5 – 4 cm, kemudian dipindah ke kotak pemeliharaan larva ukuran besar dan dicatat tanggal, jenis dan jumlahnya. Dalam satu kotak diisi 10 – 15 ekor larva. Setelah 25 hari menjelang 1 bulan larva berukuran 5,5 – 6 cm, larva mulai mencari tempat untuk persiapan menjadi kepompong selama kurang lebih 2 (dua) hari. Larva menaiki dinding kotak dan mengikatkan dirinya pada dinding dengan serat benang halus. Setelah dua hari proses pembentukan kepompong sempurna dan kulit larva sudah mengelupas. Kemudian kepompong/ pupa dipindahkan ke kandang pupa dengan menggunakan cutter, dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai tubuh pupa atau terjatuh. 

•  Pemeliharaan Pupa, Pengambilan pupa baik dari alam atau kotak larva dilakukan pencatatan tanggal, jenis dan jumlahnya. Kepompong/ pupa yang sudah diambil kemudian dilem fox dan diberi lidi ukuran 5 cm pada bagian dada yaitu bagian yang kerasnya. Setelah kering selama satu malam, kepompong disimpan di kandang pupa dengan menggunakan jepitan. Penyimpanan bisa digantung atau ditancapkan pada busa yang digantung dalam kandang pupa. Pemeriksaan kepompong dilakukan setiap hari, jika cuaca panas, suhu di atas 30 o C terutama musim kemarau maka kandang pupa disemprot denganuap air untuk menjaga kelembaban. Suhu rata-rata siang hari di tempat penangkaran 24 – 25 o C. Jika ada kepompong yang gagal maka dikeluarkan dan dibuang. Ciri-ciri kepompong yang gagal adalah berjamur, warna hitam pekat, pada bagian kepala mengeras, segmen tubuh mengendur dan tidak mengeluarkanbunyi atau gerakan. Kandang pupa diletakkan pada tempat yang mendapatkan sinar matahari pagi. Predator utama kepompong kupu-kupu adalah tikus. 

•  Pemeliharaan Kupu-Kupu Dewasa, Kupu-kupu setelah menetas dari kepompong dalam jangka waktu sekitar 3 (tiga) jam sudah siap terbang untuk mencari makan dan pasangan untuk perkawinan. Pemeliharaan di kandang Kubah dilakukan dengan memberikan makanan tambahan berupa bunga potong yang mengandung madu dan larutan gula dengan perbandingan 2 : 1 (dua bagian gula dan satu bagian air) sehingga larutan agak kental. Larutan gula diletakkan pada sutau wadah piring yang diberi bunga-bungaan agar menarik kupu-kupu. Kandang selalu dibersihkan dari kotoran, daun dan rumput yang kering serta dilakukan penjagaan dari predator. Untuk menjaga kelembaban, di dalam kandang dibuatkan aliran air (parit) yang mengalir mengelilingi kandang. 

PENGAWETAN Nilai ekonomis kupu-kupu cukup tinggi jika sudah diolah dalam bentuk ofsetan yang sempurna dan tertata rapi sebagai souvenir bagi pengunjung TNKpS. Souvenir berupa opesetan kupu-kupu dikemas dalam bentuk awetan kering, hiasan dinding (pigura) dan gantungan kunci. (Bima/TNKpS)

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu