Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta akan memberlakukan kenaikan tarif penyeberangan kapal dari Muara Angke ke Pulau Seribu terhitung 1 November mendatang.

Kenaikan tarif kapal ini berlaku untuk kapal yang beroperasi di zona 1 dan 2. Pada zona 1, tarif awalnya hanya Rp 25 ribu kini naik menjadi Rp 40 ribu per penumpang. Zona 2 naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 50 ribu per penumpang. Tarif tersebut harus ditambah dengan Rp 2.000 untuk Jasa Raharja. Sehingga totalnya untuk zona 1 sebesar Rp 42 ribu dan zona 2 Rp 52 ribu.

Kapal di Zona 1 rutenya meliputi Muara Angke - Pulau Untung Jawa, Muara Angke - Pulau Lancang, Muara Angke - Pulau Pari dan antar pulau di dalam Kepulauan Seribu. Sedangkan Zona 2 meliputi, Muara Angke - Pulau Pramuka, Muara Angke - Pulau Kelapa, Muara Angke - Pulau Tidung dan Muara Angke - Pulau Payung. Kenaikan tarif mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi.

"Kenaikan tarif ini untuk menampung aspirasi pemilik kapal ojek atau tradisional yang menginginkan perbedaan tarif dengan kapal milik Pemprov DKI. Saat ini, tarif kapal ojek sama dengan tarif kapal milik Pemprov DKI yang lama sebesar Rp 30 ribu," ujar Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Senin (29/10).

Selain itu, kata Pristono, kenaikan tarif ini juga mengacu pada daya beli atau kemampuan masyarakat Kepulauan Seribu yang semakin meningkat. Apalagi, lanjut Pristono, selama enam bulan terakhir, tarif penyeberangan ke Pulau Seribu tidak pernah naik. "Tentunya, kenaikan tarif ini dibarengi dengan peningkatan pelayanan," kata Pristono.

Untuk menunjang peningkatan kualitas pelayanan, rencananya pada Desember mendatang Dishub DKI akan mengoperasikan kapal baru. Kapal berkapasitas 200 penumpang ini akan tetap bisa beroperasi meski ada gelombang setinggi dua meter. Bahkan tahun 2013, akan dioperasikan dua kapal lagi. Kesemua kapal tersebut melayani rute Muara Angke-Kepulauan Seribu.

"Kapal-kapal baru ini akan beroperasi dan tidak bergantung pada cuaca. Karena kapalnya besar dan mampu menghadapi gelombang maksimal setinggi dua meter," ungkap Pristono.

Ketua Pengelola Wisata Pemukiman Kepulauan Seribu, Amsir Hasbi, meminta kenaikan tarif ini harus diimbangi dengan perbaikan pelayanan. Sebab, kata Amsir, selama ini kapal-kapal milik Dishub kerap mengalami kerusakan dan tidak sesuai jadwal. Padahal, banyak warga memilih pulang dari pulau menuju ke Dermaga Kali Adem Muaraangke, karena ada jadwal kapal yang datang pada pukul 14.00. Namun, ketika belasan bahkan puluhan pengunjung menunggu, kapal tersebut tidak kunjung datang.

"Pengunjung sering kecewa karena kapal yang ditunggu sesuai jadwal ternyata tidak datang. Para pengunjung yang telah menunggu pada siang hari itu harus menunggu kapal pada esok pagi, sehingga waktu mereka terbuang," tutur Amsir.

Pihak Dishub beralasan tidak datangnya kapal tersebut dikarenakan ombak yang tinggi dan kapal yang rusak. Namun, dia sering melihat situasi ombak masih bisa dilalui karena masih banyak kapal-lapal berbahan fiber seperti kapal-kapal penyeberangan Dishub tersebut yang datang pada waktu yang sama. "Untuk itu, saya harap Dishub bisa mengimbangi kenaikan harga dengan perbaikan fasilitas maupun jadwal keberangkatan," harapnya.

Sementara itu, Sukma (34) warga Tanjungpriok mengaku belum mengetahui adanya kenaikan tarif kapal tersebut. Sebab, tidak ada sosialisasi sebelumnya dari petugas. "Agak berat juga adanya kenaikan tarif itu, karena dalam seminggu dua kali saya selalu mengunjungi saudara di Pulau Pramuka," tandasnya.


Sumber : beritajakarta


Jakarta - Pilgub DKI Jakarta sempat membuat warga Pulau Seribu terpecah antara kotak-kotak dan kumis. Namun, hari ini mereka berdamai dengan diwakilkan oleh koordinator tim sukses masing-masing.

"Kita umumnya bersaudara, tidak ada perselisihan. Ini untuk mempercepat akselerasi pembangunan saja," kata Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfie, Rabu (31/10/2012).

Ludfie menyampaikan hal tersebut dalam acara 'Damai Anak Pulau for Jakarta Baru Kepulauan Seribu' di Bandar Jakarta, Ancol, Jakarta Utara. Kubu kotak-kotak diwakilkan oleh Abdullah Feri dan kubu kumis diwakilkan oleh Asyuroh, Ludfie dan istri menjadi saksi perdamaian tersebut.

"Menurut saya hal politik dengan gesekan pembicaraan itu hal wajar, makanya dengan islah ini saya menyambut baik. Jangan sampai lirikan mata saja menjadi tidak baik dan tidak ada senyum," kata Feri.

Feri menambahkan pergesekan yang terjadi antar warga tidak sampai pada gesekan fisik. Sikap-sikap yang muncul hanyalah sikap curiga namun berpotensi terjadinya benturan.

"Gesekan tidak terlalu keras, cuman mencurigai seperti wacana Jokowi tidak pantas dan sebagainya. Cuman memang gesekan itu perlu disikapi, karena kalau tidak ada peningkatan akan ada benturan. Makanya kita minta difasilitasi islah ini," ujar Feri.

Tidak berbeda dengan mantan koordinator timses kotak-kotak tersebut, Asyuroh menilai gesekan yang terjadi karena keterbatasan pendidikan dan informasi warga Pulau Seribu. Hal ini ditambah euforia pelaksanaan pilgub DKI Jakarta 2012 lalu yang luar biasa.

"Saya menganggap ini berlomba untuk perbaikan, kalau diharapkannya pak Jokowi ya kita sambut kita dukung. Diam-diaman itu kalau ada ya karena keterbatasan pendidikan, keimanan, dan pergaulan. Masyarakat dengan background demikian mudah terkontaminasi," ujar mantan koordinator timses kumis Kepulauan Seribu tersebut.

Feri dan Asyuroh pun berdiri dan saling berjabat tangan menunjukkan keseriusan mereka untuk hidup berdampingan secara harmonis. Ludfie sendiri turut merangkul jabat tangan hangat tersebut.

"Ini bagus sekali, ke depan kita harus bersama membangun Kepualauan Seribu baru dengan semangat baru dan tidak lagi seperti kemarin. Semua potensi kita tingkatkan untuk pembangunan Pulau Seribu," tutup Ludfie.
 
Sumber : detik.com
 
 
 
 
Jakarta - Blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sangat ditunggu warga Kepulauan Seribu. Jika pria yang akrab disapa Jokowi tersebut datang, harapannya tidak secara formal.

"Kalau beliau datang, jangan terlalu formal ya. Karena saya lebih suka sekonyong-konyong tanpa persiapan," kata Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfie, pada wartawan di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2012).

Ludfie sangat berharap kehadiran pria sederhana tersebut di kabupaten satu-satunya di Jakarta. Kunjungan Jokowi sendiri dinilai mampu membantu pembangunan di Kepulauan Seribu.

"Siapa sih yang tidak mengharapkan pimpinan datang. Bagus untuk mengenal masyarakat dan menampung aspirasi orang pulau," kata Ludfie.

Ludfie mengaku sudah pernah mengundang Jokowi untuk datang ke Pulau Seribu. Ia pun mengharapkan Jokowi bisa hadir dalam peringatan hari jadi Kabupaten Kepulauan Seribu.

"Secara lisan kita sudah undang, secara formal belum. Lebih cepat lebih bagus, saya ada hari peringatan kabupaten tanggal 10 November nanti," ujar Ludfie.

Ketika ditanya soal kebutuhan masyarakat pulau, Ludfie meminta Jokowi untuk memperhatikan infrastruktur dan sanitasi di pintu gerbang DKI Jakarta tersebut.
Sumber : detik.com


1329667000118620837Lumayan capek juga hari ini. Bangun subuh tuk bertolak ke Pulau Pramuka. Setengah hari full diving 2 kali. Tiba di penginapan, setelah bilas dan cuci alat saatnya tuk santai. Tapi tunggu dulu….Jangan langsung rebah badan. Liat di depan. Sunsetnya bagus. 

Beruntung menginap di guest house, namanya Villa Delima, yang persis menghadap barat, hanya 100 meter dari dermaga, bisa melihat sunset. Selain Villa Delima cukup banyak home stay lain yang persis menghadap matahari terbit. Beda kalau nginap di tengah. Maksudnya bagian tengah pulau. Perlu tergopoh-gopoh ke dermaga agar ngga kehilangan momen.

Sebenarnya sunset indah cukup mudah di nikmati dari Pulau Pramuka. Hanya saja, namanya alam, ngga bisa di tentu-kan selalu harus terjadi saat weekend. Suka-sukanya alam dech. Kami hanya bisa pasrah menunggu.
Kali ini beruntung. Di ufuk barat matahari senja kelihatan indah. Ini pasti hanya sebentar aja. Ngga lama lagi mataharinya ketelea awan. Gerak cepat dikit, ambil kamera, cari angle yang asyik. 

Menikmati sunset salah satu momen bagus. Itulah salah satu bonus menikmati weekend di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Selain fokus ke matahari terbenam, ada obyek-obyek lain yang bisa menambah keindahan foto. Kapal kayu berjalan pelan, Pulau Panggang yang letaknya persis di depan Pulau Pramuka, anak-anak bermain, bisa menjadi obyek siluet. Sangat indah kalau dapat di capture dalam satu frame. 

Untuk mengabadaikan momen bagus kameranya ngga perlu canggih. Pake pocket juga sudah bisa menghasilkan foto menarik. Apalagi sekarang sudah banyak pocket yang harganya di bawah satu juta. 

Setelah matahari hilang di balik horizon, tunggu dulu. Bias-bias sisa cahaya tetap bagus. Lihat lah gradasi warna-warni di langit. Memang dominan warna jingga. Sesekali mendapatkan momen biru langitnya. Woouwww…kesannya cool. Aku paling suka saat-saat seperti ini disini.
Sunrise
13296671281199205702
Pagi-pagi sekitar jam 5 pagi sudah bangun. Ngga perlu mandi, langsung ambil kamera menuju arah timur Pulau Pramuka. Letaknya tidak jauh dari penginapan kami. Cukup jalan kaki saja kurang lebih 5 menit. Beruntung juga pulau ini tidak besar. Mau kemana-mana tidak jauh. 

Tiba di spot, pantai timur pulau Pramuka, kami menunggu saat mentari pagi menampakkan rupanya. Semoga bagus ya seperti kemarin. Tidak lama kemudian, pelan-pelan, yang di tunggu-tunggu mulai kelihatan. Kamera sudah siap. Oke…shoot…shoot… Pindah tempat, cari angle lain…shoot. Beruntung pagi itu tidak ketutup awan.
Beda dengan sunset, dari arah timur tidak tampak pulau-pulau. Obyek pendukung kebanyakan pepohonan. Jadi harus pintar-pintar mengatur angle untuk mengkombinasikan pohon dengan sunset. Selain itu ada perahu kecil milik nelayan. Bisa di shoot dalam satu frame bersama sang Mentari. 

Oooo…ada seorang bapak berjalan menuju perahu itu. Wah ini momen bagus. Bisa langsung kita shoot dalam satu frame. Perhatikan gerak-gerik orang itu. Saat ia berjalan, setelah dekat dengan perahu, bisa langsung kita shoot bersama mentari. Biarkan alami saja. Ngga perlu request kepada sang bapak tuk ”action”. Pasti foto akan menarik. 

Pengaturan kamera agar mendapat foto yang indah tidak lah sulit. Kalau di kamera ada setinggan White Balance (WB) cloudy, yang bergambar awan, gunakan itu. Jangan gunakan auto. Hasilnya akan lebih memberikan warna jingga alami. Kalau belum puas melalui software cukup atur level dan contras. Jadi foto yang di hasilkan sama sekali tidak ada rekayasa. 

Yeaaa…lagi-lagi bonus liburan di Pulau Pramuka. Selain diving atau snorkling, jalan-jalan ke pulau lain, jangan lewatkan momen sunset dan sunrise. Ngga rugi liburan di sini. Biaya murah, view cakep, sarana di pulau lengkap, jadilah sering kesini. Herannya kog ngga pernah bosen ya….


Sumber : kompasiana.com 


Sudah niat dari tadi sore "mau tidur cepat ah" maklumkan namanya juga mau jalan-jalan..hohoho.. Ya, bener aja berkat waktu tidur gw yg ga terlalu malam itu akhirnya gw bisa bangun lebih dulu dari kedua ayam peliharaan bokap.

Bergegas gw hidupkan si putih tunggangan gw untuk mengantar gw ke lokasi yang jaraknya kira-kira 30 menit dari rumah, "Bbbbbrrrrr" dingin..hahahhaa... Sampainya di lokasi "loh? kok sepi?" hihihi kedua sahabat gw ternyata masih tertidur lelap. kami ber-6 memang punya niat untuk berlibur ke pulau pramuka-kepulauan seribu.

Ting-tong..semuanya sudah siap, saatnya berangkaaaattttt.... Tahap pertama yang harus kita lalui adalah melalui pasar angke, layaknya acara anak-anak " Dora the Explorer " ini merupakan tantangan besar untuk sampai ketempat tujuan, alhamdulilaah ya allaaah akhirnya sampe juga di "kapal" hahha.. setidaknya kita dah ga becek-becekan dan ga bau-bauan lagi...

Tuuuttt...tuuuuttt kapal laut pun bergeraaakk.. gigi satu lalu gigi dua dan seterusnya, loh?   4 jam kami habiskan aktifitas di dalam kapal yang 1 jam diantaranya kami berteriak lalu terdiam karena ombak sempat menggoyangkan kapal kami "Aaaaahhhhh tooooloooong" blep sunyiiiiii.....hihihi..tapi seruuuu... Setelah kapal yang kami tumpangi tiba-tiba melambat, serentak kami tengokan kepala untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar sana, salah seorang dari kami ada yang sedang mengeja sebuah kalimat yang bertuliskan "Selamat da..da..da.." maklum temen kami yang satu itu memang sedikit ngefans sama aziz gagap, yang bener tuh "Selamat Datang di Pulau Pramuka"  setelah terbaca jelas ya kami ga banyak berfikir untuk segera mengambil barang bawaan kami dan berlari keluar kapal, "STOOOOPPP" salah seorang ABK berkata pada kami "tunggu dulu mas, kapal nya kan masih di tengah laut nih", hihihi..maklum kami terlalu nafsu untuk segera menikmati indahnya pulau pramuka.

Hap, kaki-kaki kami melangkah riang gembira di tiap tepian pulau. Sejenak melepas lelah di teras depan tempat menginap kami, tak sampai 1 jam kami bergegas untuk kembali melaut melihat keindahan sekitar pulau mulai dari pulau harapan, semak daun, dan pulau gosong. 


Tak sabar rasanya menikmati rahasia bawah lautnya, mengintip? Pasti dong.. Terlihat jelas para ikan-ikan cantik mengiringi perjalanan kami.

Senja sudah menunggu kami untuk segera kembali ke pulau, memang tak puas menikmati indah nya bawah laut hanya dalam waktu 3 jam saja tapi apa boleh buat siang akan segera berganti dengan malam dan sekarang waktunya makaaaann... 


Makan malam yang telah kami pesan sebelumnya sudah tertata rapih di atas meja makan kami, tidak butuh waktu banyak abrakadabra haap, nasi dan lauk pauknya habis kami lahap, mantaaap..

Selamat pagiiii cantiiiiikkk..begitulah cara gw menyambut pagi di pulau ini. hap-haap, beranjak dari tidur, cuci muka, gosok gigi, laluuu ciaat-ciaattt yuk kita jalan-jalan menikmati indahnya pagi yang mudah-mudahan menjadi saksi hadirnya engkau ya matahari. 

Kubuka pintu ini perlahan ngeeekk ternyata langit berselimutkan awan gelap yang kudapat, yaah tapi tak apalah niat jalan-jalan pagi tak pula aku urungkan. tersenyuuum sambil berlari-lari kecil ku dibuat riang gembira..lalalalaallaaa...lilliliiiliiii... foto-foto, bersepedah menjadi pilihan kami untuk menghabiskan sisa waktu kami di pulau ini, tepat jam 13.00 kami menaiki kapal dan kembali ke Jakarta. 

Selamat tinggal pulau pramuka..Selamat tinggal cantiiiiikkkk... ^  ^
 
Sumber : asamaniis 
 
 
 
Snorkeling adalah salah satu cara untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Persiapan yang kurang matang bisa mengganggu kegiatan snorkeling. Berikut adalah tips yang berhasil dikumpulkan, agar snorkeling tetap aman dan nyaman:

1. Gunakan masker yang pas

Masker adalah pelindung mata yang wajib digunakan ketika snorkeling. Agar tidak menganggu selama menyelam, pilihlah masker yang pas dan tidak bocor. Untuk mengetahui masker bocor atau tidak, Anda bisa menempelkan masker ke wajah tanpa mengikat talinya ke kepala dan tahan napas. Bila tidak copot, maka dapat dipastikan masker tidak bocor ketika dipakai menyelam.

2. Cegah masker dari embun

Hal yang paling umum terjadi ketika menyelam adalah fogging atau masker yang berembun. Anda bisa mengoleskan pasta gigi atau shampo bayi ke kaca bagian dalam masker untuk mencegah fogging. Biarkan pasta gigi atau shampo bayi menempel pada masker dan bilas dengan air laut sesaat sebelum digunakan untuk menyelam.

3. Pilih fin yang pas dengan ukuran kaki

Fin atau sepatu katak adalah salah satu perlengkapan penting saat snorkeling untuk membantu pergerakan kaki. Fin yang tidak sesuai dengan ukuran kaki tentu sangat mengganggu ketika berenang. Oleh karena itu, pilihlah fin yang pas dengan ukuran kaki.

4. Latihan bernafas dengan snorkel

Snorkel adalah pipa yang khusus digunakan untuk bernafas ketika bersnorkeling. Perlu cara khusus untuk menggunakannya. Agar pernafasan terasa nyaman, Anda bisa berlatih menggunakan snorkel sekitar 5 sampai 10 menit, sebelum memulai snorkeling.

5. Baju khusus

Anda bisa menggunakan wet suit yang biasa disediakan di tempat penyewaan alat snorkeling. Bila tidak ada, Anda bisa menggunakan legging dan kaos lengan panjang. Ada baiknya Anda menggunakan kaos berwarna cerah, agar mudah dikenali kawan.

6. Gunakan sunblock

Saat snorkeling, biasanya kita terlena melihat keindahan laut, tanpa menyadari kalau kulit sudah terbakar matahari. Untuk mencegah itu semua, gunakan sunblock yang memiliki SPF tinggi ke seluruh tubuh.

7. Gunakan pelampung
Tidak perlu khawatir untuk Anda yang tidak bisa berenang. Biasanya alat pelampung disediakan di tempat penyewaan alat snorkeling. Pelampung sangat berguna untuk keselamatan di laut lepas. Jadi, pastikan selalu mengenakannya.

8. Jangan jauh-jauh dari teman
Untuk menambah keamanan selama snorkeling, pastikan Anda tidak berjauhan dengan teman untuk saling menjaga. Terlebih lagi bila bersama instruktur, jangan pernah berjauh-jauhan dengan mereka agar keselamatan lebih terjamin.
Selain bersih, bagi yang ingin membawa kendaraan sendiri (mobil/motor)di pelabuhan ini menyediakan parkir untuk menitipkan kendaraan yang cukup besar dan aman.



 

Lokasinya tidak terlalu jauh dari pelabuhan yang lama, dari Terminal belok ke kiri lalu terus melewati penjemuran ikan. Hingga ke ujung jalan. Di pelabuhan ini memang tidak ada kapal kayu besar (ojeg), yang ada hanyalah transportasi berupa kapal motor dengan ukuran sedang, yakni KM Lumba-lumba dan KM Krapu yang agak kecil, dengan harga yang cukup ideal. Antara 25.000 – 30.000 rupiah plus biaya asuransi sebesar 2.000 rupiah.

Bagi wisatawan yang ingin membawa kendaraan sendiri berupa motor/mobil, ga perlu khawatir, karena di pelabuhan baru ini juga menyediakan lahan untuk “parkir inap”  yang cukup luas, dan pastinya dijamin aman.. untuk biaya tergantung dalam bernegosiasi.


KM. LUMBA-LUMBA
  • Lintasan 1: M.Angke – P.Untung Jawa – P.Pramuka – P. Tidung (PP)
  • Lintasan 2 : M.Angke – P.Untung Jawa – P. Tidung (PP)
 Jadwal Keberangkatan dari Pelabuhan Kali Adem - Muara Angke : Pukul 08.00 dan 13.00 setiap harinya

KM. KERAPU
  • Lintasan 1: M. Angke – P. Untung Jawa – P. Pramuka – P. Kelapa (PP)
  • Lintasan 2: M. Angke – P. Untung Jawa – P. Pari – P. Pramuka – P. Kelapa (PP)
  • Lintasan 3: M. Angke – P. Untung Jawa – P. Lancang – P. Payung – P. Tidung (PP)
  • Lintasan 4: M. Angke – P. Untung Jawa – P. Lancang – P. Pari – P. Pramuka (PP)
 Jadwal Keberangkatan dari Pelabuhan Kali Adem - Muara Angke : Pukul 07.00 dan 12.00 setiap harinya
























Kisah anak perahu di Kepulauan Seribu menantang ombakGeladak perahu berderit, ombak menghempaskannya ke kanan ke kiri. Semua penumpang tampak tegang dan berpegangan di bibir perahu.

"Perahu miring kapten!" ujar anak berumur 14 tahun itu kepada pengemudi perahu kayu.

Dengan cekatan Agus mengambil bambu untuk mengontrol goyangnya perahu. Perahu berpenumpang 20 orang ini pun stabil dibuatnya.

"Ini sih belum seberapa, waktu ke Pulau Pramuka bukan dengan kapal sebesar ini jauh lebih seram," cerita siswa kelas 2 SMP ini bangga kepada merdeka.com dalam perjalanan menuju pulau Pramuka, Jakarta (27/10)

Agus adalah satu dari puluhan anak di Muara Kamal yang mampu mengendalikan perahu atau yang kerap disebut sebagai anak perahu. Badannya kekar seolah laut membentuknya menjadi kuat, meski umurnya belumlah dewasa.

Kemampuannya memancing dan berenang juga tak perlu disangsikan. Sudah empat tahun, ia setiap harinya akrab dengan laut.

"Dari kelas 6 SD setiap pulang sekolah saya bantu ayah yang kerjanya memancing, kadang juga disuruh tetangga bantu bawa orang (di kapal)," ujarnya polos.

Baginya pekerjaan dan kesehariannya tampak normal, menurut penuturannya ada temannya yang bahkan terbilang lebih jago darinya soal menghadang ombak dan menjadi anak perahu.

"Ada teman saya dari TK sudah ikut ayahnya jadi nelayan, dia juga bisa berenang. Kalau saya waktu itu setahun tidak sekolah bantu ayah jadi nelayan," tuturnya sambil berkaca-kaca.

Upah yang diterimanya tergolong lumayan. Agus yang asli Karawang ini bisa mendapat upah hingga ratusan ribu. Saking jagonya mengendalikan perahu, para tetangga pun sering memintai bantuan meski perahu yang dibawa bukan miliknya.

"Dikasih uang tergantung jumlah orang yang dibawa bisa Rp 30 ribu sampai Rp 100 ribu. Biasanya dibawa sama tetangga. Kalau ayah sekarang tidak jaring lagi ikannya susah jadi kerja di pelelangan saja," ungkapnya sedih.

Bukan hanya perahu yang menjadi semangatnya, dari pengakuannya sekolah jadi sangat penting untuknya. Dia tak mau meninggalkan sekolah demi untuk mengantar orang ke pulau.

"Biasanya (berperahu) setelah sekolah. Rajin kok sekolahnya. Sekarang saja lagi libur," tutupnya

Muara Kamal menjadi satu dari berbagai tempat di Indonesia lainnya yang melahirkan banyak pelaut unggul. Agus menjadi salah satunya, dia pun menutup perbincangan dengan gairah melaut yang tak pernah pudar.
 Sumber : merdeka.com

 


Mungkin diantara sebagian orang yang (khusus) tinggal di sekitaran jakarta telah mengenal sebuah pulau yang berada di kepulauan seribu ini, namun banyak juga yang belum atau sama sekali tidak tahu tentang kepulauan seribu dan keindahan yang ada didalamnya..

Sedikit cerita mengenai perjalanan ke pulau pramuka..

beberapa minggu yang lalu, saya melakukan sebuah perjalanan (yang memang sudah direncanakan jauh-jauh hari, namun selalu tertunda) ke Kepulauan Seribu, tepatnya Pulau Pramuka yang merupakan pusat administrasi Kepulauan Seribu.

sebelumnya saya cari-cari informasi melalui mbah google (transportasi, penginapan, dll)
sekitar jam 4.30, saya berangkat menuju term. lebak bulus (diantar teman dari ps. minggu) kemudian, pkl. 05.00 saya naik busway dengan tujuan pemberhentian di Citra Land.

Dari citra land terus naik angkot merah B-1 trayek ke muara angke.
Begitu sampai (pkl. 06.00) di muara angke, hmm, aroma khas pasar ikan langsung semerbak tercium. Sesampainya di pelabuhan, saya janjian dengan owner penginapan, karena dia menyediakan kapal angkutan untuk ke pulau pramuka. pada pagi hari itu, banyak banget orang yang hendak pergi kepulau pramuka dan pulau lain (pulau tidung, pulau kelapa) namun dari kebanyakan itu, yang paling banyak adalah tujuan pulau pramuka. dan sekitar pukul 08.00 kapal berangkat menuju pramuka.

Sepanjang perjalanan yang terlihat hanya hamparan laut yang terlihat berubah dari warna hitam menjadi biru, dengan kondisi penumpang yang berjibun, namun sedikit terobati dengan pemandangan laut yang luas.
pkl 10.00 saya tiba di pulau pramuka, dan langsung ke penginapan yang jauh-jauh hari sudah saya pesan. istirahat dan makan sejenak, dan perlu diingat di pulau pramuka ini listrik beroperasi mulai pkl. 16.00 – 07.00, jadi selain itu ya nikmatilah hidup dipulau pramuka tanpa bisa charge hp, nonton tv, pokoke semua yang berhubungan dengan listrik.

karena kegiatan yang paling banyak diminati di pulau pramuka ini adalah snorkeling, ya akhirnya saya pun memutuskan untuk ber-snorkeling. dengan bermodal kemampuan ‘bisa renang’ (biasa dikolam renang) ya nekad aja lah.. (maklum baru pertama kali snorkeling) :o 

dikapal yang sudah disiapkan, saya bertemu 6 orang  yang mereka semuanya berasal dari jakarta juga. akhirnya kita pun kenalan dan mulailah bersnorkeling ria.

dan ini photo-photo ketika saya ber-snorkeling di pulau pramuka

Sumber : savegemini86 


Beberapa tips untuk Snorkeling di Pulau Seribu .
  1. Pilih lokasi pulau yang berada cukup jauh dari Jakarta, pulau penduduk yang dapat dipilih antara lain; Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Harapan, sedangkan untuk pulau resort pulau putri, sepa, pantara, kotok, pelangi. untuk pulau yang lokasi dekat kondisi air nya sudah tidak jernih dan kotor sehingga tidak dapat digunakan snorkeling.
  2. Pilih peralatan dan ukuran peralatan snorkeling yang sesuai dengan ukuran Anda, kalau bisa gunakan peralatan snorkeling milik sendiri agar lebih pas.
  3. Gunakan lotion dengang SPF tinggi untuk mencegah kulit terbakar,  kulit terbakar ditandai dengan warna yang memerah dan kulit terasa pedih.
  4. Lakukan pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih ramah
  5. Jangan lakukan snorkeling sendiri, sebaiknya ada yang mengawasi Anda hal ini untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan seperti terbawa arus, keram dan lain sebagainya.
  6. Bawa remahan roti agar ikan ikan kecil nan cantik datang ke anda
  7. Jika ingin spot yang bagus dapat sewa perahu / kapal kecil
Demikian beberapa tips untuk snorkeling di pulau Seribu Jakarta, mengenai harga sewa peralatan snorkeling di pulau Seribu bervariasi, kurang lebih harga sewa sekitar 35.000 rupiah per hari dan sewa kapal kecil kurang lebih sekitar Rp. 350.000 ,- / untuk jarak dekat.
Ceria…Ngetrip ke Pulau Bira
Terbayar sudah dua jam perjalanan dari Muara Angke --yang becek dan bau itu-- begitu “Raja Ekspress”, kapal kayu yang membawa sekitar 200 orang ini, bersandar di Pulau Pramuka. Kapal kayu ini merupakan transportasi umum yang digunakan masyarakat yang akan mengunjungi pulau-pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta ataupun sebaliknya. Kepulauan Seribu  merupakan gugusan lebih dari 300 pulau yang berada di Teluk Jakarta.

Dermaga dengan air laut jernih, kolam ikan hiu dan bandeng yang dangkal, sejenak memanjakan mata kami. Pulau Pramuka, merupakan pulau persinggahan bagi kami yang akan menuju Pulau Bira Besar. Tidak ada kapal dari Pelabuhan Muara Angke yang langsung ke Pulau Bira Besar. Beberapa tahun lalu, ada kapal cepat yang bisa mengantarkan langsung ke Pulau Bira karena dahulunya pulau ini merupakan pulau resort yang dikelola dengan baik, sebelum akhirnya ditutup oleh pengelolalanya.

Usai santap siang dan berganti pakaian kami siap untuk snorkeling. Perahu kayu milik nelayan sudah kami sewa untuk mengantarkan kami snorkeling ke beberapa spot terumbu karang dan ke beberapa pulau tak berpenghuni. Kami memang berencana check in penginapan di Bira pada sore hari.

Spot pertama yang kami datangi adalah Pulau Air. Pulau pribadi ini memiliki pantai yang bersih, dan pasti terumbu karang yang sehat serta ikan yang beraneka ragam. Bagi teman-teman yang belum pernah melakukan snorkeling, atau bahkan tidak bisa berenang, di sinilah pemandu kami  akan memberikan pelatihan singkat dan ringan mengenai snorkeling. Rasa khawatir dan takut akan segera lenyap megitu menyaksikan kenekaragaman biota laut di sana.

Lanjut ke spot kedua, kami snorkeling di Pulau Macan. Terumbu karang di pulau ini juga tak kalah cantiknya. Pulau Macan sebenarnya juga disewakan dan kita bisa menginap disana, namun karena ini Pulau pribadi, harga sewanya menjadi sangat tinggi dan tidak sesuai dengan kantong kami yang ‘backpacker-an’.

Semua teman-teman, baik yang sudah pernah snorkeling sebelumnya maupun belum sama sekali, terlihat menyatu. Beberapa kamera underwater mengabadikan kegitan yang menyenangkan ini. Setiap peserta trip diberikan kesempatan untuk bergaya di bawah air dan diabadikan dengan kamera. Pemandu kami memberikan trik-trik  agar bergaya di bawah air menjadi lebih mudah dan terlihat natural.


Tiba di Pulau Bira


Menjelang pukul 17.30 kami tiba di Pulau Bira. Dermaga dengan air laut sebening kaca menyapa kami dan memaksa kami untuk leyeh-leyeh sejenak di dermaga sambil menunggu sunset. Serunya, di Pulau Bira ini, untuk melihat sunset dan sunrise, bisa dari tempat yang sama.

Beberapa teman memilih untuk langsung check in di penginapan dan hunting sunset dari depan penginapan. Penginapan yang persis di depan pantai memang menjadi tempat yang strategis untuk hunting foto. Beruntungnya kami, sunset saat itu tampil dengan sempurna, memendarkan warna jingga di langit barat dan membentuk garis bayangan vertikal yang terpantul dari air laut.

Semuanya makin sempurna saat kami, 18 orang yang tidak saling kenal, menyatu dalam keriaan. Kepiting bulan dalam menu BBQ kami menambah keseruan saat kami harus bekerjasama untuk memecah cangkangnya dan menikmati daging legitnya. Hari pertama, terlewati dengan ceria.

Hari kedua, pukul 05.00 pagi kami serentak bangun untuk hunting sunrise dan berkeliling Pulau Bira. Pulau yang mempunyai luas  14 ha ini dahulu adalah sebuah resort yang mempunyai lapangan golf 9 holes. Kini lapangan golf tersebut telah tertutup ilalang dan tidak terlihat lagi, begitu pula dengan kolam renangnya, terlihat sama sekali tidak terawat.

Ada sekitar 20 cottage di sana. Namun semenjak tahun 2005, resort ini ditutup. Penjaga pulau memanfaatkan 8 cottage untuk disewakan kepada umum, karena kondisi bangunan dan furniture masih layak untuk disewakan.

Setelah jepret sana jepret sini dan mengelilingi Pulau Bira, kami bersiap kembali untuk snorkeling. Dan spot kami dihari terakhir ini adalah Pulau Kayu Angin. Meskipun banyak bulu babi, namun terumbu karang di pulau ini lebih beragam. Banyak sekali soft coral yang berwarna-warni.

Pulau kosong ini juga mempunyai pantai landai dengan pasir yang putih, bersih, dan halus. Tiba di sini kami tak ada niat untuk hopping island lagi. Kami manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk membuat foto terbaik sebelum ada panggilan untuk kembali ke Jakarta. Pulau Kayu Angin, menjadi penutup trip yang super ceria ini.


Sumber : republika.co.id 


 

Saya rasakan, dunia mancing negeri ini semakin semarak saja. Penyebabnya bukan karena komunitas mancing yang terus bertambah banyak di berbagai daerah, bukan pula karena semakin banyaknya member klub-klub mancing yang jumlahnya saya rasakan semakin banyak saja (bagaimana tidak pesat pertumbuhan klub-klub ini, kini satu kantor pun sudah membuat klub mancing sendiri), bukan pula karena begitu banyaknya turnamen mancing yang akhir-akhir ini digelar di berbagai daerah di Indonesia. Hal-hal barusan memang jelas pasti akan membuat dunia mancing di negeri ini semarak, tetapi ada hal yang lebih membuat semarak. Yakni kehadiran pemancing-pemancing baru dari kalangan perempuan! Jadi siapapun yang mengira bahwa urusan memegang joran (baca: mancing) hanyalah urusan kaum pria saja, kini harus merevisi pendapatnya tersebut karena nyatanya para cewek kini pun tak segan turun ke laut dan rela terpanggang ‘nakal’nya sinar matahari demi mendapatkan sambaran ikan. Mereka juag beranggapan bahwa memancing adalah olahraga yang cool seperti aktivitas bahari lainnya semisal snorkling dan ataupun diving. Bukankah ini perkembangan yang sangat menarik?!

Saat mengadakan trip mancing dasar ke Kepulauan Seribu di kawasan Teluk Jakarta bersama kawan-kawan pemancing para alumni AMI Jakarta, di antara mereka ternyata adalah para pemancing perempuan. Tak tanggung-tanggung ada tiga pemancing perempuan sekaligus meski satu di antara mereka kurang tahan laut alias mabuk terus selama trip yang berlangsung dua hari tersebut. Saya tak menyangka dua di antara tiga perempuan itu ternyata sangat tahan gempuran ombak laut, padahal kemarin itu di Kepulauan Seribu sedang ganas-ganasnya angin Barat. Ombak besar sekali. Tetapi meski selama dua hari digempur ombak terus, dua perempuan tersebut (yang kalau tidak salah bernama Icha dan Reny – perempuan ketiga saya lupa namanya) malah sangat menikmati suasana yang ada. Memang mereka bukanlah pemancing serius, dalam artian sepanjang waktu terus memancing dan atau membahas ikan-ikan. Mereka adalah tipikal pemancing pemula yang memancing seperlunya saja. Tidak harus menguasai A-Z tentang mancing. Dan tidak harus terus-terusan memancing. Saat ke laut pun tidak harus selama 24 jam terus memancing, mereka lebih suka membagi waktu yang ada antara memancing dan melakukan aktivitas lain untuk menikmati keindahan laut.

Yang dilakukan alumni-alumni AMI Jakarta ini, yakni mengajak kawan-kawan perempuan mereka pergi mancing, agaknya pantas ditiru oleh pemancing-pemancing lain. Selama ini banyak pemancinng yang pergi mancing hanya dengan kawan-kawan pria dan atau sendiri saja, tanpa melibatkan teman-teman perempuan ataupun istri-istri mereka. Memang ada kalangan perempuan yang anti dengan laut karena mereka beranggapan ke laut itu hanya akan membuat kulit hitam dan membuat jatuh ‘pasaran’. Tetapi saya yakin banyak sekali kawan-kawan perempuan kita (dan atau istri dan pacar kita) yang sangat ingin ikut kita memancing ke laut. Kita mungkin selama ini menganggap bahwa mereka tidak akan bisa menikmati keasyikan mancing di laut jadi mereka tidak perlu diajak. Bukankah belum tentu?! Perempuan juga pasti banyak yang memiliki minat dengan laut. Memang tidak banyak perempuan yang fanatik dengan olahraga mancing. Tetapi saya yakin banyak sekali perempuan yang ingin ikut serta mancing ke laut sebagai bagian untuk melepaskan stress dan atau mencoba pengalaman baru.

Kembali ke Reny Renata dan Icha. Pada akhirnya mereka kurang beruntung dalam trip tersebut, tepatnya kami semua kurang beruntung, karena angin barat semakin berhembus kencang yang membuat ombak meledak di seluruh penjuru Kepulauan Seribu. Melalui Blackberry seorang kawan kami juga memantau bahwa angin barat hari itu memang berpotensi bahaya karena kami membaca di Detik sebuah kapal fery di Batam karam dan menelan banyak sekali korban. Karena bahaya mengintip dan mancing pun menjadi tidak maksimal, usai berhasil menaikkan sekitar selusin kakap merah (red snapper) di rumpon pemilik kapal, kami bergeser ke keramba bandeng di Pulau Pramuka. Jaraknya sekitar 2 jam perjalanan dengan kecepatan 9-an knot dari rumpon kakap merah. Tempat ini juga pernah dijadikan shooting Mancing Mania pada beberapa waktu lalu saat membuat episode bandeng dan baronang. Dan keceriaan kembali ‘meledak’. Pemancing-pemancing peremuan ini langsung strike bandeng-bandeng ‘monster’ yang ukurannya berkisar antara 3 hingga 5.5 kg. Kami, para kru yang mengambil gambar hanya bisa memendam hasrat karena tidak bisa ikut mancing. Tetapi tidak masalah, lebih baik bertambah 3 atau 10 pemancing baru daripada kami selalu ikut mancing yang bisa menghalangi proses penyebaran ‘racun’ mancing ini.

Semakin banyaknya perempuan yang tertarik dengan olahraga memancing, harus dilihat sebagai peluang yang menarik. Bukan untuk melakukan hal yang aneh, melainkan untuk menularkan hobi yang mengasyikan ini ke kalangan lain agar mancing ini tidak jadi dianggap olahraga kalangan tertentu. Sebab jika mancing selalu dianggap sebagai olahraga kalangan tertentu (pria saja dan itupun yang kaya-kaya saja), saya yakin akan ada titik dimana olahraga mancing ini meredup dan ‘tidak laku’ lagi. Menularkan olahraga mancing ke perempuan dan termasuk ke anak-anak adalah cara jitu untuk membuat olahraga ini menjadi bagian wajar kehidupan keluarga. Jadi laut, danau, dan sungai di masa mendatang tidak hanya riuh rendah oleh kelakar para pria tetapi juga akan ramai oleh pekik riang para perempuan pemancing saat menaikkan ikan. Jadi, mari kita sebarkan olahraga mancing ini ke kawan-kawan perempuan kita baik itu saudara ataupun sahabat, agar laut tidak melulu hanya biru tetapi juga pink. Maksud saya, karena saya yakin setomboi apapun perempuan itu, meski sedikit apapun itu setidaknya dia akan berdandan sebelum berangkat mancing. Memoles bibir dengan lipstik tipis ataupun bedak halus. Ini akan menjadi pelajaran bagus bagi para pemancing pria yang berangkat mancing hanya dengan celana pendek dan kaos oblong sekedarnya plus tidak mandi pula! Hahahaha!

* Para lady anglers yang ada dalam postingan ini adalah Icha dan Reny, pemancing perempuan yang merupakan kawan dari para pemancing alumni AMI Jakarta. All pics taken by Bayu Sanduaji, salah satu kawan kami dalam trip ke Kepulauan Seribu tersebut. 


Sumber : michaelrisdianto 


Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sudah cukup lama tidak turun mancing, maka dengan senang hati saya menyambut ajakan Hendra mancing di seputaran Pulau Bokor, Kepulauan Seribu via Tanjung Pasir. Apalagi trip ini bersama kapten Suryadi yang konon sangat berpengalaman mancing tenggiri. Sambil bercanda ke istri saat pamitan berangkat saya berucap, "Mah...tar pulang buatkan aku tekwan ya..." Istriku tersenyum, IsyaAllah amien.....katanya. Seperti umumnya trip mancing, kami bertiga Hendra, Otto, dan saya mengawali trip dengan optimis. Semoga tanggal 9 Juni ini adalah hari keberuntungan kami. Bismillah ucapku lirih. Kami merencanakan mancing tenggiri, popping dan mancing dasaran. Gerimis kecil mengiringi keberangkatan menuju Tanjung Pasir tak sedikitpun menyurutkan niat kami. Sarapan nasi uduk tak boleh ketinggalan untuk menjaga stamina tetap baik. Kapal mancing dengan kapten Suryadi dan 4 orang ABK menyambut kami di dermaga Tanjung Pasir. Pasang air laut sedang tinggi sangat menguntungkan dan kapal bisa merapat ke dermaga. Karena jika laut sedang surut terpaksa harus naik "ojek" perahu kecil. Laut sangat teduh dan angin berhembus pelan. Dalam perjalanan menuju Spot Hendra dan Otto memakai waktu untuk tidur beristirahat.

Rencananya kami akan ngotrek ikan tembang, selar atau ikan kembung sebagai umpan, sebelum berangkat kapten menyarankan tak perlu beli umpan udang. Untuk mancing dasaran bisa pakai ikan iris. "Kopi pak !" Ucap kapten suryadi sambil menyodorkan secangkir kopi hangat. Ditemani sepotong roti, cukuplah ini untuk menghangatkan perutku sembari menyiapkan piranti mancing. Kali ini aku hanya membawa dua set joran, satu untuk popping dan untuk ngoncer tenggiri. Setelah umpan cukup kami meluncur ke spot karang dangkal dengan jarak tempuh tak lebih dari sepuluh menit. Kapal diposisikan sempurna sehingga sebagian pemancing bisa ngoncer tenggiri dan sebagian bisa popping.

Kami sedang beruntung. Pagi itu GT tampak sedang berpesta ikan kacang-kacang. Lompatan dan sambaran tampak jelas tak jauh di depan kapal. Ini jarak yang sangat ideal dari posisi kapal. Rasa penasaranku semakin memuncak. Aku selalu menyempatkan pemanasan kecil sebelum memulai. Lemparan pertama cukup baik, namun belum cukup menggoda sang penghuni karang. Lemparan kedua kembali kumainkan popper andalanku. “striiiiiiiike........” teriaku spontan. Seluruh isi kapal sontak terperanjak. Betapa tidak, ini adalah lemparan kedua. Otot belum lemas betul, dingin udara pagi masih menyelimuti dan aku harus mulai bertarung dengan GT. Luar biasa biasa perlawanan ikan target sport fishing ini. Reelpun menjerit. Aku tak sedikitpun memberi kesempatan sambil terus memompa joran dan menggulung tali pancing. Dengan sigap ABK mengidupkan mesin, tali jangkar dilepaskan, dan kapten mengarahkan posisi kapal. Tak berapa lama GT berukuran besar menyerah dan naik ke kapal. Sambil harus mengatur nafas yang masih terengah-engah, hook dilepaskan, senyum lebar tak dapat disembunyikan. Wow....mantap.....teriak seisi kapal.

Tak ingin menyia-yiakan momentum, Hendra, Otto dan Kapten menyusul popping. Dua GT lagi berhasil di naikan keatas kapal. Ada satu berhasil melepaskan diri dan mocel. Satu berukuran lebih kecil dan seukuran dengan GT pertama naik saat mampir dalam perjalanan pulang ke dermaga. Mungkin ini GT yang melarikan diri tadi pagi pikir kami. Karena sudah sepi dan capek, dilanjutkan mancing tenggiri dan dasaran. Kapal sempat pindah beberapa spot dengan jarak tak terlalu jauh. Kondisi air laut keruh dan arus yang kurang bagus di siang hari hanya mampu menambah perolehan dua tenggiri ukuran kecil, kue lilin, dan ikan tanda-tanda.

Ini adalah trip yang luar biasa dan membuktikan bahwa di kepulauan seribu masih banyak ikan berukuran besar. Tinggal kemauan bereksplorasi dan tentu faktor dewi fortuna. Jarak tak terlalu jauh dari Jakarta. Kita bisa mancing pagi dan pulang di sore hari. Terimakasih buat Hendra sebagai EO atas ajakannya, Otto atas tumpangannya, juga untuk Kapten suryadi dan ABK. Gagal memasak tekwan, terbalas oleh sensasi strike GT yang menawan. Salam strike. By : agus suyanto

Sumber : agussuyantozone





Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu