Kepedulian generasi muda terhadap kelestarian alam, khususnya biota laut semakin meningkat. Berbagai aksi nyata mereka tuangkan dengan menghasilkan ide kreatif untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati di Nusantara, khususnya.

Sebagai wahana bagi ide kreatif kawula muda, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghelat Kompetisi Inovator Muda (KIM). Ajang yang diperuntukan bagi pelajar SMA  ini diikuti oleh 92 sekolah di seluruh Indonesia.

Kompetisi besutan Bidang Edukasi Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) LIPI ini mencoba melihat inovasi kawula muda dalam memberikan solusi penyelamatan eksositem terumbu karang di Indonesia. KIM kali keenam ini mengusung tema Model Pelestarian Terumbu Karang dari Kacamata Generasi Muda.

Kepala LIPI Lukman Hakim mengungkapkan, Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan sekira 17 ribu pulau terbentang dari Sabang sampai Merauke. Maka, kekayaan bahari Indonesia, terutama terumbu karang, tentu sangat melimpah.

"Indonesia merupakan segitiga terumbu karang dunia. Namun, pemberdayaan terhadap sumber daya tersebut masih sangat memprihatinkan," kata Lukman di Tamini Square, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

Lukman mengatakan, melalui penelitian yang dilakukan oleh LIPI, kekayaan terumbu karang Indonesia dalam keadaan memprihatikan. Hanya 26 persen ekosistem terumbu karang dalam keadaan baik dan 36 persen dalam keadaan cukup. Namun, 32 persen ekosistem terumbu karang Indonesia dalam kondisi rusak.

"Manusia memiliki andil dalam kerusakan ekosistem terumbu karang tersebut. Faktor utama yang mendasari hal ini adalah minimnya tingkat pengetahuan untuk melestarikan terumbu karang," ujarnya.

Terakhir, Lukman berpesan agar para generasi muda kembali meningkatkan kepedulian untuk menjaga kelestarian terumbu karang sebagai kekayaan laut Indonesia. "Menjadi tanggung jawab generasi muda untuk memelihara dan menjaga terumbu karang untuk keberlanjutan bagi generasi selanjutnya," tuturnya.

Setelah melalui berbagai seleksi, tersisa tiga tim untuk berlaga di grand final. Mereka adalah SMAN 1 Kendari, SMAN 1 Jakarta, dan SMAK Tarsisius 1 Jakarta. Bertempat di Tamini Square, Jakarta Timur, ketiga tim menyampaikan hasil karya mereka di hadapan para pengunjung.
Akhirnya terlaksana juga pergi ke pulau tidung, salah satu pulau di kepulauan seribu. Setelah mencari-cari di internet, akhirnya kami mendapatkan juga paket yang cukup lengkap dan harga, bisa dibilang kami mendapatkan harga yang cukup murah.

Masuk ke Pasar Muara Angke jam 6 pagi, jalanan yang sempit penuh dengan mobil yang juga akan ke dermaga untuk pergi wisata ke kepulauan seribu. Bila membawa mobil, jalan terus saja, kita akan di tanya apakah akan menginap atau tidak, karena parkir mobil yang menginap berbeda dengan yang tidak. Untuk yang menginap di kenakan biaya Rp.50.000 rupiah saja.

Perjalanan ke pulau seribu memakan waktu sekitar 2 – 3 jam. Agak membosankan, karena kapal penuh sehingga kita tidak ada aktifitas. Bila membawa anak, persiapkan saja mainan yang bisa menghabiskan waktu, jangan lupa bekal makanan ringan dan minuman kareba di kapal tidak ada yang berjualan.

Sampai di pulau tidung sekitar jam 10 pagi, dan kemudian kita langsung di bawa ke penginapan rumah atau homestay. Disana kita bisa menyimpan tas, makan siang dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan aktifitas yang sudah terjadwal.

Satu hal yang menarik perhatian adalah betapa penduduk pulau tidung sangat memperhatikan kebersihan, hampir tiap sudut jalan tersedia tempat sampah. Jalanan bersih, hampir tidak ada sampah yang berserakan. Beda jauh dengan Jakarta, sampah dimana-mana.

Setelah makan siang, kami segera bersiap untuk snorkling. Kami mendapatkan pengarahan singkat tentang cara snorkling yang baik, kemudian menuju ke kapal.

Tempat snorkling yang kami tuju cukup baik, dengan air yang bersih dan banyaknya karang yang indah untuk di lihat. Sayang saya bukan perenang yang baik, jadi kurang begitu bisa menikmati pemandangan bawah laut. Setelah mengambil beberapa pose bawah laut, kami melanjutkan ke jembatan cinta di Pulau Tidung.

Sore hari di jembatan cinta adalah saat yang berkesan, dengan matahari yang mulai tenggelam dan suasana pantai yang penuh dengan berbagai kegiatan air adalah merupakan saat-saat indah. Bagu anda penggemar photography, ini adalah saat yang tepat untuk hunting. Bagi yang suka dengan tantangan, bisa mencoba dengan melompat dari jembatan cinta. Bagi yang suka kegiatan air, bisa naik banana boat atau jet ski. Atau bisa juga dengan dusuk menikmati yang ada dengan tidak melakukan apa-apa. Sore hari di jembatan cinta, apapun yang kita lakukan semua terasa indah.

Malam hari, karena gerimis, acara barbeque dibatalkan. Makan malam tetap diadakan, hanya saja makan di dalam rumah homestay. Setelah gerimis reda, kita mulai berkeliling pulau. Sayang tidak banyak yang bisa dilihat. Apalagi kebetulan listrik padam karena ada kabel dalam laut yabg putus, jadi penduduk pulau bergantung pada genset untuk kebutuhan listrik.

Pagi hari, kita bersepeda ke jembatan cinta lagi, kali ini kami akan menyeberang ke pulau Tidung kecil. Sambil menyeberangi jembatan, kami bisa melihat dasar laut, jernih belum tercemar, berbeda sekali dengan ancol, yang pantainya mungkin lebih kotor dari oli bekas.

Akhirnya semua harus berakhir, setelah menikmati pagi hari di Pulau Tidung Kecil, dan bermain pasir di Pulau Tidung Besar, akhirnya kami semua bersiap untuk pulang, kembali ke Jakarta, kembali kepada mimpi buruk.

Pulau Tidung memiliki segala potensi yang ada untuk tempat wisata. Tidak adanya penginapan atau hotel justru menambah nilai keunikan tersendiri, dimana kita harus menginap di rumah penduduk. Secara umum, penduduk lokal sangat perduli dengan para turis yang datang, terbukti dengan begitu baiknya mereka menjaga kebersihan. Tetapi secara individual, masih ada beberapa penduduk lokal yang masih belum menyadari bagaimana menjadi tuan rumah yang baik.

Secara umum, bila sudah penat dan capek akan urusan sehari-hari, pergi sejenak ke Pualu Tidung akan menjadi pilihan yang tepat dan berkesan.

Sumber : bagicerita.com
Dengan pengetahuan minim akan kepulauan seribu saya nekat pergi ke sana berbekal peta dari Google Map saya berangkat dari rumah menuju dermaga muara angke untuk berangkat ke Pulau pramuka. Perjalanan dimulai pukul 5 pagi dari pasar minggu dan sampai sana jam 6 pagi. Untuk berangkat ke P.pramuka ada dua dermaga Muara Angke dan Marina Ancol, hanya selisih harga antara Muara Angke dan Marina cukup besar saya pilih muara angke. Saat sampai disana saya menitipkan kendaraan saya di Pos Rukun Warga (lokasinya di sehabis jembatan menuju muara angke). Biaya penitipan ada 2x saat menitipkan dan saat mengambil, saat menitipkan petugas yang ada disana cuma bilang seiklasnya, Tapi berdasarkan info yang saya terima untuk roda 2 Rp. 10.000 dan roda 4 Rp 20.000, untuk 1x penitipan nanti saat ambil bayar lagi.



Untuk jalan ke lokasi dermaga kita bisa jalan kaki, naik ojek sepeda, angkot, ataupun becak. Untuk jalan kaki sebaiknya hindari soalnya kondisi muara angke becek. Saat sampai dermaga jangan lupa tanya nakoda kapal karena ada 2-3 kapal di dalam dermaga yang berangkat ke wilayah kepulauan seribu. Kapal yang berangkat dari muara angke ke Pulau Pramuka ataupun sebaliknya adanya jam7 pagi dan jam 1 siang, supaya lebih aman tiba 1 jam lebih awal mengingat di dalam kapal tidak ada tempat duduknya jadi bebas menentukan.



pic 1. suasana di kapal

Pukul 6.45 pagi ternyata kapal sudah jalan dikarenakan penumpang sudah penuh, saat berangkat cuaca cukup berkabut, sebenarnya pemandangan saat berangkat bagus tapi karena posisi saya di dalam dek dan cukup ramai saya kesusahan memotret suasana di luar. Perjalanan di tempu kurang lebih 2 jam. Sampai disana saya kagum atas beningnya air laut padahal dalam 1 jam perjalanan saya masih melihat laut hitam pekat khasnya pinggir laut jakarta. Sampai disana saya binggung karena informasi yang saya dapat cuma tempat penginapan Villa D'lima dan saat kesana lagi full book. Jadi saya menuju pusat informasi pariwisata pulau Pramuka yang lokasinya di sebelah RSUD Kepulauan Seribu. Disana saya bertanya-tanya soal penginapan dari mahal sampai murah dan dilayani dengan baik oleh bapak Komeng dan stafnya Oman. Saya pilihnya penginapan yang sedikit mahal di Pulau Pramuka Rp 300.000 yaitu wisma dermaga yang posisinya sedikit kedalam. Jika rombongan bisa pilih guest house selisihnya cuma beda Rp 20.000 dari wisma dermaga. Saat sampai di wisma dermaga saya istirahat sejenak, di sana walaupun penginapan ada AC nya tapi bisa dipakai pukul 21.00 karena listrik disana saat siang mati dan genset wisma dermaga tidak cukup kuat dengan AC. Sehabis instirahat disana saya mencari makan siang dan lumayan makan disana harganya tidak bea jauh dari jakarta. yang anehnya saat saya mau beli kelapa muda malah disana langka soal kelapa di pasok dari jawa/jakarta kelapa muda asli sana tidak begitu enak.



pic 2. sehabis sekolah main ke tepi laut


Sehabis makan saya melanjutkan sewa kapal untuk mengelilingi pulau yang ada dan snorkeling di tengah laut dimana ada lokasi penangkaran terumbu karang.Untuk penyewaan peralatan dan kapal saya tinggal menelpon Oman. Sewa kapal seharian keliling pulau berkisar Rp 300.000 dan sewa peralatan snorkeling berkisar Rp 35.000rb saat sepi dan Rp 40.000 saat rame.

Sehabis deal saya mempersiapkan peralatan buat foto air, untuk foto di dalam air saya mempergunakan kamera pocket ditambah penutup kedap air. Sebenarnya ingin membawa DSLR tapi saya tidak menemukan penyewaan casing kedap air yang untuk digunakan kamera DSLR EOS 350D.

Untuk awal snorkeling kita diajak oleh Oman dan temanya (saya lupa namaya) ke pulau Semak Daun, perjalanan ditempuh kurang lebih 30 menit. Sampai disanan karena masih panas Oman meminta saya jalan-jalan dulu di Semak daun. Disana saya melihat ada yang camping (hmm sunguh asik), untuk camping kita wajib mengantongi ijin dari P.Pramuka. Pulau semak Daun sungguh indah pasirnya putih dan pantainya bening. Kira-kira jam 14.30 saya pemanasan snorkeling, hal yang susah bagi saya adalah menggunakan sepatu katak/finsdi dalam air. Saat pemanasan selesai Oman mengajak saya pergi ke lokasi terumbu karang yang ada di tengah laut. saat sampai ternyata arus cukup deras sehingga pergi ke lokasi yang bernama karang lunak. Sampai dikarang lunak saatnya show time, Saya dikenalkan benda-benda laut dan diminta untuk memegangnya, karena saya rada geli saya lihat saja :-). Jam 16.00 saya cukupkan snorkelingnya untuk mengejar sunset, saya ditawarkan buat foto sunset di pulau2 yang mendukung dengan perahu tapi sayangnya kamera DSLR saya ada di penginapan jadi terpaksa saya cukup mengejar sunset di P.Pramuka. Oya Foto dengan kamera pocket di dalam air ternyata susah karena LCD sebagai viewfender tidak dapat terlihat dengan jelas di dalam air apalagi jika saat snorkeling cahaya matahari masih bersinar cukup terang.



pic 3. perjalanan menuju tempat latihan snorkeling bersama Oman (kanan)



pic 4. mr oman ke laut duluan memberi instruksi snorkeling yang benar



pic 5. penangkarang terumbu karang



pic 6. terumbu karang di pojokan


Pukul 17.00 sampai - 18.30 saatnya foto sunset. karena tempat sunset pas dermaga dan banyak orang maka saya strobisan saja dengan model (baru mau jadi model). Strobisan dengan payung ternyata susah dilakukan angin yang begitu kencang perlu orang yang memegang tripod/light stand, jadi payung disimpan dan langsung tanpa diffuser.



pic 7. ngefoto model (irma)




pic 8. model hepi , 1 hari yang melelahkan ditutup dengan enjoy


Selesai foto makan dan tidur awal untuk mengejar sunrise.

Pukul 20.00 - 04.30 sleep, pukul 4.40 saatnya mengejar sunrise. WOW ternyata saat sampai ditujuan lokasi pantai cukup kotor. sampai pukul 06.00 sunrise belum tampak karena tertutup awan, baru pukul 06.14 sunrise muncul dan cuma butuh waktu sedikit untuk full terang jadi lupakanlah tripod dan foto yang sempurna, segera lah saya pindah-pindah untuk mencari komposisi yang pas, setiap ada yang pas saya langsung jepret2. Cuma ada waktu 15 menit saja selebihnya matahari sudah cukup tinggi dan luminasi antara background dengan foreground sudah lebih dari 8 stop sehingga filter GND 8 saya harus di stack dengan 1 buah GND 8 lagi padahal saya hanya punya 1 filter :-/.



pic 9. sunrise @ P.pramuka


Selesai sunrise makan pagi dan jalan2, jika masih ada duit saya bisa snorkeling lagi, tapi karena yang pergi bareng saya dikit jadi kalo sewa kapal lagi patungannya besar. Jadi sambil menunggu pulang saya pilih ngelilingi pulau Pramuka.



pic 10. beralih profesi jadi tukang pijat


Pukul 12.00 saya sudah meninggalkan penginapan dan menuju dermaga, kapal jam 12.40 baru datang dan saya pun berebutan mencari posisi enak.



pic 11. orang yang sedang menunggu kapal



pic 12. beli kemilan buat di kapal


Sekian catatan perjalanan nekad saya ini, tapi saya pribadi puas karena wisata disana sungguh asik pantai bening dan banyak spot-spot bagus bagi yang suka foto landscape ataupun potrait.. mau model juga bisa asal bawa model sendiri :-P. Pokoknya tidak nyesel yang bikin capek kali perjalanan menuju pulau pramuka dari jakarta ataupun sebaliknya karena saya dapat kapal yang tidak ada penutup dek atas maka saya pilih berada di deg dalam yang penuh sesak dan panas.

Terima kasih buat blogger.com atas fasilitas blog ini dan teman saya Oman. Jika ada yang berminat berwisata disana dapat menghubungi Oman di 021-26157814dan terakhir bawa duit yang cukup karena tidak ada ATM disana jadi kalo kehabisan duit anda pun tidak bisa pulang.

Sumber : indraindra

JAKARTA (Suara Karya) Pariwisata bahari di Kepulauan Seribu tiga tahun terakhir ini meningkat. Yang menggembirakan, ribuan wisatawan, termasuk wisatawan mancanegafa (wisman), bukan hanya mengunjungi pulau-pulau resor saja, melainkan juga mengunjungi pulau-pulau penduduk sehingga warga pulau yang kebanyakan nelayan menikmati peningkatan kemampuan ekonominya. Sekarang di lima pulau sudah tersedia 305 homestay yang diusahakan penduduk.

Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu, Suwarto. MSi, mengungkapkan hal itu di kantornya, Selasa (28/6), saat mengevaluasi hasil Jakamaval 2011. Dalam karnaval mobil hias di Jalan Merdeka Selatan dan MH Thamrin, Minggu (26/6) sore, mobil hias Sudin Par-bud Kepulauan Seribu meraih peringkat kedua. Posisi juara diraih Dinas Pertamanan DKI, sedangkan peringkat ketiga diraih PD

Pasar Jaya.

Menurut Suwarto, pertama kali yang menjadi percontohan wisata pulau berpenduduk tahun 2002 adalah Pulau Untung Jawa. Kini tdlarT berkembang menjadi lima pulau penduduk, yaitu Pulau Untung Jawa memiliki 84 unit homestay, Pramuka 45 unit, Harapan 12 unit, Kelapa 12 unit, dan terbanyak Pulau Tidung 152 unit

Dengan menginap di homestay, wisatawan dapat berinteraksi dengan penduduk setempat. Rumah yang dijadikan penginapan itu juga telah memenuhi syarat sanitasi, kebersihan, dan kesehatan lingkungan.

"Pemilik homestay harus dapat memberikan informasi mengenai tempat yang patut dan aman dikunjungi wisatawan, sekaligus menjadi pemandu yang baik. Karena itu, mereka lebih dahulu ditatar," kata Suwarto.

Pariwisata bahari Kepulauan Seribu cukup lengkap. Kecuali ada pulau resor wisata dan pulau penduduk, ada pula pulau situs sejarahdan pulau konservasi. Yang terakhir ini Pulau Bokor dan Pulau Rambut sebagai konservasi reptil dan burung, Pulau Penjaliran dan Pulau Semak Daun sebagai habitat penangkaran penyu hijau dan penyu sisik.

Mengenai Pulau Tidung seluas 50,13 ha, berpenduduk 3.375 jiwa, tahun 2011 sampai Mei telah dikunjungi 46.868 wisatawan, termasuk 523 wisman. Untuk 10 pulau di Kepulauan Seribu dikunjungi 82.251 wisatawan, termasuk 3.440 wisman.

Kembali soal hasil Jakar-naval 2011, Kasudin Parbud Kepulauan Seribu mengakui timnya harus puas dengan peringkat kedua. Padahal, tahun lalu meraih peringkat satu atau juara.

Dicky Iskandar, dosen seni rupa UNJ yang menjadi juri, mengakui mobil hias Kepulaun Seribu yang mengusung tema "Pulauku Kian Hijau, Indah dan Bersih" cukup bagus walau hanya meraih peringkatkedua. (Dwi Pstn AA)
Sumber : Suara Karya 01 Juli 2011,hal. 12
Pulau Pramuka
Tengok saja Kepulauan Seribu yang relatif dekat dengan Ibu Kota yang tak disangka menawarkan paket berlibur akhir pekan. Setelah mencari tahu dan mendapatkan paket liburan tersebut, akhirnya kami yang terdiri dari 30 orang (tiga diantaranya adalah warga negara Malaysia) memutuskan untuk menghabiskan waktu akhir pekan disalah satu pulau dari Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Pramuka. Kami sepakat untuk berkumpul di dermaga Muara Angke jam 6 pagi karena kapal yang akan mengantar kami akan berlayar tepat jam 7 pagi. Setibanya di sana kami disambut oleh seorang pemuda berkulit hitam kecokelatan khas anak pantai yang bernama Vincent. Ialah orang yang menjadi guide kami selama kami berada di pulau Pramuka.

Tepat jam 7 pagi kapal yang bermuatan sekitar 70 orang itu mulai menjauhi dermaga muara angke menuju Pulau Pramuka. Selama diperjalanan kami dibekali jaket pelampung atau life vest karena memang perjalanan kami memakan waktu kurang lebih 2 jam lamanya. Angin yang kencang serta hujan yang turun sempat membuat kami cemas, ada beberapa orang yang akhirnya harus mengeluarkan isi perutnya karena tidak tahan akan guncangan kapal yang keras. Namun akhirnya kami sampai dengan selamat di pulau tujuan.

Setibanya kami di pulau Pramuka waktu menunjukan pukul 10.00 WIB, kami langsung menuju home stay yang sudah ditentukan. Kami mendapatkan dua home stay, satu untuk para pria dan satu lagi untuk para wanita. Setelah beristirahat dan makan siang, Vincent menjemput kami dan membagikan peralatan snorkeling berupaya jaket pelampung, snorkle, dan fin atau sepatu katak. Setelah itu kami kembali mengarungi lautan menuju Pulau Semak Daun.

Pulau Semak Daun adalah tempat latihan snorkeling untuk para pemula. Sebelum merendamkan diri di laut, terlebih dahulu kami pemanasan untuk melemaskan otot-otot ditubuh. Kegiatan olahraga kecil ini dipandu oleh guide kami yang semakin bertambah banyak ketika kami berada di Pulau Pramuka. Setelah pemanasan, kami lalu dituntun menuju laut untuk snorkeling. Dengan sabar satu persatu kami dilatih singkat bagaimana cara snorkeling yang baik dan benar. Sekitar satu jam kami berlatih, hingga akhirnya kami kembali berlayar menuju laut lepas yang oleh penduduk sekitar diberi nama Kerambah.

Kerambah adalah tempat pelestarian ikan laut sekaligus pembudidayaan terumbu karang. Banyak ikan yang berdiam diri diantara terumbu karang tersebut. Banyak dari kami yang sudah mahir ber-snorkeling, namun tidak sedikit juga yang masih merasa takut menceburkan diri ke laut yang dalam. Alhasil ada beberapa yang memilih hanya berdiam diri di atas kapal sambil melihat rekan-rekannya. Ikan-ikan nan cantik serta terumbu karang yang indah menemani kami selama snorkeling. Dua jam tak terasa ketika kami semua memutuskan kembali ke Pulau Pramuka. Ada kejadian menarik terjadi, saat kapal yang kami tumpangi perlahan meninggalkan area Kerambah, baru kami sadari bahwa salah satu teman kami masih berada di tengah laut, kapalpun kembali memutar arah untuk menjemput. Dengan susah payah dan wajah pucat, kawan kami yang tertinggal berenang menuju kapal, namun kehadirannya malah disambut tawa oleh rekan-rekan yang lain.

Kami kembali singgah di Pulau Pramuka, hari masih sore. Waktu yang tersisa kami habiskan dengan bercengkrama dan bersosialisasi dengan penduduk setempat. Malam hari di Pulau Pramuka sungguh memanjakan mata. Angin kencang yang berasal dari laut tidak menyurutkan kaki kami untuk menuju dermaga. Banyak pemancing yang memang asli penduduk maupun wisatawan yang mencari posisi terbaik di dermaga. Makan malam pun tiba, sekedar info, makan kami selama di Pulau Pramuka sudah termasuk pelayanan. Jadi kami tidak perlu bingung lagi mencari makan. Hari semakin larut, dan kami pun tertidur pulas.

Pagi masih buta, tetapi beberapa teman sudah ada yang meninggalkan home stay untuk berburu sunrise. Tidak banyak kegiatan kami hari kedua di Pulau Pramuka. Setelah makan pagi, kami dijadwalkan untuk berkeliling pulau dan melihat penangkaran penyu yang terdapat di pulau ini. Disana terdapat banyak jenis penyu yang beraneka ukuran. Menurut Vincent, tempat ini untuk didirikan untuk pelestarian habitat penyu yang mulai terancam keberadaannya.

Setelah itu kami kembali diajak berlayar untuk berkunjung ke pulau seberang, yaitu Pulau Panggang. Pulau Panggang adalah pulau terbesar sekaligus pulau terpadat di wilayah Kepulauan Seribu. Di sana kami berjalan-jalan diantara rumah-rumah penduduk dan mengenal kehidupan mereka. Tak banyak memakan waktu, kamipun kembali ke Pulau Pramuka.

Selepas makan siang, kami bersiap diri untuk kembali ke Jakarta. Perjalanan kali ini memang terasa singkat, hanya memakan waktu 2 hari 1 malam. Namun apa yang telah diberikan oleh guide, serta keramahan penduduk sekitar sudah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan kami. Kali ini Vincent tidak turut serta mengantar kami kembali ke Muara Angke, kami satu kapal dengan wisatawan lain yang didominasi oleh orang asing. Kapal makin menjauh, tetapi kami semua tahu, hati kami telah tertambat di Pulau Pramuka. Suatu saat nanti kami pasti akan kembali.
 
Sumber : detik.com 
 
 
 
Bersiap untuk snorkeling

Bersiap untuk snorkeling

Menjelajah Pulau Pramuka

Menjelajah Pulau Pramuka

Penangkaran Penyu

Penangkaran Penyu

 
 
 


Berdasarkan data di seluruh pulau di gugusan wilayah Kepulauan Seribu di kelilingi oleh terumbu karang yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu jenis karang keras/batu dan jenis karang lunak.
Koloni Karang tersebut di bangun oleh beribu-ribu hewan kecil yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat bervariasi. Di Kepulauan Seribu diperkirakan terdapat 257 jenis binatang Karang yang hidup pada kedalaman kurang dari 30 meter.

Adapun koloni karang yang cukup dominan di kawasan Pulau Seribu adalah : Bentuk Lembar Daun (foliosa) Karang ini berbentuk lembaran-lembaran pipih seperti daun. Bentuk strukturnya rapuh dan mudah patah. Bentuk Keras (massive) umumnya Karang ini berbentuk bola atau setengah bola dengan stuktur cukup kokoh. Bentuk Jamur (mushroom coral) karang ini bercabang dan tumbuh melebar dengan permukaan rata berbentuk bulat dengan struktur sangat rapuh dan mudah patah. Bentuk Merayap, mengikuti subtan ( encrusting) karang ini umumnya tumbuh merayap diatas karang yang telah mati. Masa depan terumbu karang – terumbu karang yang tersebar dalam aneka rupa warna, ternyata memiliki manfaat yang sangat dibutuhkan manusia, diantaranya untuk kegiatan pariwisata, perikanan dan perlindungan pantai.

Saat ini ekosistem terumbu karang secara terus-menerus mendapat tekanan akibat berbagai aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tak langsung. Beberapa aktivitas manusia yang secara langsung dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah menagkap ikan dengan menggunakan bom dan racun sianida (potas), pembuangan jangkar, berjalan diatas terumbu karang, penggunaan alat tangkap morami, penambangan batu karang serta penambangan pasir laut.

Adapun aktivitas manusia secara tidak langsung bisa menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah sedimentasi yang menyebabkan aliran lumpur dari daratan, akibat penggundulan hutan dan kegiatan pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan,dan sampah plastik.

Sementara itu, ancaman terhadap ekosistem terumbu karang juga dapat disebabkan oleh adanya faktor alam. Baik berupa angin topan, badai Tsunami, gempa bumi, pemanasan oleh Cots (criwn of thorns starfish) dan pemanasan global yang menyebabkan pemutihan karang.
Tanam Terumbu Karang Yuk!!
Tempat pelepasan kuda laut tidak terlalu dalam airnya hanya sekitar setengah meter, kami dapat berjalan agak jauh ketengah sambil menikmati pemandangan bawah air, dimana pasir putih, tumbuhan laut, dan ikan-ikan berlalu lalang diantara kaki-kaki kami. Hmmm indahnya....
Tepat pukul 07.15 WIB dari Dermaga 16 Marina Ancol, rileks.com bersama tim Sharp dan sejumlah wartawan nasional, mengawali perjalanan menuju pulau panggang di gugusan Kepulauan Seribu. Sejumlah agenda penting dalam memperingati hari Bumi, akan digelar disana, diantaranya tranplantasi terumbu karang & pelepasan anak Kuda laut ke habitat aslinya.

Speedboat Linggarjati Satu meluncur kencang diatas ombak laut Jawa yang masih tenang pagi itu. Tak jarang kapal serasa terbang dan sejurus kemudian dihempaskan ke permukaan karena ganasnya gelombang. Untungnya sang nahkoda cukup piawai membawa speedboat, dan 1 jam 15 menit kemudian tak terasa kami sudah sampai di Pulau Pramuka. Pulau yang menjadi pusat administrasi pemerintahan di Kepulauan Seribu.

Di Pulau Pramuka kami beristirahat di sebuah Guest House milik Ibu Mega, penduduk setempat untuk kemudian bersama-sama dengan siswa SMA 69 mengikuti workshop singkat mengenai transplantasi terumbu karang & pelepasan kuda laut. Para pembicara workshop, Kunihiko Kazama, SEID Business Strategy and Planning General Manager, Sugeng Purnomo, Kepala Seksi II Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu,
Mikael Prastowo, Direktur Yayasan Terangi dan Pandu Setio, SEID CSR Department.

Mereka menjelaskan mengenai pentingnya pelestarian biota laut dan menjaga keseimbangan alam. Yayasan Terangi bersama penduduk setempat dan mitra perusahaan, bertugas melakukan observasi dan monitoring terhadap kelestarian biota laut di kepulauan seribu sejak tahun 1999. Transplantasi terumbu karang dimulai pada tahun 2003 dan diadakan pemantauan perkembangannya setiap 2 tahun sekali.

Selesai workshop, pukul 10.45 kami berangkat menuju pulau Panggang yang terletak tidak jauh dari Pulau Pramuka. Kami menyewa ojek perahu motor dari nelayan setempat untuk menuju pulau Panggang. Perjalanan kami tempuh hanya 15 menit. Saat berlabuh karena dermaga penuh, perahu tak dapat merapat ke dermaga, kamipun harus bergelayutan dari kapal yang satu ke kapal yang lain untuk bisa mencapai dermaga. Akhirnya kami semua dapat turun ke dermaga pulau Panggang dengan selamat.

Ternyata di pulau Panggang penduduknya sangat padat, mirip dengan perumahan di Jakarta. Perjalanan berlanjut menuju sebuah rumah tua, tempat penangkaran anak kuda laut. Disini kami membawa 100 anak kuda laut untuk dilepas ke habitat aslinya. Tempat pelepasan kuda laut tidak terlalu dalam airnya hanya sekitar setengah meter, namun karena laut sedang surut, maka kami dapat berjalan agak jauh ketengah sambil menikmati pemandangan bawah air, dimana pasir putih, tumbuhan laut, dan ikan-ikan berlalu lalang diantara kaki-kaki kami. Hmmm menakjubkan!
Usai melepas Kuda Laut, 30 menit kemudian kami kembali menyeberang dari Pulau Panggang ke Pulau Pramuka. Satu tugas mulia telah kami tunaikan, selanjutkan kami menikmati santap siang. Ikan tongkol, kakap merah, dan kerapu bakar menjadi pelengkap nikmatnya santap siang kami di pulau Pramuka. Kelar santap siang kami berebut alat snorkling karena pukul 13.00 WIB kami akan mulai melakukan transplantasi Terumbu Karang di gugusan soft coral yang terletak dibelakang pulau Panggang.

Namun sebelum berangkat, di balai dermaga kami masih harus mengikuti seremoni sambutan dan serah terima secara simbolis dengan 8 mitra dari Jakarta & 23 mitra lokal untuk menutup kegiatan Coral Day kali ini. Selain itu selama Coral Day, telah dilaksanakan rangkaian kegiatan bersih pantai, pendidikan lingkungan hidup, transplantasi terumbu karang yang dilakukan serentak di Kepulauan Seribu, Serangan-Bali, dan Bontang. SEID berpartisipasi pada penanaman 100 terumbu karang dan pelepasan 100 kuda laut di Gosong Pulau Panggang.

Pukul 14.00 WIB, masih menggunakan ojek perahu yang sama kami menuju gugusan soft coral untuk melakukan transplantasi terumbu karang. Gelombang laut menjelang sore cukup tinggi sehingga beberapa kali perahu yang kami tumpangi terseret arus dan gagal membuah sauh. Dengan bantuan penyelam handal, jangkar berhasil ditautkan pada karang dan kamipun mulai turun menyelam dan melihat indahnya terumbu karang dilautan yang jernih. Karang-karang yang kami tanam juga diberi label nama kami lengkap dengan medianya. Dengan harapan kapanpun kita kembali untuk melihat perkembangan terumbu karang yang kita tanam, kita bisa mencarinya dengan mudah.

Beberapa teman sempat luka tergores tajamnya karang, mungkin karena belum terbiasa dengan penggunaan peralatan snorkling ditengah derasnya gelombang. Namun goresan-goresan luka tersebut hilang tak terasa, oleh keindahan alam bawah air yang kami nikmati sepanjang siang hingga menjelang sore. Kami tiba kembali di dermaga 16 Jakarta pukul 7.30 malam.
Sumber : rileks.com 

Ada apa sih antara SMA Al-Izhar, Pondok Labu, Jakarta dengan terumbu karang? Tanggal 22 Mei 2011 lalu, siswa kelas XII SMA Al-Izhar yang tergabung dalam tim Ocean Care, mengadakan restorasi terumbu karang di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Restorasi ini dilakukan sebagai tindak lanjut makalah tim Ocean Care yang berhasil masuk tiga besar dalam kompetisi School of Voluenteer yang bertemakan “Perbaikan Lingkungan Hidup”.

Makanya, sebagai bentuk kepedulian mereka, siswa-siswi Al-Izhar ini melakukan restorasi terumbu karang di Pulau Pramuka yang sudah mulai rusak. Mulai dari pembibitan, pelabelan, sampai turun ke dasar laut untuk menaruh bibit terumbu karang. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Indonesia Future Leaders. Tim inti yang mengorganisir kegiatan ini sepenuhnya dari siswi Al-Izhar yaitu Gita Andriani, Fika Ramandha, Rinda Ramardhiani, Geska Dwi Putri, Clarisa Wirija, dan Adinda Widiyantidewi. Keren, ya? Boleh lho, kalau mau dicoba untuk bikin proyek serupa di sekolah kita.
 Sumber : gadis.co.id
Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan salah satu perwakilan kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak kurang lebih 45 km sebelah Utara Jakarta. Kawasan wisata bahari tersebut kini sedang dibayangi pencemaran pulau dan sepinya pengunjung akibat bencana alam yang menimpa Indonesia akhir-akhir ini.

Wilayah Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan memiliki daerah wisata berupa taman laut yang kaya dengan keanekaragaman biota laut. Beberapa taman laut itu adalah Kepulauan Seribu, Taman Laut Bunaken, Karimunjawa, Taman Laut Wakatobi, Takabonerate, dan Cenderawasih. Wisata taman laut itu menjadi salah satu tempat favorit diving.


Namun akibat gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004 lalu, prospek wisata taman laut di tanah air belum memberikan kabar gembira bagi para pelaku bisnis pariwisata, khususnya pemilik cottage atau resort. Karena kekhawatiran masih membayangi sejumlah turis baik lokal maupun mancanegara untuk berpergian ke sejumlah lokasi yang dekat dengan laut.

Sebut saja, Pulau Seribu yang terletak 45 km sebelah utara Jakarta ini mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena keanekaragaman jenis dan ekosistemnya yang unik dan khas. Kepulaun Seribu mempunyai luas wilayah 1.180,80 ha (11,80 km2) dengan jumlah penduduk 15.600 jiwa, terdiri 105 pulau yang tersebar dalam 4 kelurahan.

Kondisi sumber daya alam di Pulau Seribu menyimpan potensi, terutama di sektor perikanan dan sektor pariwisata. Kegiatan wisata bahari telah dikembangkan di Kepulauan Seribu, seperti pemancingan, rekreasi laut dan pulau, sepeda air, diving (penyelaman), selancar angin dan snorkelling.

Di kawasan perairan Teluk Jakarta, akomodasi pariwisata berupa hotel dan cottage dapat mudah ditemui di pulau-pulau yang diperuntukkan bagi kegiatan wisata bahari, seperti Pulau Alam Kotok, Anyer, Bidadari, Bira Besar, Pantara, Matahari, Putri dan Sepa.

Kemudahan akses dari Jakarta melalui Pantai Marina Ancol ke Kepulauan Seribu, membuat industri wisata bahari di kepulauan tersebut meningkat cukup pesat. Dengan jarak waktu tempuh dari setengah hingga tiga jam menggunakan speed boat, kita dapat menikmati indahnya pemandangan laut di Teluk Jakarta ini.

Namun dalam tiga bulan terakhir ini sejak bencana tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), wisata bahari di Kepulauan Seribu juga terimbas dengan bencana dahsyat tersebut. Penurunan jumlah pengunjung yang cukup signifikan diakui oleh salah seorang pemandu wisata di sebuah resort di Kepulauan Seribu.

Sepinya pengunjung dirasakan terutama di hari-hari biasa, sedangkan menjelang liburan weekend, tingkat kunjungan turis ke Kepulauan Seribu secara perlahan-lahan mulai meningkat. Baru-baru ini, saat melakukan perjalanan ke sebuah Pulau Seribu yang lokasinya paling jauh dari Jakarta, terlihat lebih banyak turis mancanegara yang menghabiskan liburan akhir pekannya di salah satu resort di ujung Teluk Jakarta ini.

Misalnya Mrs Joo Hjun Heo, warga Korea Selatan yang bekerja di wilayah industri Cikarang ini mengaku berliburan bersama isteri dan dua anak mereka. Saat ditanya mengapa memilih menghabiskan weekend-nya di Pulau Seribu, Joo dengan singkat mengatakan keindahan yang ditawarkan dari pulau tersebut. Jernihnya air laut dan ikan-ikan yang berkeliaran di permukaan air menjadi daya tarik sendiri yang dapat ditemui di Pulau Seribu.

Belum lagi sejumlah aktifitas wisata bahari seperti diving, jet ski, canoeing, snorkelling dan pemancingan yang bisa ditawarkan pengelola resort Kepulauan Seribu. “Tapi dari semua itu, yang membuat kami datang ke Kepulauan Seribu adalah anak-anak kami bisa menikmati liburannya, terutama memiliki kesempatan memberikan makan ikan-ikan yang berkeliaran di permukaan air laut,” ujar Joo.

Fasilitas, aktifitas maupun keindahan laut yang tersedia memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi turis untuk mengunjungi Pulau Seribu. Namun dari semuanya itu, keramah-tamahan dari pengelola resort selaku tuan rumah juga menjadi dasar pertimbangan turis untuk mengunjungi lokasi wisata. Seperti turis asal Taiwan ini, Lie Hwa.

Datang bersama dengan dua temannya asal Indonesia yang menuntut ilmu di negaranya, Lie Hwa mengaku kunjungan kali ini merupakan kedua kalinya. “Saya sangat senang dengan pelayanan dan keramah-tamahan staf resort ini. Yang pasti tidak kalah dengan pelayanan di resort-resort yang ada di Bali. Saya suka itu,” ungkap Lie Hwa dalam bahasa Inggris yang terbata-bata.

Untuk saat ini, wisata bahari di Kepulauan Seribu lebih banyak dinikmati oleh turis mancanegara, khususnya Asia. Kurangnya promosi mungkin bisa dikatakan alasan yang paling tepat mengapa turis lokal jarang menghabiskan liburannya di Kepulauan Seribu. Selain itu, pencemaran di sejumlah pulau-pulau yang dekat dengan Jakarta, membuat keindahan taman laut semakin rusak dan tidak terjaga lagi.

Terumbu-terumbu karang yang indah diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk dijual dengan harga tinggi di kota-kota besar menjadi faktor utama rusaknya keindahan laut di Teluk Jakarta ini. Coba perhatikan di sejumlah pusat perbelanjaan di ibukota belakangan ini, anda akan dengan mudah menemui sejumlah counter yang menjual aquarium yang dihiasi dengan terumbu karang dan ikan-ikan laut. Pembangunan resort dan ramainya turis yang mengunjungi resort tersebut juga menjadi alasan lain rusaknya terumbu-terumbu karang. Apapun alasannya dan tanpa menyalahkan siapapun, kita semuanya mestinya menjaga dan memelihara kekayaan laut. Kepedulian akan lingkungan dan kelangsungan hidup biota laut, serta unsur saling memiliki sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian alam semesta ini
 
Sumber : blog.hafidz.web.id 
 
 
Harusnya postingan gw ini udah lamaa ,,,:)
cerita gw sekarang ini tentang trip Marine kultur (*salah satu mata kuliah jurusan saya) bareng temen-temen seangkatan BDP44..buat jalur ke tempat ini sama kaya postingan sebelumnya *Pulau Kelapa.. hanya saja kapal ojek yang dinaiki beda jurusan dan jarak dari muara angke ke Pulau Pramuka lebih dekat dibandingkan ke Pulau Kelapa yaitu 2.5-3 jam. untuk pemberangkatan kapal ojek juga cuma ada 2 kali yaitu pagi jam 7.00 dan 13.00 WIB.
buat temen-temen yang suka ke Pulau Seribu, nama Pulau Pramuka sudah kita sering dengar khususnya buat temen-temen yang suka diving, karena pulau pramuka ini juga merupakan pusat administrasi pemerintah di kepulauan seribu. Karena disinilah pusat tempat “diemnya” (*homestay maksudnya) sebelum nyari daerah yg bakal di jelajahi lautnya,,,:)
karena cuma beberapa jam  di Pulau Pramuka, kami semua cukup puas beristirahat sejenak sambil liat tempat penangkaran penyu..selanjutnyaa kami menuju pulau panggang..Pulau Panggang, merupakan salah satu pulau yang terpadat di kepulauan seribu. di Pulau panggang ini untuk jajanan relatif murah dibandingkan dengan Pulau Pramuka, dan yang paling saya sukai adalah Baso ikannya yang MANTAP…nyam nyam enak,, dan es ciko yang cocok dengan suasana yang panas di Pulau.
Karena di dua tempat ini kami hanya transit, tidak banyak yang kami lakukan hanya membeli jajanan untuk kami menginap di Karamba.
untuk Sebagian orang belum mengetahui apa itu Karamba Jaring apung. Karamba Jaring Apung adalah tempat Budidaya ikan bisa air tawar bisa air laut, yang biasanya menggunakan jaring. untuk konstruksinya sendiri biasanya di lengkapi dengan rumah jaga, nah…. rumah jaga inilah yang akan kita tempati selama 2 hari. *Masih belum kebayang??neh dengan gambar biasanya orang lebih dapat mengerti..:)
*Gambar ini di ambil dari link tetangga http://patinmania.wordpress.com/2008/07/30/hal-hal-unik-kja-karamba-jaring-apung-laut/1_376403356l/ soalnya ga punya poto KJA yang terlihat jelas. hihii

semoga poto itu bisa mendeskripsikan KJA…dan memang KJA ini yang saya dan teman-teman tempati selama 2 hari. selama 2 hari ini kita tidak menggunakan air tawar seperti hidup didarat seperti biasanya, untuk MCK sendiri itu langsung di laut.hihihi jika memang membutuhkan air tawar, kita bisa memanfaatkan air hujan yang ditampung..:)
Disela kegiatan wajib yaitu memberi makan ikan budidaya, membersihkan jaring yang ada di tempat tersebut kami ikut menikmati suasana ditengah laut dengan berenang-renang dipinggiran sekitar KJA.
itu deh sedikit cerita tentang trip gw ke Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Karamba Jaring Apung.

Suasana di boat dari Pulau Panggang ke Karamba Jaring Apung.
Sensasi Naik Kapal Pesiar di Perairan Kepulauan Seribu
SIAPA bilang Jakarta tak punya lokasi wisata alam yang mengesankan? Jakarta punya pulau-pulau yang bisa didatangi di kawasan Kepulauan Seribu.

Nah, banyak cara untuk menikmati kawasan wisata di Kepulauan Seribu. Salah satu caranya adalah dengan naik kapal pesiar Quicksilver Sunda Kelapa Cruise, yang mangkal di Marina Batavia di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Hari Minggu (14/12) siang, Kompas naik kapal pesiar. Para penumpang sudah harus naik kapal pukul 11.00 (boarding). Lalu pukul 11.30, kapal ini mulai berangkat, meninggalkan Marina Batavia. Kapal sepanjang 37 meter dan seberat 376 GT ini membawa 50-an penumpang, sebagian di antaranya anak-anak.

Kapal menyusuri Pelabuhan Sunda Kelapa, kemudian Pelabuhan Muara Baru, dan Pantai Mutiara dengan apartemen terbarunya Regatta, bisa terlihat jelas dari kapal ini.

Tak berapa lama, kami diajak menikmati santap siang. Manajer Pemasaran PT Marina Batavia Lanny Elvirya Maladjong mengatakan, kapal pesiar ini berkapasitas 140 orang. Tarif naik kapal pesiar ini Rp 389.000 per orang, sudah termasuk makan siang dan menikmati hiburan di atas kapal. Tarif anak-anak mendapat potongan harga 20 persen.

Baru saja kami menyantap hidangan pembuka, kapal pesiar ini melintasi Pulau Bidadari, pulau resor terdekat dengan pantai Jakarta. Di pulau ini terdapat sejumlah tempat menginap. Makan siang pun terhenti sejenak karena beberapa penumpang asyik mengambil foto. Lalu kami pun melanjutkan makan siang yang lezat di atas kapal pesiar ini.
Setelah menikmati hidangan pembuka berupa roasted duckling, salmon and corn salad, kami mendapat hidangan sup Tom Yam Seafood. Sementara, kapal pesiar ini terus melaju dan melintasi Pulau Onrust, pulau yang hanya menyisakan benteng dan sedikit pasir putih.

Penumpang dapat memilih hidangan utama dalam makan siang ini secara prasmanan, mulai dari butter rice, fried noodle. roasted potatoes, lasagna atau cannelloni, stir fried vegetables, grilled squid and shrimp, south china sea fried chicken, black pepper beef sampai batavia chili mango sauce. Penumpang kapal pesiar juga dapat menikmati beef wellington served mushroom sauce, black pepper sauce and BBQ sauce .

Setelah menikmati hidangan utama, kami mendapat hidangan penutup berupa fruit cocktail, coconut drink, fresh fruits, roll cakes, lumpur cake, klaapertaart, cream caramel, assorted cake dengan minuman teh atau kopi. Sambil menikmati hidangan, para penumpang mendapat sajian hiburan musik dan dansa. Anak-anak juga mendapat hiburan sulap dan badut.      
Kapal pesiar ini kemudian melintasi Pulau Ayer, pulau resor yang dikunjungi banyak wisatawan. Di sana berlabuh sejumlah yacht.

Harus dikembangkan    

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perjalanan Wisata Jakarta, Rudiana yang ikut dalam fun cruise itu mengaku selama ini Asita belum mengetahui ada kapal pesiar yang berputar-putar di Kepulauan Seribu.

Rudiana berharap pengelola kapal pesiar ini mengembangkan pariwisata bahari ini dengan menambah jam perjalanan, singgah di sejumlah pulau, dan membuat penumpang dapat menikmati matahari terbenam dari atas kapal.

Kapala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu Joko Prihatno mengajak pengelola kapal pesiar itu singgah di pulau-pulau, di mana penumpang bisa turun, melihat penangkaran penyu dan elang bondol, menanam mangrove, juga melakukan snorkeling dan diving dalam one day tour .

Lanny mengakui kehadiran Quicksilver Sunda Kelapa Cruise ini belum diketahui khalayak luas. Tapi ke depan, dia akan menyerap semua usul yang dapat mengembangkan pariwisata di Kepulauan Seribu.

Tidak terasa, perjalanan selama 2,5 jam sudah selesai. Kapal pesiar ini pun berbalik arah, kembali ke dermaga Marina Batavia. Tepat pukul 14.00, kapal masuk dermaga khusus. Di saat-saat terakhir itu pula, penyanyi dan penari mengajak para penumpang menyumbangkan suara dan bergoyang bersama.

Perjalanan bersama Quicksilver Sunda Kelapa Cruise pun berakhir dengan kesan mendalam. Dan menyisakan pertanyaan, mengapa selama ini banyak orang Jakarta dan Bodetabek pada liburan panjang, selalu berlibur ke Bandung dan Puncak? Padahal Kepulauan Seribu merupakan potensi wisata yang luar biasa. Kenapa Anda tidak mencoba? 

Sumber : kompas.com
Lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk lingkungan yang diperlukan bagi pengamanannya disebut situs. Pengertian tersebut sesuai dengan pasal 1 ayat (2) Undang-undang RI nomor 5 Tahun 1992. Tentang Benda Cagar Budaya. Pulau Onrust adalah suatu situs yang mengandung benda cagar budaya dari masa kolonial yang perlu mendapat perlindungan dengan maksud untuk pelestarian dan pemanfaatannya guna memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Latar Belakang Sejarah
Pulau Onrust berperan pada masa Kolonial Belanda sekitar abad 17. Sebelum Belanda memanfaatkan untuk keperluan penjajahan, pulau-pulau di perairan Teluk Jakarta tersebut telah dimanfaatkan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja-raja Banten.

Pulau Onrust pernah menjadi sengketa antara kerajaan Banten dan Jayakarta. Jayakarta merasa memiliki pulau ini karena lokasinya dekat, di depan kota Jayakarta. Sedangkan Banten juga mempunyai hak atas epulauan tersebut karena seluruh kepulauan seribu adalah bagian dari teritorial kekuasaannya.

Setelah VOC gagal menguasai perdagangan Banten pada 1610, atas izin dari Pangeran Jayakarta, Belanda menempati salah satu kepulauan di Teluk Jakarta sebagai tempat untuk perbaikan kapal-kapal yang berlayar ke Asia, khususnya Asia Tenggara. Oleh Pangeran Jayakarta VOC diizinkan menggunakan salah satu pulau di Teluk Jakarta, yaitu Pulau Onrust, seluas 12 hektar dan jaraknya 14 km dari Jakarta. Tahun 1615 VOC mendirikan galangan kapal dan sebuah gudang kecil. J. Pieterzoon Coen mengharapkan Pulau Onrust dapat menjadi koloni dagang selain dijadikan pertahanan atas ancaman Banten dan Inggeris pada 1618. Pada tahun-tahun berikutnya dilakukan pembangunan untuk kepentingan VOC-Belanda di Pulau Onrust di antaranya pada 1656 dibangun benteng kecil bersegi empat dengan dua bastion (bangunan yang menjorok ke luar berfungsi sebagai pos pengintai).

Pada 1671 bangunan benteng tersebut diperluas menjadi benteng bersegi lima dengan astion pada tiap-tiap sudutnya, namun bentuknya tidak simetris. Semua bangunan tersebut terbuat dari batu merah dan batu karang. Pada 1674 dibangun gudang-gudang. Kedudukan Belanda di Batavia semakin tak menentu sehubungan dengan perang Eropa 1795. Ketidaktentuan semakin bertambah dengan adanya armada Inggeris di bawah pimpinan H. L. Ball pada 1800. Pulau Onrust dikepung oleh Inggeris dan dihancurkan. Belanda membangun kembali Pulau Onrust dan selesai pada 1806, kemudian dihancurkan lagi oleh Inggeris. Serangan Inggeris yang kedua ini dipimpin oleh Admiral Edward Pellow.

Dengan didudukinya Batavia oleh Inggeris pada 1810 bangunan-bangunan di Pulau Onrust diperbarui sampai Inggeris meninggalkan Indonesia 1816. Pulau Onrust diperhatikan kembali pada 1827 pada masa Gubernur Jenderal G.A. Baron Van Der Capellen. Kegiatan di Pulau Onrust berjalan kembali pada 1848. Tahun 1856 dibangun dok kapal terapung untuk perbaikan kapal di laut. Dengan dibangunnya pelabuhan laut Tanjung Priok tahun 1883 maka peranan Pulau Onrust semakin berkurang.

Pada 1911-1933 Pulau Onrust dijadikan karantina Haji. Sejak 1933 sampai 1940 Pulau Onrust dijadikan tahanan bagi para pemberontak yang terlibat “Peristiwa Kapal Tujuh” (Zeven Provincien). Tahun 1940 dijadikan tempan tawanan orang-orang Jerman di antaranya Steinfurt mantan Kepala Administrasi Pulau Onrust. Setelah Jepang datang di Indonesia (1942) peranan Pulau Onrust kurang penting dan dijadikan penjara bagi penjahat/kriminal kelas berat.

Pada masa Indonesia merdeka dimanfaatkan sebagai karantina penderita penyakit menular, di bawah pengawasan Departemen Kesehatan RI sampai awal 1960. Rumah sakit ini kemudian dipindahkan ke pos VII Pelabuhan Tanjung Priok.

Letak dan Lingkungan
Pulau Onrust adalah satu pulau di utara Jakarta, termasuk wilayah administratif Kepulauan Seribu, berada di koordinat 106--44 derajat Bujur Timur dan 6 derajat 02.3 Lintang Selatan. Pulau Onrust dapat dicapai lewat jalan air, melalui lima pelabuhan laut, yaitu Pelabuhan Laut Tanjung Priok, Pelabuhan Marina Ancol, Pelabuhan Pasar Ikan, Pelabuhan Angke dan Pelabuhan Muara Kamal. Dari kelima pelabuhan tersebut yang paling dekat adalah Pelabuhan Muara Kapal, bisa dicapai dengan perahu tradisional dalam waktu 20--25 menit.

Pulau Onrust dikelilingi oleh lautan yaitu Laut Jawa dan termasuk salah satu dari Kepulauan Seribu yang lebih dekat dengan Pulau Cipir, Pulau Kelor dan Pulau Sakit (biasa disebut Pulau Bidadari).

Deskripsi
Penduduk Kepulauan Seribu menyebut Pulau Onrust ini sebagai Pulau Kapal karena pada pertengahan abad 17 sampai 18 di pulau tersebut banyak berlabuh kapal-kapal VOC, (kongsi dagang Belanda) yang oleh penduduk waktu itu disebut Kompeni.

Saat ini Pulau Onrust dalam keadaan rusak, hanya beberapa bangunan yang masih dalam keadaan utuh (hasil pemugaran) dan beberapa penambahan bangunan dan monumen dari Pariwisata dan Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Adapun sisa bangunan yang masih ada antara lain bekas penjara, bekas rumah dokter, gudang, kantor, reruntuhan bekas rumah sakit, kuburan, bekas dermaga dan pos penjagaan.

Pulau Onrust yang semula memiliki luas 12 hektar, mulai berperan pada masa kolonial Belanda pada 1618 sebagai galangan kapal, namun pulau-pulau di Teluk Jakarta ini sebenarnya telah digunakan sebagai tempat peristirahatan oleh raja-raja Banten. Pulau Onrust pernah pula digunakan sebagai benteng pertahanan atas serangan Banten dan Inggeris pada 1618 dan pada 1800 dihancurkan oleh Inggeris. Kemudian diperbaiki lagi tahun 1816. Pada 1911-1933 digunakan untuk karantina haji, tahun 1940 sebagai tahanan para pemberontak “Peristiwa Kapal Tujuh” dan pada tahun yang sama digunakan untuk tahanan orang Jerman.

Pada masa pemerintahan Jepang, Pulau Onrust digunakan untuk tahanan para penjahat/kriminal berat. Pada masa Indonesia merdeka digunakan untuk karantina bagi para penderita penyakit menular, di bawah pengawasan Departemen Kesehatan RI pada 1960. Sekarang pulau ini dijadikan situs cagar budaya di bawah pengelolaan Bidang Muskala Kanwil Depdikbud DKI dan pengembangannya oleh Dinas Pariwisata.

Mengingat peranan penting perairan Teluk Jakarta, khususnya Pulau Onrust yang telah dimanfaatkan sebelum maupun sesudah masa kolonial sampai masa Indonesia merdeka, maka Pulau Onrust perlu dilestarikan sebagai cagar budaya.

Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1995. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Perubahan status Kepulauan Seribu dari bagian Jakarta Utara menjadi kabupaten ditetapkan berdasarkan PP 55/2001 yang mengacu pada UU 34/1999. Keputusan tersebut didasarkan pada kemampuan pengembangan kawasan Kepulauan Seribu sebagai daerah yang mampu mengelola dan mengembangkan sumberdaya alam dan manusia secara terpadu sehingga mampu menaikkan kesejahteran masyarakat setempat. Pola pengelolaan tersebut harus berkelanjutan dimana pembangunan suatu wilayah pada hakekatnya merupakan upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam demi kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Dalam pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan seperti gugusan pulau-pulau di Kepulauan Seribu yang merupakan pulau-pulau kecil dan sangat kecil, maka pendekatan kehati-hatian sangat dibutuhkan. Hal ini karena ekosistem pulau-pulau kecil merupakan ekosistem yang sangat rentan. Atas dasar keunikan tersebut, maka pulau-pulau kecil harus dikelola secara bijak, terintegrasi dan berkesinambungan.

Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang kelautan dan pertanian yang meliputi urusan kelautan, perikanan, peternakan, pertanian dan kehutanan di wilayah Kab. Adm. Kepulauan Seribu.

Dalam melaksanakan tugas, Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu mempunyai fungsi antara lain (1). melaksanakan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya kelautan serta kegiatan dan usaha perikanan, (2). melaksanakan pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam usaha dan kegiatan kelautan dan pertanian, (3). melaksanakan konservasi, rehabilitasi dan perlindungan sumberdaya kelautan dan pertanian.

Kelautan dan pertanian di Kepulauan Seribu dihadapkan pada kenyataan bahwa 50% terumbu karang terdiri pecahan karang, karang mati dan pasir (BPLHD, 2001) dan kenyataan bahwa lebih 50% armada perikanan harus dirasionalisasi (DKP DKI Jakarta, 2006).

Mengacu pada arah kebijakan RPJMD, ada 2 kegiatan prioritas yang dikembangkan yaitu (1). Sea Farming dan (2). Rehabilitasi Ekosistem.

Sea Farming merupakan suatu konsep kegiatan perikanan yang memadukan kegiatan memproduksi benih, membudidayakan ikan untuk kegiatan ekonomi, melepas benih ke laut (restocking) dan menangkap kembali ikan tersebut (recapture), baik untuk kepentingan ekonomi maupun konservasi.
Rehabilitasi ekosistem lebih difokuskan pada rehabilitasi terumbu karang yang dilakukan dengan 3 cara yaitu: (1). pembuatan dan penenggelaman fish shelter, (2). transplantasi karang dan (3). pembentukan Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL BM).

Kegiatan lainya yang merupakan penjabaran tupoksi Suku Dinas Kelautan dan Pertanian diantaranya sertifikasi ikan hias, patroli sumberdaya kelautan, sertifikasi unggas, pengendalian hewan qurban serta pengembangan tanaman produktif seperti sukun, ceremai, dan juga rehabilitasi ekosistem mangrove.

oleh: liliek litasari
dikutip dari berbagai sumber

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu