Elang Bondol
Benua asia dihuni sekitar 90 jenis raptor dan sekitar 71 (Sukmantoro, et al,2007) jenis raptor diurnal berada di indonesia dan sekitar 15 jenis merupakan jenis yang endemeiuk di Indonesia bahkan beberapa jenis adalah endemik pulau, seperti Elang Jawa(Spizaetus bartelsi). Semua jenis raptor diurnal dilindungi peraturan negara, misalnya oleh undang-undang No. 5 tahun 1990, tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya serta PP 7 dan 8.
Tentang Elang Bondol
sub species;
Elang bondol terbagi menjadi 4 sub species yaitu: H.i.flavirostris. Pulau solomon H.i girenera, MOLUCCAS, NEW GUINEA, Bismarck Archipelago, and AUSTRALIA; H. i. indus: PAKISTAN, INDIA, and SRI LANKA through southeastern ASIA to southern CHINA; H. i. intermedius: Malay Peninsula, GREATER and LESSER SUNDAS, SULAWESI, PHILIPPINES, and SULA ISLANDS (http://www.globalraptors.org).
Elang bondol berukuran sekitar 45 cm. Elang bondol memiliki warna putih dengan coretan hitam vertical dari kepala, leher sampai perut dan coklat kepirangan pada bagian punggung sayap sampai ekor. Elang bondol memiliki kebiasaan terbang melayang-layang sambil mengintai mangsanya dan jika mangsanya sudah terlihat maka elang bondol akan langsung terbang menukik untuk mengangkap mangsanya. Individu remaja berwarna coklat dengan coreta kuning di seluruh tubuhnya. Mirip dengan Elang Paria (Milvus migrans). 
Juvenile/remaja
Penyebaran
Daerah yang biasa di kunjungi elang bondol adalah daerah rawa, sungai, muara dan kepuluan sampai dangan daerah yang ketinggianya sampai 2800mdpl( di atas permukaan laut). Di indonesia sendiri elang bondol tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali.
Berbiak
Cara berkembang biak elang bondol sama seperti halnya dengan burung-burung pemangsa lainya. Elang bondol akan membangun sarang pada pohon yang tinggi menggunakan ranting-ranting pohon yang disusun rapi. Elang bondol bertelur 2-3 butir telur tapi biasanya yang menetas dan berhasil hanya satu ekor yang akan terus di kawal sama induknya sampai bisa hidup mandiri.
Dewasa
Makanan
Elang bondol dalam mencari hal mencari makan bukan hanya buruan yang masih segar. Tapi juga akan menangkap mangsa yang sudah menjadi bangkai yang biasanya adalah ikan-ikan yang mati dan mengambang di permukaan air.Selain memakan ikan, elang bondol juga biasa memakan katak, mamalia kecil dan insecta.
Lunch
Keberadaan Elang Bondol di Kepulauan Seribu
Dari hasil survey yang dilakukan selama dua minggu hanya di temukan dua ekor elang bondol yang melintas dan itu di tempat yang berbeda(PPS Tegal Alur, 2004). Padahal jika kita datang ke tempat/habitat yang populasi elang yang masih bagus terutama untuk jenis elang bondol mereka dapat terlihat terbang berkelompok dalam jumlah banyak. Sedangkan yang ada di kepulauan seribu memang benar-benar sangat memprihatinkan. Elang bondol, burung yang menjadi maskotnya ibukota Negara keberadaannya di alam dalam ambang kepunahan. Kepakan sayapnya, lengkingan suara yang seperti merengek meminta seekor ikan untuk mengisi perut kini menunggu kata”kenangan” dan tarian indah di angkasa bak laying-layang hanya akan menjadi dongeng jika keberadan tidak ada yang peduli.
Ancaman Kepunahan
Program pemerintah dalam mensejahterakan kehidupan masyarakatnya memang kadang sering melupakan yang ada di sekelilingnya. Pembukaan pulau-pulau di kepulauan seribu untuk pemukiman otomatis akan ada penebangan-penebangan pohon yang ada di pulau. Pembukaan tempat-tempat wisata bahari juga memicu rusaknya habitat yang menjadi rumah elang bondol maupun elang yang lain. Selain rusaknya dan makin berkurangnya habitat untuk elang bondol adalah perburuan yang masih saja dilakukan. Walaupun itu bukan orang/masyarakat asli kepulauan seribu karena di kepulauan seribu yang mayoritas penghasilannya dari menjadi nelayan, setiap harinya juga banyak nelayan yang dari luar daerah. Perburuan untuk memenuhi kebutuhan pasar maupun hanya sekedar untuk dipelihara juga salah satu pemicu hilangnya keberadaan elang bondol di kepulauan seribu. Yang terakhir adalah lambanya elang bondol dalam masa berkembang biak. Elang bondol biasanya akan bertelur dua tahun sekali. Elang bondol bertelur 2-3 butir telur dan yang akan menetas biasanya satu ekor. Elang bondol akan mengasuh anaknya sampai bisa hidup mandiri. Setelah itu elang bondol akan kembali kesarang yang lama untuk kembali bertelur.
Haruskah mereka hilang tuk selamanya?
Burung-burung pemangsa adalah salah satu jenis yang perkembang biakanya lambat. Perburuan yang marak dan rusaknya habitat bagi elang bondol dan jenis elang lain adalah dari sekian banyak faktor penyebab kepunahan mereka. Peranturan pemerintah dan per undang-undangan yang sudah ada masih belum cukup untuk meredam tingginya eksploitasi terhadap burung-burung pemangsa seperti elang bondol. Kepulauan seribu termasuk daerah yang paling dekat dengan ibu kota Negara. Bahkan masih dalam wilayah DKI Jakarta. Tapi kenyataan di kalangan masyaraktnya nyaris tidak mengetahui akan hal itu. Sosialisasi yang kurang jadi satu penyebab ketidaktahuan di kalangan masyarakat. Padahal kunci utama dalam perlindungan kawasan beserta isinya adalah masuarakat sekitar yang memang tahu akan kondisi dan kebutuhan yang di perlukan.
Dewasa Tampak bawah pada saat terbang
Elang bondol yang menjadi maskot ibu kota Negara Republik Indonesia, Jakarta keberadaanya di alam nyaris punah. Bahkan di kepulauan seribu sendiri yang masih di wilayah Jakarta. Haruskah mereka punah begitu saja? Tanpa kepedulian maka tak dapat di pungkiri elang bondol akan hilang dari habitatnya untuk selamanya. Satu jenis yang menjadi kebanggaan masyarakat DKI Jakarta harusnya akan tetap lestari dan hidup bebas di alam mengaringi angkasa dan birinya langit. Bukan di kandang yang sempit yang untuk bergerak mengepakan sayap saja susah.
Pemerintah, masyarakat dan lembaga-lembaga terkait adalah pihak yang di harapkan bisa menyelamatkan mereka dan habitatnya.

Sumber : 4raptor

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu