Dengan bentuk negara kepulauan, indonesia
memiliki Terumbu Karang terluas di dunia, menjadi rumah bagi hampir 95%
dari sekitar 370 species Terumbu Karang yang ada di bumi ini. Sesuatu
yang membanggakan untuk kita ketahui.
Saya baru tau hal ini sewaktu diberi penjelasan oleh konservator di
Taman Nasional Pulau Pramuka, walau topik terumbu karang dan
persoalannya sering saya dengar lewat berbagai media. Lalu apa yang baru
dan menarik perhatian saya?

Dermaga Pulau Pramuka
Mungkin karena penjelasan itu saya dapatkan selang beberapa jam
setelah saya datang, melihat dan merasakan keindahan terumbu karang.
Snorkeling - dengan masker dan fin, manusia mengadaptasi kehidupan di
laut, belajar bernafas dan bergerak selayaknya ikan dan biota di laut.
Melihat kedalam sana, saya seperti bertamu tanpa izin, mengintip
hidup ikan, terumbu karang dan teman- temannya yang lain. Karena
senangnya tanpa sadar saya mengekspresikannya lewat kata-kata, alih-alih
yang keluar malah suara aneh karena bibir kita membekap pipa snorkel
dan hampir menelan air laut. Akhirnya belajar untuk berkomunikasi dengan
senyuman dan gerakan. Rasanya tenang,.. dengan telinga yang hanya
mendengar hembusan nafas kita sendiri dan suara riak air laut menghempas
di permukaan. Kecuali sewaktu pembimbing snorkeling berteriak-teriak
lewat pengeras suara memberi arahan. Itu agak menganggu tuh…tapi masih
ok lah.
Bergerak diatas permukaan taman terumbu karang, perasaan takut dan
bergairah datang bergantian. Di dataran yang tidak terlalu dalam,
pemandangan terumbu karang yang masih terlihat membuat kita bergairah
menjelajah. Mendekati jurang yang terjal ke-kedalaman yang gelap
menimbulkan rasa ngeri, tiba-tiba muncul kumpulan ikan laut bersirip
kuning keperakan berenang meliuk-liuk, mula-mula samar, setelah itu
terlihat jelas, lalu menghilang kembali ke kegelapan.
Rasa ingin tau menyeruak, ada apa didalam sana? Di dunia yang berbeda, takut untuk turun lebih jauh, tapi tetap ingin tau lebih lanjut. Hmmm…kunjungan yang penuh rasa.

Snorkeling
Selayaknya bertamu, kita melihat isi dalam laut, merasakan keindahan
dan kedamaiannya. Tentunya perlu kita menghargai dan menghormati tuan
rumah kita. Sayangnya kalau tidak berhati-hati, kita sebagai tamu malah
bisa merusak bahkan membunuh tuan rumah.
Menginjak terumbu karang dan mematahkan terumbu karang sewaktu
snorkeling, Kapal yang membawa kita ke laut mengikatkan tali di terumbu
karang untuk tempat bertambat, kapal juga mengeluarkan air yang tercemar
oli dan solar ke laut, mencemari air laut. Angin dapat membuat kapal
terbawa ke perairan yang dangkal terumbu karangnya sehingga terbentur
kapal. Usaha untuk menghidupkan kapal kembali akhirnya merusak terumbu
karang tersebut.

Grup Snorkeling
Dengan pertumbuhan yang sangat lambat, untuk tumbuh 1 cm karang
diperlukan waktu sekitar 1 tahun, maka berapa banyak kerugian “tuan
rumah” kita dalam sekali kunjungan kita bertamu? Berapa banyak
kunjungan yang merusak, dibandingkan dengan usaha beberapa orang yang
berkomitmen menjaganya dengan menanam terumbu karang agar dapat
berlangsung keberadaannya.? Bagaimana perbandingan antara keuntungan
dari penjualan pariwisata dan kerugian, yaitu kerusakan “barang
dagangan” kita?

Contoh terumbu karang yang ditanam ke media karang yang telah mati
Setelah mendapat penjelasan dari konservator pada malam harinya,
keesokan harinya saya mulai mengamati dan memperhatikan. Saya mulai
menyayangkan teman yang membuang bungkus bekas minuman obat herbal ke
laut. Memperhatikan gerakan fin saya selama snorkeling dan mengerti
ketika pembimbing melarang teman sekelompok untuk berdiri diatas terumbu
karang sewaktu snorkeling.
Kita masih beruntung dapat menikmati bertamu ke rumah yang indah,
penuh kehidupan. Hamparan terumbu karang berbagai bentuk, warna dan
tekstur, ikan, penyu, bulu babi lengkap dengan ubur-uburnya. Bila kita
hanya tau berkunjung tidak menghargai dan menjaganya, mungkin beberapa
tahun kedepan, kita tidak dapat dan tidak ingin berkunjung lagi karena
tempat tersebut sudah menjadi rumah tak bernyawa.

notes: Setelah laut terkena pencemaran tumpahan minyak, terdapat beberapa kasus kelainan pada anak penyu yang menetas memiliki kelainan, salah satunya adalah penyu dengan punggung cekung, membuat penyu tidak dapat bertahan hidup dilaut lepas sehingga dipelihara di penangkaran penyu sisik.


Meninggalkan pulau tersebut pada sore hari dan kembali ke teluk
Jakarta. Kapal dengan mesin diesel membawa rombongan kami melewati laut
Jakarta diwarnai semburat jingga matahari terbenam. Dari pinggir kapal
melihat ke laut lepas, air laut seperti cincau hijau raksasa yang
berbuih putih dengan banyak sampah plastik, onggokan enceng gondok,
sandal plastik dan lainnya.

Senja
Terumbu karang terluas didunia mungkin di indonesia, tapi apa nantinya terumbu karang tersebut terpelihara? Mungkin masing-masing dari kita adalah jawabannya.

Siang yang indah
Sumber : nurmanradjiman.com/