Dalam rangka memeriahkan World Ocean Day yang jatuh setiap tanggal 8 Juni 2008, Komunitas Planet Indonesia sebagai inisiator dan Balai Taman Nasional Laut Kep. Seribu sebagai pembimbing dan penanggung jawab kegiatan mengadakan Trip Konservasi Edukasi Bahari di Taman Laut Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka, Jakarta.
Kegiatan yang bertemakan pendidikan wisata bahari ini dimaksudkan sebagai media pengenalan kehidupan bahari yang dilaksanakan pada obyek wisata bahari yang beragam dan berkualitas tinggi baik ditinjau dari aspek keilmuan, ketradisionalan dan juga sebagai alternatif lain untuk rekreasi keluarga sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar kita, dimana informasi bahwa Jakarta sebagai satu-satunya ibukota di dunia yang memiliki Taman Laut Nasional, menyimpan segudang potensial dan sumber daya alam yang patut dijaga dan dilestarikan sehingga layak untuk diperkenalkan kepada masyarakat awam.
Bahwa pengenalan kegiatan ini nantinya diharapkan dapat menjadi bagian dari pembentukan kesadaran atas kepedulian dan kecintaan kita untuk turut menjaga dan melestarikan kehidupan bahari.
Sebanyak 50 orang peserta yang terdiri dari 18 org penyelam dan 33 non penyelam, turut aktif mengikuti setiap sesi kegiatan dengan tertib dan teratur.
Hari Pertama kegiatan diisi dengan Pengenalan Pelestarian Penyu Sisik dan penjelasan singkat mengenai manggrove dan lamun, sementara para penyelam mendapat penjelasan singkat mengenai pengenalan kegiatan Reef Check. Dalam kegiatan pengenalan reef check ini, hanya 1 rekan penyelam, Sdr. Bonar Sitohang, yang telah mengikuti kegiatan Reef Check di Wakatobi tahun lalu, sementara yang lainnya belum pernah mengikuti kegiatan ini. Dalam RC ini, penyelam dibagi menjadi 3 group, yakni, Group Ikan, Group Karang, Group Inverbrata. Karena ini adalah kali yang pertama bagi kami, maka data-data yang diambil ternyata belum layak untuk diserahkan kepada Reef Check Indonesia (RCI), satu lembaga yang memantau dan memeriksa karang2 yang ada di perairan Indonesia yang berkantor pusat di Pulau Dewata. Selagi para penyelam melakukan pengenalan kegiatan Reef Check ini, non penyelam melakukan wisata snorkling di Pulau Air.
Malam hari, saat makan malam bersama, kami menyaksikan film-film dokumentasi mengenai kehidupan bahari dan Reef Check yang diputar dalam layar lebar.
Hari Kedua, setelah sarapan, acara dimulai dengan pelepasan tukik (baby turtle) dan transplantasi karang kemudian dilanjutkan dengan Reef Check di Utara Pulau Semak Daun bagi para penyelam dan snorkeling bagi non divers.
Kenapa Pulau Semak Daun? Yes, tujuan RC kali ini di Pulau Semak Daun adalah karena pulau ini pernah diklaim sebagai pulau paling bagus dan sehat dalam gugusan Kepulauan Seribu. Kami pun ingin membuktikan dengan melakukan Reef Check ini. Ternyata setelah selesai pendataan, benar adanya, Pulau Semak Daun ini masih layak disebut sebagai pulau yang masih sehat dan indah. Karang-karang beraneka ragam dan sehat mulai soft coral dan hard coral, sementara ikan-ikan juga lumayan beragam dan bervariasi walaupun masih kecil-kecil. Seorang rekan penyelam yang baru saja berpetualangan di Ambon dan Komodo, Ms. Erica, malah menemukan Pinnate Spadefish dari golongan Batfish yang baru ajah ditemuinya di Ambon. wuuahhh hebat kann.. ternyata penghuni laut di Pulau Semak Daun ini tidak kalah juga dengan Ambon ya. Data yang berhasil diambil hari ini oleh Mas Yohanes akan diserahkan ke RCI.
Setelah puas melaut, kami pun diajak mengunjungi budidaya ikan di tengah laut, kami pun bisa membeli berbagai ikan segar beku yang sudah dikemas dengan baik sehingga cocok sebagai oleh-oleh.
Usai sudah kegiatan penuh makna yang telah masuk dalam The Ocean Project (http://www.theoceanproject.org/wod/2008events.php#Indonesia) dan Majalah Femina No. 25, tanggal 19-25 Juni 2008 dan bagi para peserta dan pembimbing pelaksaan kegiatan mendapat Certificate Recognized dari Project Aware Asia Pasific dan Project Aware akan memuat kegiatan ini pada The Undersea Journal edisi berikut, diharapkan dengan adanya kegiatan ini, informasi mengenai kehidupan bahari yang utuh dan benar akan tersebar lebih luas dan mampu menggugah kesadaran kita akan menjaga dan melestarikan kekayaan maritin kita.
Kegiatan yang bertemakan pendidikan wisata bahari ini dimaksudkan sebagai media pengenalan kehidupan bahari yang dilaksanakan pada obyek wisata bahari yang beragam dan berkualitas tinggi baik ditinjau dari aspek keilmuan, ketradisionalan dan juga sebagai alternatif lain untuk rekreasi keluarga sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar kita, dimana informasi bahwa Jakarta sebagai satu-satunya ibukota di dunia yang memiliki Taman Laut Nasional, menyimpan segudang potensial dan sumber daya alam yang patut dijaga dan dilestarikan sehingga layak untuk diperkenalkan kepada masyarakat awam.
Bahwa pengenalan kegiatan ini nantinya diharapkan dapat menjadi bagian dari pembentukan kesadaran atas kepedulian dan kecintaan kita untuk turut menjaga dan melestarikan kehidupan bahari.
Sebanyak 50 orang peserta yang terdiri dari 18 org penyelam dan 33 non penyelam, turut aktif mengikuti setiap sesi kegiatan dengan tertib dan teratur.
Hari Pertama kegiatan diisi dengan Pengenalan Pelestarian Penyu Sisik dan penjelasan singkat mengenai manggrove dan lamun, sementara para penyelam mendapat penjelasan singkat mengenai pengenalan kegiatan Reef Check. Dalam kegiatan pengenalan reef check ini, hanya 1 rekan penyelam, Sdr. Bonar Sitohang, yang telah mengikuti kegiatan Reef Check di Wakatobi tahun lalu, sementara yang lainnya belum pernah mengikuti kegiatan ini. Dalam RC ini, penyelam dibagi menjadi 3 group, yakni, Group Ikan, Group Karang, Group Inverbrata. Karena ini adalah kali yang pertama bagi kami, maka data-data yang diambil ternyata belum layak untuk diserahkan kepada Reef Check Indonesia (RCI), satu lembaga yang memantau dan memeriksa karang2 yang ada di perairan Indonesia yang berkantor pusat di Pulau Dewata. Selagi para penyelam melakukan pengenalan kegiatan Reef Check ini, non penyelam melakukan wisata snorkling di Pulau Air.
Malam hari, saat makan malam bersama, kami menyaksikan film-film dokumentasi mengenai kehidupan bahari dan Reef Check yang diputar dalam layar lebar.
Hari Kedua, setelah sarapan, acara dimulai dengan pelepasan tukik (baby turtle) dan transplantasi karang kemudian dilanjutkan dengan Reef Check di Utara Pulau Semak Daun bagi para penyelam dan snorkeling bagi non divers.
Kenapa Pulau Semak Daun? Yes, tujuan RC kali ini di Pulau Semak Daun adalah karena pulau ini pernah diklaim sebagai pulau paling bagus dan sehat dalam gugusan Kepulauan Seribu. Kami pun ingin membuktikan dengan melakukan Reef Check ini. Ternyata setelah selesai pendataan, benar adanya, Pulau Semak Daun ini masih layak disebut sebagai pulau yang masih sehat dan indah. Karang-karang beraneka ragam dan sehat mulai soft coral dan hard coral, sementara ikan-ikan juga lumayan beragam dan bervariasi walaupun masih kecil-kecil. Seorang rekan penyelam yang baru saja berpetualangan di Ambon dan Komodo, Ms. Erica, malah menemukan Pinnate Spadefish dari golongan Batfish yang baru ajah ditemuinya di Ambon. wuuahhh hebat kann.. ternyata penghuni laut di Pulau Semak Daun ini tidak kalah juga dengan Ambon ya. Data yang berhasil diambil hari ini oleh Mas Yohanes akan diserahkan ke RCI.
Setelah puas melaut, kami pun diajak mengunjungi budidaya ikan di tengah laut, kami pun bisa membeli berbagai ikan segar beku yang sudah dikemas dengan baik sehingga cocok sebagai oleh-oleh.
Usai sudah kegiatan penuh makna yang telah masuk dalam The Ocean Project (http://www.theoceanproject.org/wod/2008events.php#Indonesia) dan Majalah Femina No. 25, tanggal 19-25 Juni 2008 dan bagi para peserta dan pembimbing pelaksaan kegiatan mendapat Certificate Recognized dari Project Aware Asia Pasific dan Project Aware akan memuat kegiatan ini pada The Undersea Journal edisi berikut, diharapkan dengan adanya kegiatan ini, informasi mengenai kehidupan bahari yang utuh dan benar akan tersebar lebih luas dan mampu menggugah kesadaran kita akan menjaga dan melestarikan kekayaan maritin kita.
Sumber : goblue.or.id