Kata Mbak Anita Roddick, the best school in life is travel, so…let’s start our studying from here!
Berawal dari perbincangan tak berujung tentang libur panjang yang berturut-turut, malah berakhir dengan keheningan. Mengapa? Karena terlalu banyak yang direncanakan, terlalu banyak pilihan, terlalu banyak orang dan yang pasti belum ada yang gajian apalagi kenaikan!
Entah bagaimana ceritanya tepat sehari sebelum libur tahun baru, ada salah satu teman yang nantinya jadi salah satu peserta rombongan, mendadak ngajakin liburan ke Kepulauan Seribu. Dengan semangat ’98, langsung kuteter pertanyaan, kapan, sama sapa dan gimana caranya? Awalnya peserta hanya terdiri dari 11 orang, lalu ada satu peserta asing yang ngebet banget pengen ikut (sebenarnya seh dianya nggak pengen liburan tanpa aku hihihi), dan pas hari H ada 2 orang yang mengundurkan diri karena yang satu sakit dan satunya merasa punya kewajiban untuk menjaga yang sedang sakit, maka jumlah peserta jadinya hanya 10 orang. Lumayan kan? Lumayan ngurangin biaya maksudnya :D . Bagaimana kisah selanjutnya?

Dan inilah perjalanan sepuluh anak Adam dan Hawa yang selalu haus akan petualangan dan pengalaman.
Ami
Selalu jadi sasaran umpat-umpatan dimana dan kapan saja. Dikenal juga dengan panggilan Mooi yang sebenarnya itu adalah nama kucing di rumah, entah kenapa dia juga pengen dipanggil seperti itu, apakah obsesinya untuk menjadi seputih kucingnya atau selangsing kucingnya. Jadi maunya yang mana mi? :p

Andi
Cuma dia yang punya alasan tepat untuk liburan ke pantai. Berjemur!!! Dengan takdirnya yang dilahirkan dengan kulit warna putih, menjadikan dia tidak terlalu menderita setelah kepulangan dari perjalanan ini. Sedangkan kita??? Udah jadi anak ALAY!!!

Hendri
Alias Cumi. Sampai sekarang pun aku masih penasaran kenapa dia dipanggil cumi. Emang mirip ya? Iya juga sih…hahahaha…Polos, pendiem, konyol, dan autis!!! Yang terakhir itu kata salah satu peserta yang laen gara-gara kelakuannya yang bikin kita ngakak nggak habis-habis. Nggak jauh beda nasibnya dengan Ami, dia juga salah satu bahan umpatan kita selama disana.

Heri
Tampang udah nunjukin kalau dia seorang petualang. Sayang rambutnya kagak gondrong. Identik dengan rokok dan kaca mata item, eh…satu lagi tas ranselnya! Kata dia sih…aneh kalo nggak nggendong sesuatu di pundaknya. Mendingan nggendong gue Her…sumpah…berat gue sama tas lo nggak jauh beda koq :D

Kresna
Makhluk satu ini hobinya nguntitin gue terusss…Nggak bosen apa? Aku aja dah bosen!!! Eh jangan bosen ding hihihi…Kupikir dia bakalan terasing, karena dia salah satu dari dua yang bukan termasuk TKI wkwkwkwk, ternyata…malah dia yang bikin ancuuuur!!!

Nisa
Inilah salah satu yang lain yang bukan termasuk TKI. Teman kos dari salah satu peserta yang laen. Kecil-kecil bernyali besar. Jarang ada orang yang memang nggak bisa berenang yang tetep kekeh nyemplung di aer. Ini bukan sembarang aer kawan…tapi ini lautan!!!

Tabita
Nggak tau juga ni makhluk turunan apa dan lahir dari mana. Keliatannya aja sok cool, ternyata lebih ancur lagi. Banyak banget kelebihannya, kelebihan omong, kelebihan omong dan kelebihan omong. Loh??? Pokoknya cuma dia yang nggak pernah diem. Nyokap lo ngidam komidi puter apa tab???

 Tata
Dibilang hanya dialah yang paling sempurna, cantik, tinggi, langsing, putih, baek, ramah, pinter, rajin, suka menolong dan suka nabung. Cuma satu kekurangannya, kalo semua itu boong hahaha!!! Puassss lo pada!!!

Sigit
Yang paling ditakutin sama si cumi, karena cumi takutnya ma ikan pesut hahaha…pisss mas :D . Dialah yang punya hak prerogatif terhadap kesejahteraan si cumi. Kenapa? Karena dialah yang suka ngasih kerjaan si cumi. Nggak heran kalo dalam perjalanan, si cumi baik-baikin dia mulu. Lo pengen ambil ati ato doyan cum???

Wiwik
Eits…jangan terkecoh dengan tampilan luarnya. Kelihatannya kalem, tapi gileeee bener staminanya, sebelum perjalanan ini, dia udah ngelilingin dulu Negeri Gajah Putih terus langsung uji otot di outbond Ancol. Selain kelebihan stamina, dia juga kelebihan akal…ya wajarlah…senioooorrr…Gimana mbak? Udah dapet nomor mas-nya? Laen kali kalo ada mas-mas ngganteng, pura-pura kram juga ah…wahahaha…
Perjalanan di mulai dari Muara Angke…eh…salah…dari Setiabudi tepatnya. Ada lima orang yang berangkat dari Setiabudi, aku, Mas Sigit, Mbak Wiwik, Mbak Nisa dan Kresna, yang dua janjian ketemu di Stasiun Kota, yang tiga langsung di Muara Angke. Berlima naek taxi, dari Setiabudi ke Stasiun Kota dengan jalanan kota Jakarta yang masih lengang karena kita berangkat jam 5 pagi, menghabiskan 30 ribu rupiah saja. Di stasiun kota ketemu Ami dan Cumi, sebelum berangkat kita beli makanan dulu karena perjalanan di laut menghabiskan waktu 3 jam. Mabooook dah!!! Aku beli 2 bungkus roti seharga 2500 perbungkusnya. Dari Stasiun Kota ke Muara Angke harus naek 2 angkot, pertama naek kopaja 02 dan oper pakai angkot C11 apa yak ahhh…lupa…dengan tarif normal 2000 rupiah per angkot.
Sampai di Muara Angke, untung aja kapal belum berangkat, kita langsung aja masuk ke kapal yang udah hampir berangkat. Biaya naek kapal dari Muara Angke ke Pulau Pramuka hanya 30 ribu rupiah saja, murah kan…tapi ya jangan kaget kalo keadaannya seperti itu. Ada harga ada suasana :D . Tiga jam berlayar di laut lepas untuk pertama kalinya bikin aku excited banget. Ngelihat laut dengan kejernihannya, ngelewatin pulau-pulau kecil dengan kealamiannya, sesekali terlintas burung-burung laut yang sedang mencari ikan, dilengkapi pula dengan angin semilir yang tak begitu kencang menjadikan tiga jam tidaklah terasa lama.
Menginjakkan kaki di Pulau Pramuka, kata pertama yang terucap adalah PANAS!!! Ya iya lah…namanya juga pesisir pantai, kayak nggak pernah aja, padahal aku juga anak pantai :D . Pertama kali yang dilakukan adalah mencari penginapan, eh salah…bernarsis-narsis ria dulu, membuat bukti bahwa kita pernah menginjakkan kaki di pulau ini. Di Pulau Pramuka tidak ada hotel atau penginapan besar, yang ada adalah penyewaan rumah. Saya sarankan untuk yang ingin berkunjung, sebaiknya booking tempat dulu beberapa hari sebelumnya apalagi kalau waktunya bertepatan dengan libur panjang, dipastikan Anda akan kesulitan mencari penginapan, kalopun ada pasti seadanya. Mbak Wiwik yang mengurus tempat tinggal kita dengan harga nego 200 ribu rupiah untuk sepuluh orang. Kita dapat satu rumah yang terdiri dari dua kamar, satu kamar ber AC, lumayan kan…Ternyata triknya adalah mengaku sebagai mahasiswa, tapi sebagai pelajaran, tolong kasih tau peserta lainnya biar kompakan, jadi pas ditanya dari mana jawabannya sama, nggak kayak kemaren…satu jawab mahasiswa, satu lagi dah kerja hahahaha…akibatnya si tuan rumah nggak welcome banget.
Lega dapat tempat tinggal, kita langsung meluncur untuk melanjutkan perjalanan. Yang bisa dilakukan di Kepulauan Seribu adalah keliling beberapa pulau dengan perahu kecil, berenang di pantai, snorkeling dan diving. Hari pertama kita habiskan seharian untuk berenang di pantai pulau lain dan snorkeling, untuk itu kita harus sewa kapal seharian dengan harga 300 ribu perkapal perhari. Perjalanan pertama menuju Pulau Semak Daun. Sesuai dengan namanya, pulau ini lebih banyak ditumbuhi semak-semak besar, herannya namanya pantai koq nggak ada pohon kelapa sih??? Kita menghabiskan waktu dengan berenang di Pulau Semak Daun dari jam 11 – jam 2 siang. Mohon diperhatikan….di Pulau ini nggak ada yang jual makanan berat, jadi kalau kalian pergi pada saat jam siang, saya sarankan untuk membawa bekal. Kita sudah membeli nasi bungkus sebelumnya, nasi plus telor 7000 rupiah sedangkan nasi plus ayam 12 ribu rupiah, oiya…jangan lupa minumnya ya…kalo nggak apa kalian mau minum air laut yang rasa asinnya seperti bangkit dari kubur (loh???). Jangan lupa untuk mengabadikan momen di pulau ini ya…nggak jelek-jelek amat koq pemandangannya, airnya pun masih terlihat jernih, beda banget sama air Ancol (ya iya lah…). Habis makan siang dan sholat dhuzur (sekalian dijama’ ashar aja…kan musapir :p) kita diantar ke Pulau Air oleh pak supir kapal, apa sih namanya? Nahkoda ya? wkwkwkwk aneh…

Meraba-raba manakah yang dinamakan Pulau Air, koq tiba-tiba tuh perahu berhenti di tengah-tengah laut ya…waduh…kupikir bahan bakarnya abis…ternyata!!!! waaaa…..kita nggak jadi ke Pulau Air, tapi menikmati indahnya karang di dasar laut. It’s my first time for snorkeling and what’s my first impression? WONDERFUL!!! Yang bisa kami ucapkan hanyalah rasa syukur dan pujian atas ciptaan-Nya. Bener-bener indah…Subhanallah…Pengennya sih berlama-lama di tengah laut, belum puas rasanya menjelajahi taman di dasar laut, tapi yang laen sudah mulai kelelahan sampai-sampai ada yang kram kakinya. Entah kram ato apa namanya, yang penting dapet kenalan cowok ngganteng ya mbak…hahaha…Kita tinggalkan karang laut saat jarum jam menunjuk angka 4. Masih lama hingga sampai matahari terbenam, tapi…di musim seperti ini memang sulit untuk mendapatkan view yang sempurna…karena langit selalu dipenuhi dengan awan mendung. Daripada pulang ke Pulau Pramuka, kita minta si bapak nahkoda (masih aneh nyebutnya) untuk keliling-keliling lagi. Akhirnya kapal dihentikan lagi di tengah-tengah lautan. Snorkeling again!!! HORRREEEEE!!!! Secara rasa penasaran gue masih besar :p Kali ini beda…karangnya lebih besar dan tak beraturan…mungkin keseringan kena dasar kapal, jadi banyak yang rusak, tapi itu semua nggak menutupi keindahannya, karena justru disinilah banyak kita jumpai ikan-ikan yang lebih besar, sayang nggak ada kamera waterproof atau semacamnya yang bisa mengabadikan semua itu, setidaknya sebelum kalian mengikuti jejak kami, kalian bisa membayangkan sebelumnya.
Karena matahari sudah berkemas-kemas pulang, kami pun mulai berkemas-kemas. Angin sepoi-sepoi, awan mendung, dan sinar matahari yang malu-malu mengintip dibaliknya menjadikan sore itu terasa sempurna…walaupun berakibat pada perubahan warna kulit dan muka kita. Masih ada satu jam hingga matahari benar-benar tenggelam, kita bergegas membersihkan diri dari lapisan garam+pasir yang menempel di sekujur tubuh. Perlu kalian tau…di Kepulauan Seribu, listrik hanya tersedia dari pukul 4 sore hingga 7 pagi, jadi berhematlah dan manfaatkan sebaik-baiknya. Setelah membersihkan diri, sayang jika melewatkan matahari terbenam hanya di dalam rumah saja, aku menikmati sore itu di dermaga dengan secangkir kopi seharga 3000 rupiah sambil bernarsis-narsis ria kembali.
Menu makan malam kita kali itu adalah ikan bakar. Yang sangat kami sayangkan, namanya pulau kenapa jarang sekali penjual ikan bakar, bahkan tempat makan yang menarik pun bisa dihitung dengan jari. Semoga semakin kemari, pemerintah bisa memanfaatkan lebih lagi, sayang sekali jika kelebihan alam tidak dimanfaatkan sebagai sumber pemasukan. Kembali ke menu makan malam, yang tersedia adalah ikan bandeng, ikan baronang (ikan barnyelam ada nggak ya…), sama ikan tudeng (bener nggak sih???). Seharian berenang, bikin nafsu makan kami bersepuluh jadi berlipat ganda, untungnya harga makanan masih terjangkau, bersepuluh kita menghabiskan biaya 175 ribu rupiah saja. Murah kan? Dan malam kita tutup dengan bercanda, ngobrol dan istirahat sepuasnyaaaa….
Keuntungan berada di pulau kecil adalah kita bisa menikmati matahari terbenam sekaligus matahari terbit. Jika ingin melihat matahari terbenam tinggal melangkah ke pantai sebelah barat, jika ingin menikmati indahnya matahari terbit tinggal melangkah ke pantai sebelah timur. Wah…it’s so perfect!!! Lagi-lagi mendung sedikit menutupi sang matahari, tapi itu tidak mengurangi keindahan ciptaan-Nya. Dalam suasana seperti ini, keheninangan menutupi kami bersepuluh, mereka bertualang dengan imaji mereka masing-masing, menghayati setiap pandangan yang tersaji di depan mata, memikirkan setiap bersitan pikiran yang terlintas, sedangkan aku berbisik dalam hati mengucap doa yang hanya aku dan DIA saja yang mengetahuinya ;)
Setelah puas menikmati matahri terbit, kita terpisah menjadi empat, dua orang kembali ke rumah untuk berkemas-kemas mengejar kapal ke jakarta jam 7, satu orang katanya sih baterai ponselnya habis, tapi aku yakin pagi-pagi buta apa lagi kegiatan manusia selain….***** (sensor), dua orang tertinggal dengan jeprat-jepretnya dan aku berserta 4 orang lainnya memutuskan untuk mengelilingi pulau kecil ini. Kapal menuju Jakarta masih akan berlayar jam 2 siang, masih ada 4 jam dari saat itu, daripada bengong, salah satu peserta mengusulkan untuk mencari makan di pulau lain, spontan yang lainnya menyetujui. Dengan menyewa kapal setengah hari kita bisa mengelilingi 3 pulau sekaligus. Dan itu hanya menghabiskan 60 ribu rupiah saja. Pertama pulau panggang yang lebih padat penduduknya dibanding Pulau Pramuka. Disinilah kami mencari makan, katanya banyak yang jual ikan bakar, nyatanya nihiiiiil….Yah…daripada nggak makan, akhirnya kita menyantap masakan sederhana di tempat yang sederhana pula, teras rumah orang!!! hahaha…Menu makan pagi kali itu adalah nasi ikan bandeng dengan sambel mantapnya, ditambah sayur asem dan sambal goreng kentang. Semua itu hanya menghabiskan 75 ribu rupiah saja. Gileee….murah abisss kan? Mana dapat bonus perut ikan bandeng pulak!!! wkwkwkwk =)) cuma Ami aja yang nggak mau melewatkan bonusnya, kita sih berbagi rejeki dengan kucing-kucing di sekitar :p

Kekenyangan dengan ikan bandeng, kita di antar ke pulau seberang yaitu Pulau Keramba. Apa aja di dalamnya? Nggak ada apa-apanya :D . Sepertinya urusan pertahanan dan keamanan dipusatkan di pulau ini, karena disinilah tempat kepolisian dan kawan-kawannya berada. Disinilah kita foto sepuasnya, benar-benar tampak alami…Semakin terik panas matahari, kita pun kembali ke kapal untuk minta di antar ke pulau yang ada restoran makannya. Ini baru benar-benar restoran…menunya seafood, letaknya di tengah laut, ada kelapa mudanya pulak (halah!!!). Saking kepengennya, kita sepakat untuk pesan kelapa muda aja, tapi ada yang request makan juga (dasar perut gentong semua!!!) jadinya kita pesan udang tepung, cumi tepung (kalo cumi temen kita, ditepungin ato kagak seh sama aja, sama-sama nggak enak :D ) dan pisang goreng (heran juga…jauh-jauh ke pantai nyarinya pisang goreng!! dibelakang kantor aja banyak…mana mahal pulak 10 ribu dapat 2 iris wkwkwk baru kali ini makan pisang sebijinya 5 ribu) . Untuk makan siang eh cemilan siang kali itu kita menghabiskan 202 ribu rupiah, dengan rincian cumi tepung 38 ribu, udang tepung 45 ribu, kelapa muda 10 ribu per orang, pisang goreng 10 ribu, koq masih sisa ya? Ternyata 2 orang pesan ice cream + minuman berenergi!!! !@#$%^&*?
Kembali ke Pulau Pramuka sudah pukul 1 siang, dan kapal menuju Jakarta sudah siap di dermaga, kita pun bersiap-siap untuk mengakhiri perjalanan indah ini. Kabar buruk saat itu adalah, angin barat daya sedang berhembus sekencang-kencangnya, itu artinya…ohhh….tamatlah riwayat kami…Saat itu yang kuingat adalah cuplikan percakapan 6 orang sahabat dalam buku 5 cm, cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lama dari biasanya, leher yang akan sering melihat ke atas lebih dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa. Kami pun tiba kembali dengan selamat di Muara Angke tepat pukul 5 sore. Untuk semuanya, terimakasih atas dua hari yang penuh dengan tawa, senyuman, dan cerita. Kelak nanti…ini akan jadi kisah klasik untuk masa depan ;)
bersenang-senanglah
karena hari ini yang kan kita rindukan
di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
bersenang-senanglah
karena waktu ini yang kan kita banggakan
di hari tua….
So…what’s the next???

Sumber : pdparamitha 

 

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu