Puluhan penyelam yang datang dari club diving berbagai daerah bergabung untuk melakukan sesi Underwater Cleanup (11/05) dalam rangka kegiatan Coral Day 2012 di Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta.
Underwater Cleanup yang dimaksud adalah menyelam sambil mengambil sampah-sampah yang “terdampar” di sekitar dasar laut Pulau Pramuka dan Pulau Panggang wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu. Para penyelam yang berjumlah 28 orang tersebut turun ke bawah air sambil masing-masing membawa jaring yang akan digunakan untuk menyimpan sampah dari pengambilan sepanjang jalur penyelaman yang telah ditentukan.
Ery Damayanti selaku Kordinator Coral Day 2012 menjelaskan bahwa sesi Underwater Cleanup merupakan rangkaian pelaksanaan Coral Day yang telah mencapai tahun ke-3 sejak dilaksanakan pertama kalinya pada tahun 2010. “Coral Day merupakan sebuah ajang kampanye publik mengenai pentingnya menjaga kelestarian kawasan laut dan segala isinya, termasuk menjaga kelestarian terumbu karang” ujar Ery.
Sejak beberapa waktu terakhir, wilayah Kepulauan Seribu memang tengah mengalami permasalahan berat yang mengancam terumbu karang dan kehidupan biota lautnya yaitu sampah.
Setelah mengalami kerusakan parah akibat penggunaan bom dan potasium sianida, wilayah kepulauan yang sedang dalam proses menumbuhkan kembali terumbu karang ini harus bertarung dengan sampah yang datang dalam jumlah besar pada waktu – waktu tertentu. Arus dan gelombang sampah datang dari 9 muara yang berasal dari 13 anak sungai di wilayah Jabodetabek.
Salah satu penyelam Ramadian Bahtiar yang juga seorang peneliti terumbu karang mengatakan bahwa salah satu dampak utama dari sampah yang ada di kepulauan seribu adalah penurunan kualitas estetika. “Apalagi untuk daerah yang ingin memiliki produk unggulan wisata selam tentunya masalah sampah disini harus segera ditanggulangi”, ujar Ramadian.
Hasil tangkapan para penyelam berupa jaring yang berisikan sampah kemudian dikumpulkan untuk dilakukan pemilahan. Berbagai jenis sampah plastik kemasan dan bungkus makanan terlihat mendominasi di dalam jaring.
Terumbu karang adalah korban yang menerima dampak paling besar dari perubahan iklim. Padahal, terumbu karang berfungsi sebagai jaminan ketersediaan ikan bagi laut. Artinya, wilayah sekitar terumbu karang adalah tempat memijah sebagian besar ikan di laut dan nutrisi masyarakat dunia yang berasal dari protein Ikan laut tergantung dari keberadaan terumbu karang.
Selain itu, daerah wisata terumbu karang yang berkualitas baik juga memiliki nilai jual ekonomi yang tinggi.
Underwater Cleanup yang dimaksud adalah menyelam sambil mengambil sampah-sampah yang “terdampar” di sekitar dasar laut Pulau Pramuka dan Pulau Panggang wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu. Para penyelam yang berjumlah 28 orang tersebut turun ke bawah air sambil masing-masing membawa jaring yang akan digunakan untuk menyimpan sampah dari pengambilan sepanjang jalur penyelaman yang telah ditentukan.
Ery Damayanti selaku Kordinator Coral Day 2012 menjelaskan bahwa sesi Underwater Cleanup merupakan rangkaian pelaksanaan Coral Day yang telah mencapai tahun ke-3 sejak dilaksanakan pertama kalinya pada tahun 2010. “Coral Day merupakan sebuah ajang kampanye publik mengenai pentingnya menjaga kelestarian kawasan laut dan segala isinya, termasuk menjaga kelestarian terumbu karang” ujar Ery.
Sejak beberapa waktu terakhir, wilayah Kepulauan Seribu memang tengah mengalami permasalahan berat yang mengancam terumbu karang dan kehidupan biota lautnya yaitu sampah.
Setelah mengalami kerusakan parah akibat penggunaan bom dan potasium sianida, wilayah kepulauan yang sedang dalam proses menumbuhkan kembali terumbu karang ini harus bertarung dengan sampah yang datang dalam jumlah besar pada waktu – waktu tertentu. Arus dan gelombang sampah datang dari 9 muara yang berasal dari 13 anak sungai di wilayah Jabodetabek.
Salah satu penyelam Ramadian Bahtiar yang juga seorang peneliti terumbu karang mengatakan bahwa salah satu dampak utama dari sampah yang ada di kepulauan seribu adalah penurunan kualitas estetika. “Apalagi untuk daerah yang ingin memiliki produk unggulan wisata selam tentunya masalah sampah disini harus segera ditanggulangi”, ujar Ramadian.
Hasil tangkapan para penyelam berupa jaring yang berisikan sampah kemudian dikumpulkan untuk dilakukan pemilahan. Berbagai jenis sampah plastik kemasan dan bungkus makanan terlihat mendominasi di dalam jaring.
Terumbu karang adalah korban yang menerima dampak paling besar dari perubahan iklim. Padahal, terumbu karang berfungsi sebagai jaminan ketersediaan ikan bagi laut. Artinya, wilayah sekitar terumbu karang adalah tempat memijah sebagian besar ikan di laut dan nutrisi masyarakat dunia yang berasal dari protein Ikan laut tergantung dari keberadaan terumbu karang.
Selain itu, daerah wisata terumbu karang yang berkualitas baik juga memiliki nilai jual ekonomi yang tinggi.
Sumber : greenersmagz.com