Sekitar 2500 lebih dari 5000 hektar trumbukarang di Kepulauan Seribu yang mengalami kerusakan mulai di rehab.
Selain itu, Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Pemerintah Adminitrasi, Kepulauan Seribu menggandeng para nelayan dan warga sekitar.
Hal ini diungkapkan oleh Kasudin Kelautan dan Pertanian Lilik Litasari Kepada Pos Kota Selasa (20/7). Ini dilakukan tujuannya supaya ekosistem yang sampai saat ini masih terlindungi ada akan tetap dapat dilestarikan.
“Selain melakukan perbaikan dengan cara membangun rumah-rumahan untuk ikan, kami juga bekerja sama dengan warga untuk ikut tetap terjaga kelestariannya. Memang hasilnya cukup memuaskan, trumbu-trumbu karang yang tadinya rusak saat ini mulai tumbuh hampir 20 persen,” ungkap Lilik.
Diakui oleh Lilik saat ini trumbu karang yang berada di Kepulauan Seribu itu hanya sekitar 6 persen masih dilestarikan sampai saat ini. Dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Kelapa, Pulau Panggang, Pulau Tidung dan Pulau Pari.
Dengan masih bagusnya kondisi trumbu karang itu pihaknya terus meningkatkan sosialisasi tentang menjaga keindahan dibawah laut. “Selain melakukan sosialisasi kami juga meningkatkan patroli. Ini tujuannya supaya kepedulian masyarakat tetap tinggi dengan sumbar daya alam yang berada di Kepulauan Seribu,”imbuhnya.
Dengan masih asrinya trumbu karang itu diharapkan wisatawan terus meningkat. Jika banyak wisatawan yang datang otomasi pendapatan warga juga akan meningkat. Masyarakat yang tadinya sebagai nelayan secara pelan-pelan berubah profesi antara lain gait dan ojek kapal.
Lilik juga menambahkan, kerusakan trumburangan itu 80 persen disebabkan faktar manusia yang melakukan penangkapan ikan secara sembarangan. Selain itu juga diakibatkan pencemaran limbah pabrik. “Sasaran patroli kami adalah para nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan cara pakai bom dan potensium. Dua cara itulah banyak mengakibatkan kerusakan trumbukarang,”katanya
Selain itu, Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Pemerintah Adminitrasi, Kepulauan Seribu menggandeng para nelayan dan warga sekitar.
Hal ini diungkapkan oleh Kasudin Kelautan dan Pertanian Lilik Litasari Kepada Pos Kota Selasa (20/7). Ini dilakukan tujuannya supaya ekosistem yang sampai saat ini masih terlindungi ada akan tetap dapat dilestarikan.
“Selain melakukan perbaikan dengan cara membangun rumah-rumahan untuk ikan, kami juga bekerja sama dengan warga untuk ikut tetap terjaga kelestariannya. Memang hasilnya cukup memuaskan, trumbu-trumbu karang yang tadinya rusak saat ini mulai tumbuh hampir 20 persen,” ungkap Lilik.
Diakui oleh Lilik saat ini trumbu karang yang berada di Kepulauan Seribu itu hanya sekitar 6 persen masih dilestarikan sampai saat ini. Dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Kelapa, Pulau Panggang, Pulau Tidung dan Pulau Pari.
Dengan masih bagusnya kondisi trumbu karang itu pihaknya terus meningkatkan sosialisasi tentang menjaga keindahan dibawah laut. “Selain melakukan sosialisasi kami juga meningkatkan patroli. Ini tujuannya supaya kepedulian masyarakat tetap tinggi dengan sumbar daya alam yang berada di Kepulauan Seribu,”imbuhnya.
Dengan masih asrinya trumbu karang itu diharapkan wisatawan terus meningkat. Jika banyak wisatawan yang datang otomasi pendapatan warga juga akan meningkat. Masyarakat yang tadinya sebagai nelayan secara pelan-pelan berubah profesi antara lain gait dan ojek kapal.
Lilik juga menambahkan, kerusakan trumburangan itu 80 persen disebabkan faktar manusia yang melakukan penangkapan ikan secara sembarangan. Selain itu juga diakibatkan pencemaran limbah pabrik. “Sasaran patroli kami adalah para nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan cara pakai bom dan potensium. Dua cara itulah banyak mengakibatkan kerusakan trumbukarang,”katanya
Sumber : poskota.co.id