Makam
Panglima Hitam yang terletak di Pulau Tidung Kecil Kelurahan Pulau
Tidung Besar Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan banyak dikunjungi dari
berbagai daerah. Hal ini diungkap oleh Suharta (64) penjaga makam orang
pertama di Pulau itu. Warga yang berjirah berasal dari Cilacap, Ciamis,
Belitung dan warga dari Pulau Kelapa pun perna berjiara kemakam ini.
“Kebanyak yang berjiarah kemakam ini, untuk mengadakan tahlil dan
yasinan untuk meminta keselamatan”, kata Suharta selaku penjaga makam.
Ayah dari 5 orang anak ini juga menambahkan,kebanyakan para pe-jiarah
yang datang kemakam ini pada malam jum’at keliwon dan hari libur. Makam
yang mempunyai panjang 3,5 meter konon ceritanya adalah orang yang
pertama kali menginjakan kakinya di Pulau Tidung Kecil ini. Nama makan
tersebut adalah Ratu Pendekar Badui atau yang lebih dikenal adalah
Panglima Hitam.
Di
Pulau tersebut juga terdapat 3 makam yaitu makam Wa’Turuf dan Muhammad
dua orang ini adalah pengawal setia Ratu Pendekar Badui, pendekar
Badui ini melarikan diri bersama kedua pengawalnya kepulau Tidung Kecil
untuk menghindari dari kejaran Seh Maulana Malik Ibrahim. Konon Ratu
Pendekar Badui adalah seorang non Muslim yang di perangi oleh Seh
Maulana Malik Ibrahim, sebelum akhirnya ia masuk dan memeluk agama
islam bersama kedua anak buanya tersebut.
Sehingga Pulau Tidung ini dijuluki dengan sebutan Pulau Berlindung.
Suharta memang bukan warga Pulau Tidung asli, warga asal Ciracas ini
baru 4 tahun tinggal di Pulau Tidung Kecil ini. “Salain menjaga makam
saya juga, bercocok tanam dan menanam rumput laut”, kata suami dari Emuh
Rohayati ini. Walupun tidak di bayar merawat makam, ia pun merasa rela
merawat serta menjaga makam orang pertama ini.
Berbagai peninggalannya pun masih ada seperti pecahan Guci, Piring,
Serta besih-besih tua, namun sayangnya tidak di rawat dan di biarkan
saja berada di dalam karung.Walaupun belum dijadikan objek wisata lokal
oleh Pemerintah setempat,untuk mengatisipasi kelangsungan makam tua
itu, inisiatif dari seorang penjaga membuat kotak amal, sehingga dengan
begitu bagi penjira setiap datang wajib memberikan sedekah. Dari hasil
tersebut kini di dekat makam itu sedang di buat Musolah serta untuk
perbaikan makam lain disekirtar makam tersebut.
Tidak haya itu saja 7 makam makam Seh terdapat di Pulau Tidung Kecil ini
seperti Makam Seh Maulana Malik Ibrahim, Seh Susu, Seh Subandari, Seh
Saidina Ali, Seh Magelang, Seh Kalang Lumajang dan makam Seh Sarif
Hidayatullah. Makam yang sudah ada 200 tahun ini kini manjadi primadona
bagi para pejiarah baik bagi warga Pulau Tidung maupun dari berbagai
penjuru daerah.
(Kang Lintas)
Related Posts:
Peduli Lingkungan, Bahroni Wakili DKI
Kepeduliannya
terhadap kelestarian lingkungan nampaknya berbuah manis buat bagi
Bahroni (26). Warga Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Selatan ini,
berhasil melenggang mewakili Provinsi DKI… Read More
Juki, Sambung Hidup dari Pelepah Pohon Kelapa
Siang
itu sang surya mulai akan meninggi, sinarnya yang sedikit hangat
mendekati panas mulai menyapu kulit warga Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
Selatan. Ini akhir pekan yang telah tak mampu lagi dihitung sejak… Read More
Wak Ipon Sekolahkan Anak dengan Sapu Lidi
Di
era dewasa ini, pendidikan merupakan kebutuhan mutlak untuk
menjadikan kehidupan yang lebh baik. Kiranya, prinsip itulah yang
dipegang Sipon (60) warga Kampung Baru RT 04/03 Kelurahan Pulau Tidung,
Kepulauan Se… Read More
Sawiyah: Pencari Kayu, Pembuat Atap Belarak
Tangan
tua Sawiyah (60 tahun) masih lincah memainkan jemarinya menjahit daun
kelapa yang telah disusun rapi dengan benang berbahan sayatan daun
kelapa. Daun-daun kelapa itu disusun berjejer memanjang ke samping … Read More
Satriadi "Billy" Gunawan, Camat Kepulauan Seribu Selatan: Ingin Pulau Pari Seperti Pulau Tidung dan Pulau Untung Jawa
Meski
Pulau Tidung dan Pulau Untung Jawa, dua kelurahan di Kepulauan Seribu
Selatan saat ini telah menjadi kawasan wisata pemukiman andalan di
Kepulauan Seribu, hal itu belum membuat Satria… Read More