Hari yang dinantikan pun tiba, hari kami merencanakan liburan sambil
menyelam di indahnya laut Jakarta. Indahnya laut Kepulauan Seribu begitu
menggoda ketika pertama ditawarkan. Sempat terbersit keraguan juga
mengingat waktu tempuh perjalanan yang harus dilewati kurang lebih 3 jam
perjalanan laut. Rupanya rasa penasaran tertebus dengan mengalami
sendiri petualangan seru ini.Ful Team terdiri dari saya, Juliana,
Veronika Titik, Jumiah, Henni Yohanes, Ibrahim Hasiby, Sindy, Mieke,
Ariel yang digabung oleh koordinator ( Stanley dan Aloy dkk) dengan
anggota dari group lain total lebih kurang 18 orang.
Pagi-pagi di hari Sabtu yang cerah kami sudah
diharuskan berkumpul di pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara. Lokasi ini
berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di Muara Karang.
Tidak terkira ramainya orang yang berkumpul di Pelabuhan ini.
Sebenarnya pelabuhan ini bukan merupakan pelabuhan resmi penumpang,
melainkan sebuah pelabuhan bongkar muat nelayan sehabis melaut.
Penumpang yang diangkut memang ada tetapi ini hanya solusi bagi
penyediaan transportasi penduduk lokal antar pulau di kepulauan Seribu.
Meskipun dipasang di sana- sini himbauan untuk menggunakan Pelabuhan
Marina sebagai Pelabuhan khusus penumpang, tapi hal tersebut tidak
menyurutkan niat para penumpang untuk menumpang kapal melalui pelabuhan
ini dikarenakan faktor biaya yang lebih terjangkau.
AWAL PERJALANAN
Pelabuhan Muara Angke dipilih sebagai alternatif wisata murah, lebih
murah dibanding melalui pelabuhan Marina yang menyediakan kapal
penyeberangan yang lebih mewah, yang tentu saja lebih mahal
biayanya.Untuk menyeberangkan kami terdapat beberapa buah kapal yang
pagi itu bersandar. Ada 4 buah kapal motor yang terdiri dari 2 dek ;
atas dan bawah yang mampu memuat lebih kurang 50-75 orang. Kapal ini
mampu melaju lk 50-60 km perjam.
RUTE PERJALANAN
Ada beberapa pulau yang kami singgahi : al Pulau Pramuka, di sana kami
berkesempatan melihat dari dekat lokasi penangkaran anak penyu/ tukik
dan pembudidayaan pohon bakau/ mangrove yang sudah mulai langka, setelah
itu kami berkesempatan melihat tapi tidak singgah di pulau Gambut
tempat pelestarian Elang Laut yang mulai langka. Pulau Nusa Keramba
menanti kami untuk makan siang dengan ditemani aneka hidanga khas dari
laut dengan menu yang menggoda. Ada satu lokasi pemeliharaan ikan hiu
dkk yan sengaja dipelihara, sayang tidak dikelilingi pagar jadi agak
berbahaya menurut saya.
SNORKLING
Selesai perjalanan dengan perahu besar kami diturunkan di pulau
Pramuka dan kegiatan di dalamnya kami beralih ke perahu kelotok kecil
yang mengantar kami ke pulau-pulau kecil lainnya untuk diselami. Antara
lain Pulau Karang Beras, Pulau Kotok Besar, Pulau Kotok Kecil. Tak
terhingga keindahan alam bawah laut yang kami lihat.
Menyelam sambil bercanda di 3 lokasi yang berbeda merupakan keasyikan
tersendiri. Badan capai dan pegal tidak terhindarkan. Ketidak
hati-hatian membuat salah satu rekan kami harus berjibaku melawan nyeri
akibat menyentuh bulu babi yaitu seekor mahluk laut berwujud bola duri
yang sangat rapuh dan mudah menancap di kulit kita.
Karena sudah malam kamipun bergegas menuju pulau terakhir tujuan kami
untuk menginap menunggu hari berganti, yaitu pulau Tidung. Di sana
setelah membersihkan diri dan berganti baju kami sudah ditunggu untuk
menjalani acara selanjutnya yaitu Barbeque dengan menu bakaran hasil
laut di suatu lapangaan taman didepan kecamatan, rupanya acara sengaja
di pool di suatu tempat serempak dengan rombongan lain jadi malam itu
serasa bertambah meriah saja, selain itu nampak beberapa rombongan
kompak menyalakan kembang api. Sungguh malam yang tak terlupakan.
MELEPAS LELAH
Kami mendapat penginapan yang lumayan jauh dari atraksi utama pulau ini
yaitu JEMBATAN CINTA yang merupakan ‘landmark’ pulau ini. Jembatan ini
sangat terkenal karena menghubungkan selat diantara pulau Tidung Besar
dan pulau Tidung Kecil yang panjangnya lk 600 meter. Persewaan sepeda
kayuh pun banyak disediakan oleh penginapan tak resmi yang dikelola
penduduk lokal. Penginapan yang kami tempati bernama Lativa. Terletak
lebih kurang 100 meter dari pelabuhan utama dikelola oleh sepasang guru
yang ramah dan ‘welcome’.
Sumber : masduwi