Sebenernya weekend kemarin 1-2 September 2012 banyak tawaran
jalan-jalan, temen saya Endah yang ketemu di trip Sawarna yang juga
tetangga saya, ngajakin ke Karimun Jawa, tapi kalo ke Karimun Jawa, hari
Jumat dan Senin saya harus cuti sedangkan kerjaan segambreng banyaknya.
Yah, dari pada gagal ke Karimun Jawa, saya memutuskan ikutan sama salah
satu vendor trip yang nemu di twitter jalan-jalan ke pulau-pulau yang
deket aja yaitu di Pulau Pari-Kepulauan Seribu, seperti biasa, saya
pergi sendiri aja alias solo traveller.
Pulau Pari merupakan salah satu gugusan pulau di Kepulauan Seribu,
tepatnya di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Berhubung trip ini versi backpacker alias yang murah meriah, untuk
menuju Pulau Pari kita berangkat dari dermaga yang di dalem Pasar Ikan
Muara Angke. Kapalnya yang dipake nyebrang ke Pulau Pari itu semacam
kapal nelayan, udah gitu ga ada tempat duduk, jadinya lesehan, mirip
kapal yang isinya pengungsi, penuuuuuh banget, jadi makin cepet kita
dateng kita bisa duduk di atas kapal yang lebih banyak udaranya, pas
pergi, saya dapet best seat yaitu di atas kapal. Saya baru tau di
dermaga pasar ikan yang gak cukup bagus itu banyak kapal-kapal
nelayan yang ngangkut ke berbagai pulau di Kepulauan Seribu. Untuk kapal
ke Pulau Pari ini keberangkatannya adalah jam 0700 pagi.
Setelah 1,5 jam perjalanan dalam kapal yang penuh orang, akhirnya
sampailah kita di Pulau Pari. Oh iya, di Pulau Pari ini belum ada hotel
atau resort, cuma ada rumah penduduk yang disewakan untuk tempat
menginap. Tempat kita menginap kebetulan gak di depan dermaga
kedatangan, tapi masih masuk ke dalem lagi. Kalau yang udah mesen paket
tour, di depan dermaga udah banyak sepeda-sepeda sewaan, jadi begitu
sampe mereka bisa langsung bersepeda ke tempat mereka nginep. Kalau kita
sih jalan aja.
Abis naro tas-tas ransel, saya dan teman sekamar saya, Sari yang juga
solo traveller dalam trip ini, memutuskan untuk ambil foto di daerah
dermaga dan sekitarnya, karena menurut leader vendor trip ini, jam 13.00
kegiatan baru akan dimulai, agak curiga sih saya, kenapa mulainya siang
banget, kenapa gak langsung pergi aja. Ya udah, akhirnya saya terhibur
dengan foto-foto pemandangan indah di Pulau Pari.
Saya dan Sari balik ke homestay sekitar jam 12.00 karena acara
snorkling bakalan mulai jam 13.00. Akhirnya leader vendor ini cerita
tadinya pas nyampe harusnya langsung mau jalan ke beberapa pulau
terdekat seperti Pulau Tikus dan Pulau Burung, tapi karena ada peserta
lain yang nyasar ke Pulau Pramuka karena salah naik kapal pas di Muara
Angke. Duh, gara-gara segelintir orang yang malu bertanya sesat di
jalan, akhirnya saya dan beberapa peserta lain jadi agak bete trip
ini tidak memuaskan karena kita ga sempet mampir ke pulau-pulau
tersebut. Akhirnya, kegiatan kita siang sampai sore itu adalah
snorkling. Spot snorkling pertama menurut saya kurang bagus ya, banyak
pasir, batu koral nya ga bagus-bagus juga. Spot snorkling kedua cukup
senang karena saya ngasih makan ikan-ikan lucu, trus ikan-ikan itu
berkumpul di deket saya sambil makan roti-roti yang saya kasih. Spot
snorkling ketiga, ternyata ga jauh dari dermaga, spot yang ketiga ini
adalah yang paling bagus diantara semuanya.
Setelah snorkling, sampe di dermaga saya, Sari dan Mas Daud salah
satu peserta trip yang solo traveller juga, gak balik ke homestay, tapi
langsung ke tempat liat sunset, dengan baju basah abis snorkling kita
jalan ke pantai tersebut, cukup jauh sih, mangkanya kalau di Pulau Pari,
rata-rata pada pakai sepeda kemana-mana. Oh iya, pantai tempat liat
sunset itu ada tempat Penelitian LIPI untuk Pengembangan Kompetensi
Sumberdaya Manusia Oseanografi Pulau Pari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) dan ada wismanya juga.
Malamnya, setelah mandi, makan malam dan istirahat sebentar di
homestay, jam 22.00 kita kembali ke daerah dekat dermaga untuk acara
Barbeque, di bawah sinar bulan penuh, kita ketawa-ketawa dan denger lagu
dangdut koplo trus makan ikan tongkol bakar, lucu juga sih, jauh-jauh
ke Pulau Pari, barbeque – an-nya makan ikan tongkol.
Kira-kira pukul 05.30 saya dibangunin Sari untuk liat sunrise,
katanya sih lebih bagus liat sunrise di Pasir Perawan, karena udah telat
dan jalan ke Pasir Perawan cukup jauh, jadi kita dan Mas Daud liat
sunrise dan juga foto-foto di dermaga aja dan masih cukup bagus kok.
Setelah liat sunrise, saya dan Sari memutuskan untuk ngopi-ngopi dulu
di warung deket dermaga, karena kalau kembali ke homestay juga sarapan
pagi nya belom disediain. Saya akhirnya ngobrol sama yang punya warung,
ternyata dia juga suka nyewain rumahnya, dan bisa nyediain semua yang
kita mau dari sewa kapal, snorkling, dan lain-lain. Wah, info bagus nih,
saya bakalan kesini lagi deh. Abis ngopi-ngopi, saya jalan ke Pantai
Pasir Perawan. Pantai ini bagus loh, pasirnya warna putih, di pinggir
pantainya ada saung-saung buat duduk-duduk dan juga ada warung-warung
yang jualan makanan kecil, mie instan dan minuman serta ada lapangan
bola volley pantai.
Masih di Pantai Pasir Perawan juga, ada kegiatan Ecotourism yaitu
dengan berpartisipasi menanam pohon Bakau (Mangrove) untuk pelestarian
alam sekitar pantai tersebut. Pohon Bakau ini ditanam dan masing-masing
orang yang menanam memasang namanya di pohon Bakau tersebut.
Jam 12 siang saya dan rombongan kembali ke Jakarta dengan menggunakan kapal yang sama, tapi kali ini saya kurang beruntung tidak duduk di atas kapal tapi di bawah. Yah, berakhir sudah perjalanan saya kali ini ke Pulau Pari, kurang puas sih dan rencananya saya akan kesini lagi bareng sahabat-sahabat trip saya untuk berkunjung kembali ke pulau ini.
Sumber : myfearless