Kepulauan Seribu, tadinya hanya tahu di peta saja. Sama sekali tidak terpikir untuk menginjak salah satu pulau. Namanya saja “seribu” faktanya tidak seribu. Hanya kurang lebih seperempatnya saja. Sekitar 290 pulau. Julukan ini sudah populer sejak republik ini masih bernama Hindia Belanda.
Mungkin karena melihat begitu banyaknya pulau, belum ada sarana cepat dan canggih menghitung secara cepat akhirnya di anggap saja jumlahnya seribu. Dari segi kuantitas sangat banyak angka segitu. Apalagi kalau ada yang punya uang seribu rupiah….wuaaa di anggap kaya. Kira-kira begitulah jawaban semi ilmiah-nya kenapa dinamakan kepulauan Seribu.
Salah satu pulau yang menarik adalah Pulau Pramuka. Kalau membuka peta lama, terbutan 1980-an, ternyata tidak ada. Yang ada adalah pulau Elang. Ada sebab-nya dinamakan begitu. Mudah saja karena di pulau ini tempat bermukim Elang Bondol. Tapi…itu dulu. Kalau sekarang di tanya dimana kawanan Elang berada, ya faktor luck, beruntung aja bisa lihat elang.
Namanya menjadi pulau Pramuka tidak lepas dari kegiatan ke-panduan-an di era tahun 1975-an. Sebagai arena camping, pengenalan lingkungan khususnya dunia kebaharian, dan ragam lain kegiatan kepanduan. Jadilah populer sampai sekarang.
Dulu dan Sekarang
Hanya pulau pemukiman. Warga yang tinggal kebanyakan limpahan dari pulau Panggang yang letaknya di seberangnya. Karena sangat padat penduduk akhirnya banyak yang pindah ke pulau Elang. Sama sekali belum populer sebagai pulau wisata. Warga Jakarta yang ingin wisata ke pulau lebih memilih yang dekat seperti Pulau Bidadari, Pulau Untung Jawa, Pulau Onrust.
Masih teringat sekitar tahun 2003, rekan Aris bersama teman-teman dari IBP melakukan wisata bahari di pulau Pramuka. Meskipun mungkin bukan group yang pertama kali datang, waktu itu masih termasuk jarang group atau komunitas. Sedikit banyak efek dari traveling ini membuat pulau Pramuka menjadi populer seperti sekarang ini. Terutama di kalangan komunitas.
Cerita seru, dari mulut ke mulut, berbagai testimoni, catper, dari trip pertama ini lambat laut menggema ke berbagai kalangan. Bisa di tebak semakin banyak yang penasaran dan tertarik untuk ke pulau Pramuka. Aku salah satu yang kecipratan info berantai tersebut.
Sebelumnya sama sekali tidak terpikir bisa main di pulau. Termasuk yang parno dengan laut. Boro-boro diving, snorkling aja sama sekali ngga terpikir. Datang ke Pulau Pramuka tidak lama setelah rombongan Aris. Waktu itu hanya kangen ingin hunting foto suasana laut. Pilihan ke Pelabuhan Ratu terlalu jauh dari Jakarta. Pilihan ke Ancol sudah banyak stock foto. Kebetulan ada yang ngompori tuk berangkat ke Pramuka.
Belum ada bayangan seperti apa suasananya. Hanya berharap nuansanya menarik. Ada semacam gambling juga. Maksudnya kalau menarik oke lah next time datang lagi, kalau sebaliknya ya cukup sekali saja. Ternyata aku surprise.
Melihat perkembangan Pulau Pramuka sekarang ini, sudah kokoh dan layak bergelar sebagai pulau wisata. Bersanding erat dengan pulau-pulau lainnya seperti Pulau Bidadari, Pulau Kotok, Sepa, dan lain-lain. Minat yang datang apalagi weekend selalu saja ramai. Jangan di tanya saat hari raya. Termasuk pergantian tahun. Sangat bludak…
Pertanyaannya, apa sich yang membuat Pulau Pramuka sedemikian menariknya? Setiap rekan yang merasa enjoy dan berkesan pasti mempunyai alasan sendiri. Sebagai pulau paling favorit dari aku pribadi mencoba merangkum beberapa daya tarik pulau ini. Meski jawabannya sangat subyektif.
Pertama.
Mungkin karena melihat begitu banyaknya pulau, belum ada sarana cepat dan canggih menghitung secara cepat akhirnya di anggap saja jumlahnya seribu. Dari segi kuantitas sangat banyak angka segitu. Apalagi kalau ada yang punya uang seribu rupiah….wuaaa di anggap kaya. Kira-kira begitulah jawaban semi ilmiah-nya kenapa dinamakan kepulauan Seribu.
Salah satu pulau yang menarik adalah Pulau Pramuka. Kalau membuka peta lama, terbutan 1980-an, ternyata tidak ada. Yang ada adalah pulau Elang. Ada sebab-nya dinamakan begitu. Mudah saja karena di pulau ini tempat bermukim Elang Bondol. Tapi…itu dulu. Kalau sekarang di tanya dimana kawanan Elang berada, ya faktor luck, beruntung aja bisa lihat elang.
Namanya menjadi pulau Pramuka tidak lepas dari kegiatan ke-panduan-an di era tahun 1975-an. Sebagai arena camping, pengenalan lingkungan khususnya dunia kebaharian, dan ragam lain kegiatan kepanduan. Jadilah populer sampai sekarang.
Dulu dan Sekarang
Hanya pulau pemukiman. Warga yang tinggal kebanyakan limpahan dari pulau Panggang yang letaknya di seberangnya. Karena sangat padat penduduk akhirnya banyak yang pindah ke pulau Elang. Sama sekali belum populer sebagai pulau wisata. Warga Jakarta yang ingin wisata ke pulau lebih memilih yang dekat seperti Pulau Bidadari, Pulau Untung Jawa, Pulau Onrust.
Masih teringat sekitar tahun 2003, rekan Aris bersama teman-teman dari IBP melakukan wisata bahari di pulau Pramuka. Meskipun mungkin bukan group yang pertama kali datang, waktu itu masih termasuk jarang group atau komunitas. Sedikit banyak efek dari traveling ini membuat pulau Pramuka menjadi populer seperti sekarang ini. Terutama di kalangan komunitas.
Cerita seru, dari mulut ke mulut, berbagai testimoni, catper, dari trip pertama ini lambat laut menggema ke berbagai kalangan. Bisa di tebak semakin banyak yang penasaran dan tertarik untuk ke pulau Pramuka. Aku salah satu yang kecipratan info berantai tersebut.
Sebelumnya sama sekali tidak terpikir bisa main di pulau. Termasuk yang parno dengan laut. Boro-boro diving, snorkling aja sama sekali ngga terpikir. Datang ke Pulau Pramuka tidak lama setelah rombongan Aris. Waktu itu hanya kangen ingin hunting foto suasana laut. Pilihan ke Pelabuhan Ratu terlalu jauh dari Jakarta. Pilihan ke Ancol sudah banyak stock foto. Kebetulan ada yang ngompori tuk berangkat ke Pramuka.
Belum ada bayangan seperti apa suasananya. Hanya berharap nuansanya menarik. Ada semacam gambling juga. Maksudnya kalau menarik oke lah next time datang lagi, kalau sebaliknya ya cukup sekali saja. Ternyata aku surprise.
Melihat perkembangan Pulau Pramuka sekarang ini, sudah kokoh dan layak bergelar sebagai pulau wisata. Bersanding erat dengan pulau-pulau lainnya seperti Pulau Bidadari, Pulau Kotok, Sepa, dan lain-lain. Minat yang datang apalagi weekend selalu saja ramai. Jangan di tanya saat hari raya. Termasuk pergantian tahun. Sangat bludak…
Pertanyaannya, apa sich yang membuat Pulau Pramuka sedemikian menariknya? Setiap rekan yang merasa enjoy dan berkesan pasti mempunyai alasan sendiri. Sebagai pulau paling favorit dari aku pribadi mencoba merangkum beberapa daya tarik pulau ini. Meski jawabannya sangat subyektif.
Pertama.
Murah. Ini yang penting dan menimbulkan minat bagi rekan-rekan. Saya teringat biaya saweran group IBP waktu itu untuk rombongan 20 orang hanya 150 ribu. Biaya segitu sudah termasuk akomodasi semalam, makan selama di pulau, transportasi Jakarta pulau Pramuka pp, sewa kapal untuk snorkling. Nginapnya di rumah penduduk.
Banyak yang ragu masa sich biaya-nya segitu. Ya buktikan saja sendiri di lapangan. Faktanya memang demikian.
Dua.
Banyak yang ragu masa sich biaya-nya segitu. Ya buktikan saja sendiri di lapangan. Faktanya memang demikian.
Dua.
Nuansa laut biru, yang masih bening, bersih, menjadi salah satu daya tarik. Sangat berbeda dengan Ancol misalnya. Cukup banyak yang surprise begitu tiba di dermaga Pulau Pramuka, wouuwww…bening banget… Gileeee…jernih-nya. Kepingin nyebur nich… Begitulah antara lain cetusan spontan beberapa rekan.
Tiga.
Tiga.
Nuansa di sekitar pulau-pulau Pramuka cukup menarik. Di seberang pulau Pramuka ada Pulau Panggang, Pulau Karya, Pulau Air. Agak jauh dikit bisa ke Pulau Semak daun. Pulau-pulau tersebut bisa dijangkau dengan saweran sewa kapal. Harganya pun terjangkau. Bayangkan waktu itu sewanya 250 ribu bisa menampung 10 orang. Sekarang 400 ribu. Berarti per orang hanya 40 ribu. Terjangkau khan…?
Empat.
Empat.
Di sekitar pulau Pramuka masih terdapat cukup banyak spot untuk snorkling. Dengan soft coral, ikan-ikan warna-warni, di dukung laut yang masih bening, sering menjadi tujuan utama. Berani tebak-tebak-an, umum-nya rekan-rekan-rekan ke Pulau Pramuka pasti ingin atau nyoba snorkling kalau belum pernah. Kedua, sightseeing aja. Mungkin karena masih takut nyemplung. Ketiga masih bagus untuk diving. Sampai sekarang cukup sering ujian untuk licence diving di lakukan di pulau Pramuka. Khusunya yang budget-nya terbatas. Ke-empat, nah ini jarang sich, yaitu mancing. Nah untuk mancing informasinya Pulau Pramuka masih kalah populer di banding pulau Untung Jawa. Tapi tetap ada spot untuk mancing.
Lima.
Lima.
Waktu tempuh dari Jakarta cukup ringkas. Dengan kapal kayu dari Muara Angke, orang pulau bilangnya Ojek Kapal, hanya butuh waktu 2 jam. Ngga terlalu lama. Kalau ingin naik kapal cepat waktunya lebih ringkas lagi hanya sejam sudah tiba. Yang belum pernah ngelaut, parno-nya ngga perlu lama-lama. Kalau memang takut ombak lho.
Enam.
Enam.
Pilihan transport dulu sudah banyak. Apalagi sekarang. Mau dari Muara Angke atau Marina Ancol juga bisa. Jenis kapal-nya juga banyak pilihan. Mau yang murah seperti di Muara Angke atau yang lumayan mahal juga ada.
Ada satu perkembangan juga menyangkut sarana kapal. Terutama yang naik ojek kapal dari Muara Angke. Kalau dulu begitu naik kapal, pertanyaan yang sulit di jawab adalah apakah pelampung cukup untuk semua penumpang bila terjadi darurat. Sekarang, jumlah pelampung di tiap kapal sudah jauh lebih banyak. Termasuk pelampung yang di jadikan alas tidur selama perjalanan. Nah lho…ngaku siapa yang suka begitu…hahaha….
Sayangnya persoalan dulu perihal tempat keberangkatan terutama dari Muara Angke masih menjadi problem. Kumuh, bau, semrawut, dan sejenisnya adalah komplain dulu yang masih terjadi sekarang. Tidak sedikit gara-gara lihat Muara Angke udah bete duluan.
Malah sekarang ada “kemajuan”. Tahun 2005-an, tiba di dermaga Muara Angke jam 7, masih bisa naik kapal. Jangan di tanya sekarang ya. Jam kumpul bagi yang ingin berangkat bareng di ajukan menjadi jam 6 pagi. Bahkan jam segitu sudah bludak.
Bedanya lagi, pomp bensin yang letaknya persis di sebelah dermaga kapal dulu memang fungsinya untuk isi bensin. Sekarang, fungsinya bertambah. Tempat kumpul group yang mau berangkat bareng. Yang mau ke toilet, ya silahkan antri panjang ya.
Masih di tambah lagi kemacetan panjang. Yang mau ke pulau, belanja ikan, dan lain-lain tumplek jadi satu. Ini yang belum banyak berubah. Solusinya? Pasti ada dong. Betul. Kalau mau nyaman berangkatlah dari Marina Ancol. Tentu saja biayanya lebih mahal. Ya semoga tahun 2012 ini Muara Angke mulai lebih nyaman di banding dulu.
Tujuh.
Ada satu perkembangan juga menyangkut sarana kapal. Terutama yang naik ojek kapal dari Muara Angke. Kalau dulu begitu naik kapal, pertanyaan yang sulit di jawab adalah apakah pelampung cukup untuk semua penumpang bila terjadi darurat. Sekarang, jumlah pelampung di tiap kapal sudah jauh lebih banyak. Termasuk pelampung yang di jadikan alas tidur selama perjalanan. Nah lho…ngaku siapa yang suka begitu…hahaha….
Sayangnya persoalan dulu perihal tempat keberangkatan terutama dari Muara Angke masih menjadi problem. Kumuh, bau, semrawut, dan sejenisnya adalah komplain dulu yang masih terjadi sekarang. Tidak sedikit gara-gara lihat Muara Angke udah bete duluan.
Malah sekarang ada “kemajuan”. Tahun 2005-an, tiba di dermaga Muara Angke jam 7, masih bisa naik kapal. Jangan di tanya sekarang ya. Jam kumpul bagi yang ingin berangkat bareng di ajukan menjadi jam 6 pagi. Bahkan jam segitu sudah bludak.
Bedanya lagi, pomp bensin yang letaknya persis di sebelah dermaga kapal dulu memang fungsinya untuk isi bensin. Sekarang, fungsinya bertambah. Tempat kumpul group yang mau berangkat bareng. Yang mau ke toilet, ya silahkan antri panjang ya.
Masih di tambah lagi kemacetan panjang. Yang mau ke pulau, belanja ikan, dan lain-lain tumplek jadi satu. Ini yang belum banyak berubah. Solusinya? Pasti ada dong. Betul. Kalau mau nyaman berangkatlah dari Marina Ancol. Tentu saja biayanya lebih mahal. Ya semoga tahun 2012 ini Muara Angke mulai lebih nyaman di banding dulu.
Tujuh.
Fasilitas akomodasi sangat lengkap. Kalau dulu penginapan masih terbatas. Yang sering di gunakan rumah penduduk. Tetapi sekarang jangan di tanya. Selain rumah penduduk, homestay, serta yang premium seperti Villa Delima dan Wisma Dermaga bisa menjadi pilihan.
Ngga mau pake penginapan, maunya camping, juga bisa. Bahkan mau ngemper tidur di dermaga pun juga layak. Tinggal bawa sleeping bag, bantal angin, bisa tidur di pinggir dermaga. Apalagi sekarang dermaga-nya sudah lebih bagus di banding dulu. Aku pernah nyoba dan ngalami tidur di dermaga beratapkan langit, pake sleeping bag. Bisa pules. Lho bukannya ngga masuk angin..? gampang. Minum antangin saja. Selesai.
Delapan.
Ngga mau pake penginapan, maunya camping, juga bisa. Bahkan mau ngemper tidur di dermaga pun juga layak. Tinggal bawa sleeping bag, bantal angin, bisa tidur di pinggir dermaga. Apalagi sekarang dermaga-nya sudah lebih bagus di banding dulu. Aku pernah nyoba dan ngalami tidur di dermaga beratapkan langit, pake sleeping bag. Bisa pules. Lho bukannya ngga masuk angin..? gampang. Minum antangin saja. Selesai.
Delapan.
Untuk urusan isi perut jangan khawatir. Warung masakan padang disana juga ada. Apalagi sekarang makin banyak pilihan. Mau sekedar tuk ganjel perut jajanan seperti Batagor, es campur, gorengan, juga lengkap.
Sembilan.
Sembilan.
Sarana untuk wisata bahari lengkap. Ingin nyoba snorkling ngga perlu bawa alat dari Jakarta. Disana banyak yang menyewakan dengan harga terjangkau. Dulu sekitar 30 ribuan sekarang sekitar 50 ribu sudah all in termasuk pelampung untuk satu hari.
Padahal beberapa tahun lalu masih jarang yang menyewakan alat snorkling. Kalau lagi rame, rebutan tuch. Kalau sekarang berlimpah. Tapi kalau sudah masuk peak session seperti akhir tahun pasti kekurangan barang.
Tidak hanya alat, pemandu snorkling juga ada. Biayanya terjangkau. Sekitar 100 ribu per guide untuk satu group. Kalau misalnya per group 5 orang, sawerannya hanya 20 ribu saja.
Untuk yang mau diving jangan khawatir. Peralatan diving yang ribet, mulau dari tanki, BCD, regulator, pemandu, juga ada. Sekarang malah ada penyewaan sepeda, banana boat, kano, dan lain-lain. Ngga usah khawatir harga. Masih terjangkau.
Sepuluh.
Padahal beberapa tahun lalu masih jarang yang menyewakan alat snorkling. Kalau lagi rame, rebutan tuch. Kalau sekarang berlimpah. Tapi kalau sudah masuk peak session seperti akhir tahun pasti kekurangan barang.
Tidak hanya alat, pemandu snorkling juga ada. Biayanya terjangkau. Sekitar 100 ribu per guide untuk satu group. Kalau misalnya per group 5 orang, sawerannya hanya 20 ribu saja.
Untuk yang mau diving jangan khawatir. Peralatan diving yang ribet, mulau dari tanki, BCD, regulator, pemandu, juga ada. Sekarang malah ada penyewaan sepeda, banana boat, kano, dan lain-lain. Ngga usah khawatir harga. Masih terjangkau.
Sepuluh.
Sikap terbuka warga pulau Pramuka. Meski pulau penduduk umumnya warga sudah terbiasa dengan para turis. Mereka sudah sadar sepenuhnya kalau pulaunya sudah sudah menjelma menjadi pulau wisata. Bagi pendatang pun ada semacam keleluasaan.
Tentunya selama aturan dan etika tetap terjaga. Semisalnya pesta miras. Nah itu jangan dech. Selain itu yang bisa di protes warga misalnya mengenakan pakaian minim. Hindari dech tuch.
Sebagai pulau wisata boleh dibilang sangat fleksibel menyesuaikan budget dan dompet. Budget ke Pramuka mau di buat budget murah, sedang, bahkan mahal pun juga bisa. Misalnya hanya ber-budget 200 ribu, plus makan, nginap, nyebur tuk snorkling juga bisa. Lagi dapat rejeki nich, berani budget-kan 1 juta juga bisa.
Sejauh yang aku tahu sampai sekarang masih jarang kalau tidak mau dibilang belum ada, tour ‘n traveling yang menawarkan paket di Pulau Pramuka, seperti paket tour ke Pulau Kotok, Sepa, Bidadari misalnya. Selentingan alasan karena susah bersaing harga dari komunitas.
Kalau mau di tambahin masih ada bisa lebih panjang lagi urutan daya tarik pulau Pramuka. Yang pasti semakin hari warga setempat berusaha semakin meningkatkan pelayanan bagi wisatawan. Pulau Pramuka sekarang sudah ada ATM. Letaknya di rumah sakit. Sangat memudahkan turis yang mendadak butuh uang kas. Dengan catatan semoga ATM-nya berfungsi.
Tahun berganti tahun, kerja sama berbagai pihak, peng-organisasi-an internal warga pulau, bertujuan agar pulau ini tetap memiliki daya tarik. Kesimpulannya sebagai destinasi wisata bahari di pulau Pramuka dalam 3 huruf populer “SMS”, yaitu Simpel-Murah-Seru.
Tentunya selama aturan dan etika tetap terjaga. Semisalnya pesta miras. Nah itu jangan dech. Selain itu yang bisa di protes warga misalnya mengenakan pakaian minim. Hindari dech tuch.
Sebagai pulau wisata boleh dibilang sangat fleksibel menyesuaikan budget dan dompet. Budget ke Pramuka mau di buat budget murah, sedang, bahkan mahal pun juga bisa. Misalnya hanya ber-budget 200 ribu, plus makan, nginap, nyebur tuk snorkling juga bisa. Lagi dapat rejeki nich, berani budget-kan 1 juta juga bisa.
Sejauh yang aku tahu sampai sekarang masih jarang kalau tidak mau dibilang belum ada, tour ‘n traveling yang menawarkan paket di Pulau Pramuka, seperti paket tour ke Pulau Kotok, Sepa, Bidadari misalnya. Selentingan alasan karena susah bersaing harga dari komunitas.
Kalau mau di tambahin masih ada bisa lebih panjang lagi urutan daya tarik pulau Pramuka. Yang pasti semakin hari warga setempat berusaha semakin meningkatkan pelayanan bagi wisatawan. Pulau Pramuka sekarang sudah ada ATM. Letaknya di rumah sakit. Sangat memudahkan turis yang mendadak butuh uang kas. Dengan catatan semoga ATM-nya berfungsi.
Tahun berganti tahun, kerja sama berbagai pihak, peng-organisasi-an internal warga pulau, bertujuan agar pulau ini tetap memiliki daya tarik. Kesimpulannya sebagai destinasi wisata bahari di pulau Pramuka dalam 3 huruf populer “SMS”, yaitu Simpel-Murah-Seru.
Sumber : indobackpacker.com