Tanam Terumbu Karang Yuk!!
Tempat pelepasan kuda laut tidak terlalu dalam airnya hanya sekitar setengah meter, kami dapat berjalan agak jauh ketengah sambil menikmati pemandangan bawah air, dimana pasir putih, tumbuhan laut, dan ikan-ikan berlalu lalang diantara kaki-kaki kami. Hmmm indahnya....
Tepat pukul 07.15 WIB dari Dermaga 16 Marina Ancol, rileks.com bersama tim Sharp dan sejumlah wartawan nasional, mengawali perjalanan menuju pulau panggang di gugusan Kepulauan Seribu. Sejumlah agenda penting dalam memperingati hari Bumi, akan digelar disana, diantaranya tranplantasi terumbu karang & pelepasan anak Kuda laut ke habitat aslinya.

Speedboat Linggarjati Satu meluncur kencang diatas ombak laut Jawa yang masih tenang pagi itu. Tak jarang kapal serasa terbang dan sejurus kemudian dihempaskan ke permukaan karena ganasnya gelombang. Untungnya sang nahkoda cukup piawai membawa speedboat, dan 1 jam 15 menit kemudian tak terasa kami sudah sampai di Pulau Pramuka. Pulau yang menjadi pusat administrasi pemerintahan di Kepulauan Seribu.

Di Pulau Pramuka kami beristirahat di sebuah Guest House milik Ibu Mega, penduduk setempat untuk kemudian bersama-sama dengan siswa SMA 69 mengikuti workshop singkat mengenai transplantasi terumbu karang & pelepasan kuda laut. Para pembicara workshop, Kunihiko Kazama, SEID Business Strategy and Planning General Manager, Sugeng Purnomo, Kepala Seksi II Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu,
Mikael Prastowo, Direktur Yayasan Terangi dan Pandu Setio, SEID CSR Department.

Mereka menjelaskan mengenai pentingnya pelestarian biota laut dan menjaga keseimbangan alam. Yayasan Terangi bersama penduduk setempat dan mitra perusahaan, bertugas melakukan observasi dan monitoring terhadap kelestarian biota laut di kepulauan seribu sejak tahun 1999. Transplantasi terumbu karang dimulai pada tahun 2003 dan diadakan pemantauan perkembangannya setiap 2 tahun sekali.

Selesai workshop, pukul 10.45 kami berangkat menuju pulau Panggang yang terletak tidak jauh dari Pulau Pramuka. Kami menyewa ojek perahu motor dari nelayan setempat untuk menuju pulau Panggang. Perjalanan kami tempuh hanya 15 menit. Saat berlabuh karena dermaga penuh, perahu tak dapat merapat ke dermaga, kamipun harus bergelayutan dari kapal yang satu ke kapal yang lain untuk bisa mencapai dermaga. Akhirnya kami semua dapat turun ke dermaga pulau Panggang dengan selamat.

Ternyata di pulau Panggang penduduknya sangat padat, mirip dengan perumahan di Jakarta. Perjalanan berlanjut menuju sebuah rumah tua, tempat penangkaran anak kuda laut. Disini kami membawa 100 anak kuda laut untuk dilepas ke habitat aslinya. Tempat pelepasan kuda laut tidak terlalu dalam airnya hanya sekitar setengah meter, namun karena laut sedang surut, maka kami dapat berjalan agak jauh ketengah sambil menikmati pemandangan bawah air, dimana pasir putih, tumbuhan laut, dan ikan-ikan berlalu lalang diantara kaki-kaki kami. Hmmm menakjubkan!
Usai melepas Kuda Laut, 30 menit kemudian kami kembali menyeberang dari Pulau Panggang ke Pulau Pramuka. Satu tugas mulia telah kami tunaikan, selanjutkan kami menikmati santap siang. Ikan tongkol, kakap merah, dan kerapu bakar menjadi pelengkap nikmatnya santap siang kami di pulau Pramuka. Kelar santap siang kami berebut alat snorkling karena pukul 13.00 WIB kami akan mulai melakukan transplantasi Terumbu Karang di gugusan soft coral yang terletak dibelakang pulau Panggang.

Namun sebelum berangkat, di balai dermaga kami masih harus mengikuti seremoni sambutan dan serah terima secara simbolis dengan 8 mitra dari Jakarta & 23 mitra lokal untuk menutup kegiatan Coral Day kali ini. Selain itu selama Coral Day, telah dilaksanakan rangkaian kegiatan bersih pantai, pendidikan lingkungan hidup, transplantasi terumbu karang yang dilakukan serentak di Kepulauan Seribu, Serangan-Bali, dan Bontang. SEID berpartisipasi pada penanaman 100 terumbu karang dan pelepasan 100 kuda laut di Gosong Pulau Panggang.

Pukul 14.00 WIB, masih menggunakan ojek perahu yang sama kami menuju gugusan soft coral untuk melakukan transplantasi terumbu karang. Gelombang laut menjelang sore cukup tinggi sehingga beberapa kali perahu yang kami tumpangi terseret arus dan gagal membuah sauh. Dengan bantuan penyelam handal, jangkar berhasil ditautkan pada karang dan kamipun mulai turun menyelam dan melihat indahnya terumbu karang dilautan yang jernih. Karang-karang yang kami tanam juga diberi label nama kami lengkap dengan medianya. Dengan harapan kapanpun kita kembali untuk melihat perkembangan terumbu karang yang kita tanam, kita bisa mencarinya dengan mudah.

Beberapa teman sempat luka tergores tajamnya karang, mungkin karena belum terbiasa dengan penggunaan peralatan snorkling ditengah derasnya gelombang. Namun goresan-goresan luka tersebut hilang tak terasa, oleh keindahan alam bawah air yang kami nikmati sepanjang siang hingga menjelang sore. Kami tiba kembali di dermaga 16 Jakarta pukul 7.30 malam.
Sumber : rileks.com 

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu