02.13.00
Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu memiliki beban berat untuk mengatasi sampah laut yang mengalir dari 13 sungai dari Jakarta dan Provinsi Banten. Hampir setiap hari, ratusan ton sampah itu mengalir menuju seluruh pulau seribu. Kondisi ini tentu sangat mengancam kelestarian alam laut dan industri wisata bahari yang saat ini tengah gencar dipromosikan. Menurut Amsir Hasbi, warga yang juga penggiat industri wisata di Pulau Seribu, sejak akhir pekan lalu saja sudah ada sekitar ribuan ton sampah dari berbagai jenis mengalir ke berbagai pulau seribu baik pulau pemukiman dan wisata.
“Akhir pekan ini saja sudah ribuan ton sampah berbagai jenis dari sampah plastik hingga eceng gondok menghiasi laut Kepulauan Seribu hingga mencapai Pulau Pramuka. Sampah-sampah itu telah mengotori sepanjang pantai di Kawasan Wisata Jembatan Cinta di Pulau Tidung,” katanya, kemarin.
Kondisi laut pulau seribu pun sangat kotor dan praktis menggangu aktivitas wisata di Pulau Tidung. Warga sudah berupaya maksimal untuk mengatasi sampah itu tapi hasilnya sia-sia karena sampah yang datang dari Ibukota Jakarta dan Banten tak terbendung lagi. Pulau Seribu bisa menjadi lautan sampah.
Menurut dia, sampah yang datang sejatinya telah dibersihkan oleh petugas dan warga. Namun, karena sampah yang hanyut kembali terdampar pantai kembali kotor. “Sampai saat ini belum ada solusi untuk mengatasi sampah itu. Harus ada unit khusus untuk menangani sampah ini, jangan sampah mengganggu industri wisata dan mematikan pencaharian nelayan,” ujarnya.
Musleh, Ketua Asosiasi Jasa Wisata Kepulauan Seribu, menambahkan permsalahan sampah ini sangat menggangu dan mengancam pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu.
Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfi mengaku permasalahan sampah yang di Kepulauan Seribu adalah tanggung jawab bersama dan itu harus diselsesaikan. “Kita terus mencari cara agar permasalahan sampah ini dapat segera tertangani. Tapi memang sampah sudah menjadi persoalan serius,” katanya.
Sumber : harianterbit.com
.jpg)
