Tepat jam 7 pagi kapal yang bermuatan sekitar 70 orang itu mulai menjauhi dermaga muara angke menuju Pulau Pramuka. Selama diperjalanan kami dibekali jaket pelampung atau life vest karena memang perjalanan kami memakan waktu kurang lebih 2 jam lamanya. Angin yang kencang serta hujan yang turun sempat membuat kami cemas, ada beberapa orang yang akhirnya harus mengeluarkan isi perutnya karena tidak tahan akan guncangan kapal yang keras. Namun akhirnya kami sampai dengan selamat di pulau tujuan.
Setibanya kami di pulau Pramuka waktu menunjukan pukul 10.00 WIB, kami langsung menuju home stay yang sudah ditentukan. Kami mendapatkan dua home stay, satu untuk para pria dan satu lagi untuk para wanita. Setelah beristirahat dan makan siang, Vincent menjemput kami dan membagikan peralatan snorkeling berupaya jaket pelampung, snorkle, dan fin atau sepatu katak. Setelah itu kami kembali mengarungi lautan menuju Pulau Semak Daun.
Pulau Semak Daun adalah tempat latihan snorkeling untuk para pemula. Sebelum merendamkan diri di laut, terlebih dahulu kami pemanasan untuk melemaskan otot-otot ditubuh. Kegiatan olahraga kecil ini dipandu oleh guide kami yang semakin bertambah banyak ketika kami berada di Pulau Pramuka. Setelah pemanasan, kami lalu dituntun menuju laut untuk snorkeling. Dengan sabar satu persatu kami dilatih singkat bagaimana cara snorkeling yang baik dan benar. Sekitar satu jam kami berlatih, hingga akhirnya kami kembali berlayar menuju laut lepas yang oleh penduduk sekitar diberi nama Kerambah.
Kerambah adalah tempat pelestarian ikan laut sekaligus pembudidayaan terumbu karang. Banyak ikan yang berdiam diri diantara terumbu karang tersebut. Banyak dari kami yang sudah mahir ber-snorkeling, namun tidak sedikit juga yang masih merasa takut menceburkan diri ke laut yang dalam. Alhasil ada beberapa yang memilih hanya berdiam diri di atas kapal sambil melihat rekan-rekannya. Ikan-ikan nan cantik serta terumbu karang yang indah menemani kami selama snorkeling. Dua jam tak terasa ketika kami semua memutuskan kembali ke Pulau Pramuka. Ada kejadian menarik terjadi, saat kapal yang kami tumpangi perlahan meninggalkan area Kerambah, baru kami sadari bahwa salah satu teman kami masih berada di tengah laut, kapalpun kembali memutar arah untuk menjemput. Dengan susah payah dan wajah pucat, kawan kami yang tertinggal berenang menuju kapal, namun kehadirannya malah disambut tawa oleh rekan-rekan yang lain.
Kami kembali singgah di Pulau Pramuka, hari masih sore. Waktu yang tersisa kami habiskan dengan bercengkrama dan bersosialisasi dengan penduduk setempat. Malam hari di Pulau Pramuka sungguh memanjakan mata. Angin kencang yang berasal dari laut tidak menyurutkan kaki kami untuk menuju dermaga. Banyak pemancing yang memang asli penduduk maupun wisatawan yang mencari posisi terbaik di dermaga. Makan malam pun tiba, sekedar info, makan kami selama di Pulau Pramuka sudah termasuk pelayanan. Jadi kami tidak perlu bingung lagi mencari makan. Hari semakin larut, dan kami pun tertidur pulas.
Pagi masih buta, tetapi beberapa teman sudah ada yang meninggalkan home stay untuk berburu sunrise. Tidak banyak kegiatan kami hari kedua di Pulau Pramuka. Setelah makan pagi, kami dijadwalkan untuk berkeliling pulau dan melihat penangkaran penyu yang terdapat di pulau ini. Disana terdapat banyak jenis penyu yang beraneka ukuran. Menurut Vincent, tempat ini untuk didirikan untuk pelestarian habitat penyu yang mulai terancam keberadaannya.
Setelah itu kami kembali diajak berlayar untuk berkunjung ke pulau seberang, yaitu Pulau Panggang. Pulau Panggang adalah pulau terbesar sekaligus pulau terpadat di wilayah Kepulauan Seribu. Di sana kami berjalan-jalan diantara rumah-rumah penduduk dan mengenal kehidupan mereka. Tak banyak memakan waktu, kamipun kembali ke Pulau Pramuka.
Selepas makan siang, kami bersiap diri untuk kembali ke Jakarta. Perjalanan kali ini memang terasa singkat, hanya memakan waktu 2 hari 1 malam. Namun apa yang telah diberikan oleh guide, serta keramahan penduduk sekitar sudah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan kami. Kali ini Vincent tidak turut serta mengantar kami kembali ke Muara Angke, kami satu kapal dengan wisatawan lain yang didominasi oleh orang asing. Kapal makin menjauh, tetapi kami semua tahu, hati kami telah tertambat di Pulau Pramuka. Suatu saat nanti kami pasti akan kembali.
Sumber : detik.com
Bersiap untuk snorkeling |
Menjelajah Pulau Pramuka |
Penangkaran Penyu |