Akhirnya terlaksana juga pergi ke pulau tidung, salah satu pulau di kepulauan seribu. Setelah mencari-cari di internet, akhirnya kami mendapatkan juga paket yang cukup lengkap dan harga, bisa dibilang kami mendapatkan harga yang cukup murah.

Masuk ke Pasar Muara Angke jam 6 pagi, jalanan yang sempit penuh dengan mobil yang juga akan ke dermaga untuk pergi wisata ke kepulauan seribu. Bila membawa mobil, jalan terus saja, kita akan di tanya apakah akan menginap atau tidak, karena parkir mobil yang menginap berbeda dengan yang tidak. Untuk yang menginap di kenakan biaya Rp.50.000 rupiah saja.

Perjalanan ke pulau seribu memakan waktu sekitar 2 – 3 jam. Agak membosankan, karena kapal penuh sehingga kita tidak ada aktifitas. Bila membawa anak, persiapkan saja mainan yang bisa menghabiskan waktu, jangan lupa bekal makanan ringan dan minuman kareba di kapal tidak ada yang berjualan.

Sampai di pulau tidung sekitar jam 10 pagi, dan kemudian kita langsung di bawa ke penginapan rumah atau homestay. Disana kita bisa menyimpan tas, makan siang dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan aktifitas yang sudah terjadwal.

Satu hal yang menarik perhatian adalah betapa penduduk pulau tidung sangat memperhatikan kebersihan, hampir tiap sudut jalan tersedia tempat sampah. Jalanan bersih, hampir tidak ada sampah yang berserakan. Beda jauh dengan Jakarta, sampah dimana-mana.

Setelah makan siang, kami segera bersiap untuk snorkling. Kami mendapatkan pengarahan singkat tentang cara snorkling yang baik, kemudian menuju ke kapal.

Tempat snorkling yang kami tuju cukup baik, dengan air yang bersih dan banyaknya karang yang indah untuk di lihat. Sayang saya bukan perenang yang baik, jadi kurang begitu bisa menikmati pemandangan bawah laut. Setelah mengambil beberapa pose bawah laut, kami melanjutkan ke jembatan cinta di Pulau Tidung.

Sore hari di jembatan cinta adalah saat yang berkesan, dengan matahari yang mulai tenggelam dan suasana pantai yang penuh dengan berbagai kegiatan air adalah merupakan saat-saat indah. Bagu anda penggemar photography, ini adalah saat yang tepat untuk hunting. Bagi yang suka dengan tantangan, bisa mencoba dengan melompat dari jembatan cinta. Bagi yang suka kegiatan air, bisa naik banana boat atau jet ski. Atau bisa juga dengan dusuk menikmati yang ada dengan tidak melakukan apa-apa. Sore hari di jembatan cinta, apapun yang kita lakukan semua terasa indah.

Malam hari, karena gerimis, acara barbeque dibatalkan. Makan malam tetap diadakan, hanya saja makan di dalam rumah homestay. Setelah gerimis reda, kita mulai berkeliling pulau. Sayang tidak banyak yang bisa dilihat. Apalagi kebetulan listrik padam karena ada kabel dalam laut yabg putus, jadi penduduk pulau bergantung pada genset untuk kebutuhan listrik.

Pagi hari, kita bersepeda ke jembatan cinta lagi, kali ini kami akan menyeberang ke pulau Tidung kecil. Sambil menyeberangi jembatan, kami bisa melihat dasar laut, jernih belum tercemar, berbeda sekali dengan ancol, yang pantainya mungkin lebih kotor dari oli bekas.

Akhirnya semua harus berakhir, setelah menikmati pagi hari di Pulau Tidung Kecil, dan bermain pasir di Pulau Tidung Besar, akhirnya kami semua bersiap untuk pulang, kembali ke Jakarta, kembali kepada mimpi buruk.

Pulau Tidung memiliki segala potensi yang ada untuk tempat wisata. Tidak adanya penginapan atau hotel justru menambah nilai keunikan tersendiri, dimana kita harus menginap di rumah penduduk. Secara umum, penduduk lokal sangat perduli dengan para turis yang datang, terbukti dengan begitu baiknya mereka menjaga kebersihan. Tetapi secara individual, masih ada beberapa penduduk lokal yang masih belum menyadari bagaimana menjadi tuan rumah yang baik.

Secara umum, bila sudah penat dan capek akan urusan sehari-hari, pergi sejenak ke Pualu Tidung akan menjadi pilihan yang tepat dan berkesan.

Sumber : bagicerita.com

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu