Pengembangan Wisata
Pendidikan dan Konservasi Laut di Pulau Permukiman, utamanya di Pulau
Pramuka dan sekitarnya, dan atau Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu,
bermula dari rasa prihatin terhadap ketidakberkembangan pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan kepariwisataan yang sangat besar oleh
masyarakat, tetapi justru kerusakan sumberdaya kelautan dan
keeksklusifan pariwisata bahari yang kemanfaatannya sangat kurang
dirasakan oleh masyarakat.
Rasa keprihatinan
tersebut, diaktualisasikan dengan coba-coba membangun obyek wisata
bahari di Pulau Pemukiman, dengan maksud mendekatkan potensi perputaran
ekonomi dari resort wisata ke pulau permukiman masyarakat sekitarnya.
Pada bulan Maret 2003, BTNKpS dengan bermodalkan kebersihan akomodasi,
keramahan dan kekakuan pegawai dalam pelayanan dan pemanduan wisata,
dan perubahan beberapa kegiatan konservasi menjadi obyek wisata
pendidikan konservasi laut, SANGAT MENGAGETKAN bahwa ternyata WISATA
PENDIDIKAN DAN KONSERVASI LAUT DI PULAU PRAMUKA sangat maju dan
diminati dengan sangat pesat, baik oleh Wisatawan Resort Wisata maupun
Wisata yang datang langsung ke Pulau Pramuka.
Dalam rangka meningkatkan obyek
pendidikan di konservasi laut serta peningkatan peran serta masyarakat
di Pulau Pemukiman terutama di Pulau Pramuka, pihak Taman Nasional
Kepulauan Seribu berusaha menciptakan sesuatu yang baru dengan
mengenalkan Kegiatan Penangkaran Kupu-kupu.
Penangkaran merupakan suatu kegiatan untuk
mengembangbiakan jenis-jenis satwa liar dan tumbuhan alam yang bertujuan
untuk memperbanyak populasinya dengan mempertahankan kemurnian
jenisnya sehingga kelestarian dan keberadaannya di alam apat
dipertahankan. Penangakaran kupu-kupu meliputi kegiatan
pengadaan/pengumpulan bibit kupu-kupu, pembiakan/perkawinan/ penetasan
telur, pembesaran larva, pemeliharaan pupa/kepompong serta pemulihan
populasinya di alam.
Penangkaran kupu-kupu merupakan salah satu
cara yang efektif untuk menjaga kelestarian dan kemurnian jenisnya
serta menghindari teramcamnya kelestarian beberapa jenis kupu-kupu dan
wisata pendidikan.
Klasifikasi Kupu-Kupu Kupu-kupu
termasuk ordo Lepidoptera dan kelas Insecta (serangga) yang permukaan
sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera (lepis berarti sisik, pteron
berarti sayap) dibedakan menjadi 2 (dua) golongan yaitu kupu-kupu (sub
ordo Rhopalocera) sekitar 20.000 spesies dan ngengat (sub ordo
Heterocera) sekitar 100.000 – 140.000 spesies.
Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan ciri
khas dari masing-masing sub ordo yaitu sebagai berikut : (1) Sayap
kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan sayap belakang ngengat
mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau pegangan. (2) Ujung
antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak. (3) Biasanya kupu-kupu
terbang pada siang hari sedangkan ngengat pada malam hari. (4) Waktu
istirakhat, sayap kupu-kupu berdiri tegak, sedangkan sayap ngengat tidak
berdiri (Departemen Kehutanan, 1994).
Klasifikasi zoologis kupu-kupu menurut
Symposium Royal Entomology Society (1984) dan Preston-Marham (1988)
dalam Sihombing (1999) adalah sebagai berikut :
Struktur Morfologi Menurut Smart (1976) ciri spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala. Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :
• Kepala (caput )
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.
• Dada ( thoraks )
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).
• Perut ( abdomen )
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur).
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur).
SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU Umur
kupu-kupu berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) minggu.
Siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi larva (ulat).
Selanjutnya, larva membentuk kepompong (pupa), baru akhirnya muncul
sebagai kupu-kupu/ imago. Imago membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 4
(empat) jam untuk penyempurnaan warna dan pengeringan sayap sebelum siap
untuk terbang mencari makan dan pasangan hidupnya.
MANFAAT KUPU-KUPU Sedikitnya ada 7 (tujuh) manfaat dari kupu-kupu antara lain :
- Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Euploea callithoe dan Papilio iswara.
- Mempunyai nilai artistik/ keindahan, sebagai hiasan dinding, meja, penindih kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet.
- Bahan penelitian biologis.
- Bahan industri, seperti ngengat sutera ( Bombix mori ).
- Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang.
- Sebagai Koleksi.
- Rekreasi/ menjadi obyek wisata pendidikan yang menarik.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-Kupu
•
Pakan Kupu-Kupu, Makanan larva (ulat) pertama kali setelah menetas
adalah sisa kerabang telurnya sendiri, selanjutnya larva (ulat) memakan
daun, sedangkan kupu-kupu dewasa memakan beberapa cairan untuk menjaga
keseimbangan air dan energi tubunya. Pada umumnya kupu-kupu memakan
nektar bunga, tetapi beberapa cairan lain didapat dari tanaman atau
pohon dan buah-buahan yang telah busuk dan kotoran burung atau hewan
lain. Tipe dan jumlah makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat morfologi
kupu-kupu. Tumbuhan inang merupakan tempat larva mendapatkan nutrisi
penting dan zat-zat kimia yang diperlukan untuk memproduksi warna dan
karakteristik kupu-kupu dewasa (Fitzgerald, 1999).
• Spesies, Telur dan pupa yang berukuran
lebih kecil lebih cepat menetas. Sedangkan rentang hidup kupu-kupu
bervariasi tergantung pada spesiesnya (Sihombing, 1999).
• Iklim, Kupu-kupu termasuk hewan berdarah dingin ( poikilothermik )
yaitu suhu tubuhnya dipengaruhi suhu lingkungan (Sihombing, 1999).
Kupu-kupu hanya dapat terbang jika suhu tubuhnya di atas 30 o C (Col,
2000). Suhu tubuh kupu-kupu pada saat terbang 5 – 10 o C di atas suhu
lingkungan. Sayap kupu-kupu sangat berperan dalam pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi). Kupu-kupu berjemur untuk menghangatkan tubuhnya dari
cuaca dingin, hal ini mengakibatkan warna sayapnya memudar dan menjadi
kurang indah. Pada daerah yang lebih panas pupa akan cepat menetas
menjadi kupu-kupu. Tingginya laju kematian kupu-kupu dipengaruhi kondisi
klimatik yaitu angin yang kencang, musim hujan dan kemarau
(Fitzgerald, 1999). Telur kupu-kupu pada musim kering mengalami
dormansi (hibernansi) dan akan menetas setelah musim hujan (Dephut,
1996).
• Jenis Kelamin, Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada stadium larva, pupa dan kupu-kupu dewasa (Dephut, 1994).
TUJUAN PENANGKARAN
- Membuat percontohan Penangkaran Kupu-kupu sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar TNKpS, yang dikemudian hari diharapkan dapat menjadi alternatif sumber mata pencaharian masyarakat setempat dalam rangka pelestarian manfaat taman nasional.
- Salah satu obyek wisata di pulau pemukiman Pulau Pramuka.
- Sebagai sarana pendidikan.
- Sebagai souvenir bagi pengunjung Taman Nasional Kepulauan Seribu.
MANFAAT PENANGKARAN
- Terdapatnya percontohan penangkaran kupu-kupu dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
- Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian satwa terutama untuk jenis kupu-kupu yang dilindungi.
- Menambah alternatif mata pencaharian masyarakat yang berdampak pada peningkatan penghasilan.
PEMBANGUNAN LOKASI PENANGKARAN
Tempat Penangkaran kupu-kupu berlokasi di Komplek Kantor Seksi Konservasi Wilayah III Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang merupakan Zona Pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Tempat penangkaran berupa kubah berbentu “L” dengan ukuran 750 M3 atau 150 m2 seperti pada lampiran denah. Daya tampung kandang ini dapat menampung kupu-kupu sebanyak 150 – 250 ekor.
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam menunjang kegiatan ini adalah :
Tempat Penangkaran kupu-kupu berlokasi di Komplek Kantor Seksi Konservasi Wilayah III Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang merupakan Zona Pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Tempat penangkaran berupa kubah berbentu “L” dengan ukuran 750 M3 atau 150 m2 seperti pada lampiran denah. Daya tampung kandang ini dapat menampung kupu-kupu sebanyak 150 – 250 ekor.
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam menunjang kegiatan ini adalah :
- Alat tulis kantor.
- Bangunan penangkaran,
- Cawan petri tempat penetasan telor,
- Rrak dan kotak tempat pembesaran larva,
- Rak tempat pembesaran pupa,
- Termometer Ruangan,
- Jaring untuk menangkap kupu-kupu,
- Kuas kecil dan kuas besar,
- Jarum pentul,
- Kertas label,
- Alat suntik,
- Papan kayu,
- Alkohol 70 %,
- Plastik transparan dan Lem fox.
PENGADAAN BIBIT Pengadaan
bibit kupu-kupu, rencananya dilakukan dalam bentuk kepompong dan
kupu-kupu. Selanjutnya bibit dihasilkan dari penangkaran, dipelihara
dan dikawinkan di dalam kandang reproduksi. Rencana Jenis Kupu-Kupu
yang Akan Ditangkarkan.
No.
|
Nama Jenis
|
Family
|
Pakan Larva
|
Ket.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
| Papilio helena | Papilionidae | Cytrus hytrix | |
2.
| Papilio memnon | Papilionidae | Cytrus | |
3.
| Troides Helena | Papilionidae | Aristolochia tagala | |
4.
| Troides amprisus | Papilionidae | Aristolochia tagala | |
5.
| Graphium sarpedon | Papilionidae | Cytrus | |
5.
| Ornithoptera goliath | Papilionidae | Aristolochia tagala | |
PEMELIHARAAN Pemeliharaan
kupu-kupu relatif mudah, yaitu dengan menyediakan kandang yang
dilengkapi dengan tanaman sebagai sumber pakan. Metamorfosis kupu-kupu
terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu :
• Pemeliharaan Telur, Telur-telur diambil
dari tanaman inang dan disimpan dalam cawan petri yang tertutup rapat
dan disusun rapi dalam rak penyimpanan di laboratorium kupu-kupu.
Dilakukan pendataan telur yang meliputi : jumlah, jenis dan tanggal
pengambilan telur. Setelah 5 – 7 hari telur akan menetas, kemudian
dipindah ke stoples dengan dengan bantuan kuas kecil. Setiap hari telur
yang diambil tempatnya dipisahkan, jika melebihi 10 hari telur tidak
menetas maka telur dibuang.
• Pemeliharaan larva, Setelah telur menetas
menjadi larva, kemudian dipindahkan ke dalam stoples yang sudah diberi
sumber pakan larva dengan menggunakan kuas kecil. Pemindahan harus
tercatat tanggal, jumlah dan jenisnya. Pemberian pakan dilakukan 2
(dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga
dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Dalam satu
stoples dapat ditempati 50 ekor larva. Setelah 7 (tujuh) hari larva
sudah mulai besar dengan ukuran 1 -1,5 cm, kemudian dipindahkan ke
kotak kayu pemeliharaan larva ukuran sedang dan dilakukan pencatatan
tanggal, jumlah dan jenisnya. Dalam 1 (satu) kotak dapat terisi 15 -20
ekor larva. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu
pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan kotoran
larva dan sisa-sisa pakan. Untuk 15 -20 ekor larva, dibutuhkan sekitar
4 – 5 helai daun pakan jenis jeruk. Alat yang digunakan untuk
membersihkan kotak larva adalah kuas, pinset dan alkohol. Alkohol
digunakan jika ada larva yang mati dan membusuk, maka bekasnya
disemprot alkohol. Untuk menghindari hama semut maka kaki rak
penyimpanan kotak larva diberi mangkuk yang diisi dengan ter. Pada saat
larva berumur 2 (dua) minggu ukuran larva sudah mencapai 3,5 – 4 cm,
kemudian dipindah ke kotak pemeliharaan larva ukuran besar dan dicatat
tanggal, jenis dan jumlahnya. Dalam satu kotak diisi 10 – 15 ekor
larva. Setelah 25 hari menjelang 1 bulan larva berukuran 5,5 – 6 cm,
larva mulai mencari tempat untuk persiapan menjadi kepompong selama
kurang lebih 2 (dua) hari. Larva menaiki dinding kotak dan mengikatkan
dirinya pada dinding dengan serat benang halus. Setelah dua hari proses
pembentukan kepompong sempurna dan kulit larva sudah mengelupas.
Kemudian kepompong/ pupa dipindahkan ke kandang pupa dengan menggunakan
cutter, dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai tubuh pupa atau
terjatuh.
• Pemeliharaan Pupa, Pengambilan pupa baik
dari alam atau kotak larva dilakukan pencatatan tanggal, jenis dan
jumlahnya. Kepompong/ pupa yang sudah diambil kemudian dilem fox dan
diberi lidi ukuran 5 cm pada bagian dada yaitu bagian yang kerasnya.
Setelah kering selama satu malam, kepompong disimpan di kandang pupa
dengan menggunakan jepitan. Penyimpanan bisa digantung atau ditancapkan
pada busa yang digantung dalam kandang pupa. Pemeriksaan kepompong
dilakukan setiap hari, jika cuaca panas, suhu di atas 30 o C terutama
musim kemarau maka kandang pupa disemprot denganuap air untuk menjaga
kelembaban. Suhu rata-rata siang hari di tempat penangkaran 24 – 25 o
C. Jika ada kepompong yang gagal maka dikeluarkan dan dibuang.
Ciri-ciri kepompong yang gagal adalah berjamur, warna hitam pekat, pada
bagian kepala mengeras, segmen tubuh mengendur dan tidak
mengeluarkanbunyi atau gerakan. Kandang pupa diletakkan pada tempat
yang mendapatkan sinar matahari pagi. Predator utama kepompong
kupu-kupu adalah tikus.
• Pemeliharaan Kupu-Kupu Dewasa, Kupu-kupu
setelah menetas dari kepompong dalam jangka waktu sekitar 3 (tiga) jam
sudah siap terbang untuk mencari makan dan pasangan untuk perkawinan.
Pemeliharaan di kandang Kubah dilakukan dengan memberikan makanan
tambahan berupa bunga potong yang mengandung madu dan larutan gula
dengan perbandingan 2 : 1 (dua bagian gula dan satu bagian air) sehingga
larutan agak kental. Larutan gula diletakkan pada sutau wadah piring
yang diberi bunga-bungaan agar menarik kupu-kupu. Kandang selalu
dibersihkan dari kotoran, daun dan rumput yang kering serta dilakukan
penjagaan dari predator. Untuk menjaga kelembaban, di dalam kandang
dibuatkan aliran air (parit) yang mengalir mengelilingi kandang.
PENGAWETAN Nilai ekonomis
kupu-kupu cukup tinggi jika sudah diolah dalam bentuk ofsetan yang
sempurna dan tertata rapi sebagai souvenir bagi pengunjung TNKpS.
Souvenir berupa opesetan kupu-kupu dikemas dalam bentuk awetan kering,
hiasan dinding (pigura) dan gantungan kunci. (Bima/TNKpS)