Godaan terbesar dalam dua hari ini adalah pengen memancing Baronang. Gile, sampe mikir kesana sini wadaw, “kaco laut” dah, hahaha  
Mancing baronang adalah satu hal yg mengasikan.  Ikan ini seperti kipas kecil, setelapak tangan, dan rasa dagingnya luarbiasa lezat. Nama populernya baronang, orang bugis menyebutnya sebagai “bronang”, dan ada yang bilang “ikan kitang-kitang”, dagingnya empuk putih dan sangat gurih. Cara paling enak buat menyantap baronang adalah dengan cara dibakar. Gak bohong deh, asli enak mampus dilidah.
Baronang adalah ikan sepanjang musim. Selalu ada disetiap waktu. Tapi, musim terbaik untuk menggaet dia adalah lewat dari bulan Agustus, yakni ketika semua bulan sudah berakhiran dengan kata “ber” misal September, Oktober, dan seterusnya. Angin dibulan serba “ber” sangat keras dan membuat arus besar sehingga menggiring si ikan mulut mungil ini  bersembunyi dengan menempel dikarang atau tiang dermaga pelabuhan.
Saya sendiri lebih suka bilang “temukan lobangnya dulu, baru digoyang”. Betul kok, sebagai ikan yg suka bergerombol dalam lingkup sosialnya (kayak emak emak arisan deh), lokasi berkumpulnya mereka ibarat sebuah lobang yg penuh dengan puluhan kawanan baronang seperti baronang lada, baronang susu, dll. Begitu lobangnya ketemu, masukan kail kesana dan mainkan terus, selanjutnya tinggal panen ikan hingga satu coolbox penuh. Ada dibeberapa spot mancing yang justru paling banyak dapat baronang ketika puncak air pasang lalu masuk kesaat surut.
Salah satu tempat favorit Baronang bersembunyi dari arus keras tentu saja dermaga pelabuhan (dekat dengan tiang beton). Tidak heran, lokasi dermaga adalah tempat ideal untuk memancing. Hal ini menguntungkan, karena memancing dari tepian pantai jelas tidak membuat “kantung bocor” karena mengeluarkan uang sekian juta untuk menyewa perahu hingga ketengah laut. Mudah dan murah.
Baronang suka makan lumut pantai (atau rebon). Pantai sedalam 3 meteran dan penuh karang yg banyak lumut lautnya adalah ciri dimana habitat baronang ada disana. Ada juga yg berpendapat bahwa dia adalah pemakan segala. Apalagi jika tinggalnya didekat muara sungai, maka ia akan melahap  apa saja termasuk sampah yg mengalir dari pemukiman penduduk akibat terbawa arus sungai kelaut. Cara makan ikan ini adalah nyosor dan meng-kerikit mirip kelinci. Jika terasa pancing di“tunyul-tunyul” begitu, itulah kerjaan Baronang, ikan kakaktua, atau keluarga ikan Botana yg disebut sebagai “ikan kelinci” (makannya mirip cara makan kelinci). Jika mau memancing, gunakan lumut laut yang dijepit dengan timah lembaran (timah kertas), jika gak ada, bisa pakai nasi yg dilumat lalu  dikepal dimata kail.
Peralatan mancing Baronang tergolong murmer kok. Cukup dengan mata kail pancing garong, timah lembaran, pelampung, dan joran tegek atau cukup satu gulung kenur extra kecil (untuk kelas 1 kiloan). Biayanya cuma 30 ribuan, atau 150 an. Hemat duit lah.  Pancing garong adalah 5 matakail yg disolder jadi satu shg bentuknya mirip jangkar payung terbalik. Pancing garong memang khusus buat mancing ikan dengan mulut kecil dan cara makan seperti kelinci.
Rangkaikan kail dengan kenur dan joran tegek. Jika bisa pakai tipe kenur flouro-carbon karena punya index bias yang sama dengan air (kenur seolah lenyap dari pandangan ikan). Pasang pelampung disitu dengan jarak cukup sesuai kedalaman yang diinginkan. Jepitkan lumut laut diantara lembaran timah lalu tekuk. Lemparkan itu kearah kumpulan ikan baronang. Jika terasa ada yg nyosor dan pelampung bergetar terus berkali kali dengan konstan, sentakan joran. Biasanya ikan sudah meronta diujung kail. Ketika kawanan baronang rakus asik melahap kepalan nasi atau lumut, tanpa dia sadar dibawah dagunya ada ujung mata kail tajam. Saat disentak pelan, ikan sudah terpancing dengan sukses.
Baronang dialam aslinya berwarna coklat terang, ada juga yg putih gemerlap diimbuhi warna coklat totol totol. Namun ketika terpancing dia akan berubah warna menjadi coklat kelam. Duri dipundaknya akan mekar saat ia merasa dalam bahaya. Hati hati, jangan sampai tangan terkena duri baronang. Tidak mematikan, dan belum pernah ada yg mati kena sengat duri ikan ini, tapi lukanya lumayan bikin demam senut senut saat malam mau tidur. Buat yg alergi berat dg bisa duri ikan, ini bisa merepotkan dan bikin acara mancing berantakan. (HsGautama)




Oleh : HsGautama

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu