Jembatan Pulau Tidung |
Untuk menuju ke Pulau Tidung, dapat
menggunakan moda transportasi laut baik menggunakan kapal nelayan maupun
boat. Ada 3 tempat di Jakarta yang menyediakan kapal/boat menuju pulau
Tidung, yaitu : 1. Pelabuhan Muara Angke, 2. Pelabuhan Kaliadem, dan 3.
Marina Ancol…
Dari ke tiga
lokasi itu saya memutuskan untuk menggunakan kapal penyebarangan dari
Marina Ancol karena lebih gampang di akses dan bersih. Pagi pagi sekali
saya sudah berangkat menuju Ancol dengan menggunakan bus Transjakarta.
Sessampainya di pintu masuk Ancol, saya diberitahu oleh petugasnya bahwa
kapal menuju pulau Tidung sudah tidak ada, karena sekarang kapal dari
Marina Ancol harus disewa (bukan perorangan) sehingga harganya mahal
sekali. Kecewa sih, tapi saya tidak menyerah..
Buru-buru saya keluar dari Ancol menuju
pelabuhan Kali Adem. Karena buru buru dan tidak tau daerahnya akhirnya
saya menggunakan taksi dan terpaksa membayar 30 ribu. Untuk menuju
pelabuhan KaliAdem nanti akan melewati pasar Muara Angke. Dibelakang
pasar terdapat pelabuhan Muara Angke yang menyediakan kapal
penyeberangan menuju Pulau Tidung. Namun tidak saya sarankan melalui
Pelabuhan Muara Angke karena lokasinya yang jorok dan perjalanan
kapalnya yang lama. Tidak begitu jauh dari Muara Angke, barulah Nampak
pelabuhan Kaliadem. Pelabuhan kaliadem ini lebih nyaman dan tertata rapi
dan cukup bersih karena langsung dikelola oleh pemerintah.
Ada dua jenis kapal disini, yaitu kapal
lumba lumba dan kerapu. Kapal lumba lumba berukuran lebih besar dan
lebih lambat, sedangkan kapal kerapu sebaliknya. Kapal kerapu adalah
boat yang berukuran kecil. Saya memilih menggunakan kapal kerapu.
Keberangkatan menuju pulau tidung yaitu jam 7-8 pagi dengan ongkos 30
ribu. Kalau tidak salah ada juga yang berangkat jam 12 siang. Setelah
siap berangkat, nanti penumpang akan dipanggil satu satu sehingga tidak
ada yang berebutan.
Dari Kaliadem ke Pulau Tidung hanya
memakan waktu 60 menit saja dengan menggunakan kapal Kerapu. Yang
asiknya, setiap penumpang dapat snack dan minuman. Dalam perjalanan,
kapal ini akan mampir juga kebeberapa pulau lain (yang saya ga tau
namanya) untuk menaik turunkan penumpang.
Sesampainya di pulau tidung, nanti banyak
yang nawarin jasa ojek/ becak. Lebih baik tawarannya ditolak dan
langsung keluar pelabuhan Tidung untuk mencari penyewaan sepeda. Di
pintu luar pelabuhan sudah banyak kok yang menyewakan sepeda. Ongkos
sewanya bervariasi, rata rata 15 ribu perhari. Setelah dapet sepedanya,
barulah bias keliling keliling pulau sambil mencari penginapan yang
murah. Penginapan yang langsung berhadapan dengan pantai kalau tidak
salah ada di sebelah barat pulau ( bukan yang menuju ke jembatan). Harga
permalamnya bervariasi juga, biasanya 200 ribu bisa untuk 6 orang.
Kebetulan saya dating saat weekday jadi banyak penginapan yang kosong,
kalau datang saat weekend lebih baik di booking dahulu.
Setelah dapat tempat menginap dan
istiraht sebentar, barulah saya keluar lagi mengelilingi Pulau Tidung
dengan menggunakan sepeda. Pulau Tidung ini terdiri dari dua bagian
yaitu Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Kedua pulau ini
dihubungkan oleh jembatan kayu yang lumayan panjang. Di jembatan kayu
inilah biasanya orang berfoto foto ria. Sebelum jembatan kayu terdapat
jembatan melengkung yang lumayan tinggi, orang orang menyebutnya dengan
Jembatan Cinta. Jangan lupa untuk melompat dari atas jembatan ini karena
katanya belum sah ke Pulau Tidung kalau belum melompat disini.
Setelah jembatan barulah sampai di Pulau
Tidung Kecil. Pulau ini tidak berpenghuni jadi asik buat menenangkan
diri sambil bersepeda menikmati hijaunya pepohonan dan birunya air laut,
atau sekedar tidur tiduran di ayunan.
Satu hal yang tidak boleh dilewatkan
selama di Pulau Tidung adalah Snorkling. Untuk snorkeling antar antar
pulau,kita harus sewa kapal sekitar 400rb dengan guide, kalau tanpa
guide +/- 300rb. Supaya hemat sebaiknya sewa 1 kapal rame rame buat 6 –
10 orang sehingga jatuhnya lebih hemat. Kalau mau hemat lagi, cukup
snorklingan di sekitar Pulau Tidung saja. Cukup membayar sewa snorkel
dan masker saja. Buat yang narsis, disinipun disediakan kamera
underwater yang bisa disewa 100 ribu. Sialnya pas saya mau sewa, batre
kamera tersebut lagi habis.. mau ga mau akhirnya saya snorkling tanpa
foto foto.. dan sayangnya lagi, terumbu karang di sekitar pulau tidung
sudah banyak yang rusak..
Malamnya setelah capek keliling dan
snorkeling, saatnya menikmati hidangan laut Pulau Tidung yang nikmat.
Banyak warung warung yang menjual makanan laut tapi saya sarankan untuk
mencoba warung seafood yang berada di jalan menuju jembatan. Harganya
tidak terlalu menguras kantong, namun rasanya sungguh luar biasa
enaknya. Cobain deh ikan kerapunya enak banget :p
Besoknya, saya sempatkan sebentar untuk
mengelilingi pulau tidung. Ternyata pulau ini cukup kecil. Sekitar jam
9-10 kapal kerapu dari Jakarta sudah datang untuk menjemput penumpang
yang ingin kembali ke Jakarta. Saatnya meninggalkan pulau tidung..