Benteng yang ada di Pulau Onrust Pulau Seribu
courtesy jakarta.go.id
Onrust Tahun 1615
Tahun 1610, Jan Pieterszoon Coen minta restu Pangeran Jayakarta untuk membangun dok kapal disalah satu pulau di teluk Jakarta untuk perbaikan kapal yang akan digunakan untuk berlayar ke Asia terutama ke Asia tenggara, permintaan ini disetujui oleh Pangeran Jayakarta dengan memberikan ijin pemakaian di Pulau Onrust, pulau seluas 12 hektar yang berjarak 14 kilometer dari Jakarta.

Benteng Pertahanan Belanda di Pulau Onrust Pulau Seribu

VOC mulai membangun dok perbaikan kapal dan gudang di pulau Onrust.  Jan Pieterszoon Coen pelan- pelan sudah berencana membangun perdagangan dan militer untuk melawan Banten dan Inggris.
Onrust Tahun 1656

mulai membangun benteng pertahanan kecil yang berbentuk persegi panjang dengan dua menara pengawas, dan tahun 1671 benteng pertahanan ini diperbesar, benteng berbentuk simetris  pentagonal dengan menara pengawas disetiap sudutnya.  Konstruksi benteng dengan dinding tebal yang terbuat dari bata merah dan batu karang.
Onrust Tahun 1674

Tahun 1674 Benteng ini ditambah dengan beberapa bangunan gudang .
Onrust Tahun 1795

Tahun 1795 Posisi Belanda di Batavia kurang kuat akibat perang eropah dan tahun 1800 angkatan laut Inggris yang dipimpin oleh Kapten Henry Lidgbird Balls dengan kapal HMS Daedalus, HMS Sybille, HMS Centurion dan HMS Brave masuk ke Batavia dan benteng pertahanan pulau Onrust dihancurkan.
Onrust Tahun 1848

Pulau Onrust diperhatikan kembali oleh Gubernur Jenderal GA Baron Van Der Capellen di tahun 1827, dan aktivitas di pulau Onrust kembali normal di tahun 1848.
Onrust Tahun 1911-1933

Tahun 1911-1933 pulau Onrust dan pulau Cipir menjadi karantina Haji, barak haji berjumlah 35 unit untuk kapasitas masing – masing 100 orang, jadi total dapat menampung 3500 orang.  Dibangun di tahun 1911. Karantina haji ini adalah bagian dari politik Islam dari kolonial Belanda, karena takut akan kekompakan umat Islam, pemerintah kolonial Belanda mengkarantina penduduk pribumi yang ingin berangkat haji maupun setelah pulang haji di maksud agar melalui karantina haji ini kolonial Belanda mudah mengkontrol, dan merupakan taktik Belanda.  Pulau Cipir tetangga dari pulau Onrust yang dihubungkan dengan jembatan ini masih terlihat sisa-sisa karantina haji walaupun sudah tidak utuh lagi, karantina haji ini mirip dengan penjara atau kamp konsentrasi.  Bangunan karantina seperti rumah sakit dan bark terbagi di pulau Onrust dan pulau Cipir, dengan pusat karantina di pulau Onrust, jemaah diwajibkan ikut karantina selama 5 hari.
Onrust Tahun 1933-1940

Tahun 1933 – 1940  pulau Seribu ini kembali digunakan Belanda untuk tahanan pembrontak yang terlibat insiden Tujuh Kapal “Zeven Provicien“.  Di tahun 1940 pulau ini digunakan Belanda untuk menahan Jerman seperti Steinfurt yang merupakan kepala adminstrativ Pulau Onrust.  Setelah jepang menyerbu Indonesia tahun 1942 peran pulau ini mulai menurun hanya digunakan sebagai penjara bagi penjahat dengan kejahatan serius.

Pulau Onrust Pulau Seribu setelah Kemerdekaan

Saat setelah kemerdekaan, pulau Onrust dijadikan karantina bagi penderita penyakit lepra dibawah kendali Departemen kesehatan Indonesia, hal ini sampai tahun 1960, kemudian karantina penyakit Lepra dipindah ke Tanjung priuk.
Chris Soumokil pendiri Republik Maluku Selatan ditangkap dan ditahan di pulau Onrust dan di eksekusi pada tanggal 21 April 1966 atas perintah presiden Soeharto.
On this date in 1966, an Indonesian firing squad on the island of Obira (or Obi) shot Chris Soumokil (the link is to his Dutch wikipedia page) for having styled himself the president of the Republic of the South Moluccas.
Soumokil was captured in December 1962 and imprisoned; he was executed* just a month after the Indonesian government was seized by Suharto, on a programme of putting disorder to the sword.
Onrust Tahun 1972

Tahun 1972 gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menyatakan pulau Onrust sebagai situs sejarah yang dilindungi.
Onrust Tahun 2002

Tahun 2002, pemerintah menyatakan pulau Onrust dan 3 pulau lain didekatnya (pulau Cipir, pulau Kelor dan Pulau Bidadari) sebagai Taman Arkeologi untuk melindungi situs – situs reruntuhan yang terdapat dipulau dari jaman VOC Belanda.



Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu