Pergi berliburan di saat kepenatan mulai
menjalar seluruh kepala adalah hal yang sangat tepat. Ya, saya
melakukannya sebulan yang lalu bersama seorang sahabat dan teman-teman
baru. Saya sih sebenarnya hanya kebetulan diajak oleh sahabat untuk
mengisi kursi kosong yang telah dipesan bersama teman-teman kantornya
untuk berlibur. Karena jadwal yang cocok dan harga yang cocok pula.
Akhirnya saya ikut dalam rombongan mereka. Kami berlima, 4 orang
perempuan muslimah (ciyee) dan 1 orang laki-laki pergi berlibur ke pulau
Tidung.
Ya, inilah tempat berlibur kami, pulau
tidung. Terletak di kawasan utara Jakarta dan termasuk pada jajaran
kepulauan seribu, pulau tidung memang rekomendasi pilihan wisata
berlibur murah dan asyik di antara kepulauan seribu yang lainnya.
Sebenarnya banyak sekali pulau-pulau indah yang ada di kepulauan seribu,
seperti pulau pramuka, pulau bidadari dan masih banyak lagi. Tapi,
katanya diantara itu semua Pulau Tidunglah yang paling bagus untuk
dijadikan wahana snorkling (menyelam dangkal dengan menggunakan masker
dan snorkel).
Berwisata ke pulau tidung ternyata tidak
mahal ya, kita hanya mengeluarkan kocek Rp. 280.000 (ini untungnya
sedang promo november) dari mulai transport+penginapan+makan itu sudah
termasuk semuanya. Sayangnya, mungkin karena murah harganya, ketika
pergi ke pulau tidung mengunakan kapal, kita tidak pergi dengan yacht
(kapal pesiar) melainkan dengan kapal barang :O. Padahal, jika kita
menggunakan yacht, pergi ke pulau tidung hanya membutuhkan waktu 45
menit saja, tetapi jika menggunakan kapal barang waktu yang ditempuh
malah lebih lama berkisar antara 2,5-3 jam termasuk ngetemnya. Yah, saya
pikir, anggap aja ini kita pergi berlibur dengan cara backpacker. Jadi,
apapun itu resikonya terimakan.
Ya, ini adalah sebagian dari kami,
teman-teman baru saya yang begitu mengasyikkan. Sebelah saya Teh anggi
dan sebelahnya lagi Teh rida. Saya senang berkenalan dengan mereka,
karena mereka sangat cepat beradaptasi dengan saya.
Ini sebagian keadaan dalam kapal menuju pulau tidung. Woow, mirip kaya TKI yang mau di deportasi ya?
) Apa yang aku rasakan kala itu? Gerah tak terkira. Mungkin karena
banyaknya penumpang dan memang udara saat itu panas sekali. Rasanya
bosan sekali menungu dan bergerah-gerah ria di dalam kapal. Kalau
misalnya bisa berkeliling, saya akan berkelilin kapal untuk membunuh
rasa bosan itu. Tapi nyatanya, untuk sedikit bergeser saja kita harus
mencari-cari kesempatan.
Kita bisa memunculkan kepala ke
jendela kapal menghirup udara angin laut untuk sekedar melihat laut yang
biru. It was amazing.Sesudah sampai di Dermaga, kita langsung disambut oleh pemilik homestay disana. Ya, di pulau tidung, banyak sekali bertebaran homestay-homestay untuk disinggahi para pelancong. Tidak ada hotel atau penginapan yang mewah. Seuanya adalah rumah penduduk yang disewakan untuk dijadikan tempat tinggal selama berlibur di Pulau Tidung. Ternyata, jarak tempuh dari dermaga ke homestay kita itu cukup jauh, jadi kita difasilitasikan sebuah sepeda satu persatu untuk dipakai selama kita berada di Pulau Tidung.
Sampai di homestay, kita diberi waktu
beberapa jam untuk beristirahat. Setelah itu, kita harus bersiap-siap
untuk pergi ke jembatan cinta dan snorkeling ke pulau tidung kecil. Here
we go, My first experience got and extraordinary chance to feel and
touched the beautiful Tidung sea.
Pertama disuruh terjun, deg-degan nya ga ada dua. Serasa takut tenggelam aja. Padahal kan ada life jacket ya? Pertama terjun sih kita harus beradaptasi denan laatnya dan cara bernafas. Pada saat itu, saya terlalu gugup, jadi aja nafas pun masih cangun harus lewat mulut. Kampungan ya? Tapi setelah beberapa menit beradaptasi, saya jadi jatuh cinta dengan snorkeling. Rasanya waktu 2 jam untuk snorkeling tidaklah cukup. Untungnya, kita diberi kesempatan lagi untuk snorkeling di pulau lain. Walaupun airnya tak seindah di tempat pertama, tapi saya tetap senang. Di tempat kedua, kami diberi kesempatan untuk menginjak karang di tengah laut. Pemandangan bawah laut merupakan ciptaan Allah yang begitu sempurna. Ikan-ikan kecil nan cantik juga berwarna-warni berlengok menari-nari di sekitar karang.
Setelah puas ber snorkeling di tidung
besar, kamipun di arah menuju pulau tidung 2 untuk melakukan snorkeling
lagi. Di pulau tidung 2 lautnya memang lebih dalam dan sedikit keruh.
Tapi tetap, kami menikmatinya dengan senang. Disana kami diberi
kesempatan untuk berenang di tengah laut dan menginjak karang besar.
Benar benar pengalaman pertama yang
mengasyikkan. Dan tahu kenapa? Saya jadi sangat ketagihan dengan dunia
bawah laut. Bukan hanya snorkeling, tetapi juga diving. Tapi mungkin
untuk diving, kita harus mempunyai ijazah menyelam dan itupun harus ada
kursusnya dulu. Ok, kita lihat saja, apakah saya bisa diving.
Setelah puas bersnorkeling ria, kami
diajak ke jembatan cinta yang sangat digandrungi oleh para wisatawan
yang berkunjun ke pulau seribu. Jembatannya panjang sekali, disana kita
bisa terjun ke bawah laut, bermain banana boat, donut (semacam wahana
air dengan menarik pemain dengan ban berbentuk donat), speedboat dll.
Sambil menunggu matahari tenggelam kamipun beristirahat sejenak
menyantap makanan khas pulau tidung.
Selagi menungu kelompok lain, kami (Saya
bersama bang ardia, teh rida, dwi, teh anggita dan bang adi) bersantai
duduk di jembatan cinta.
Setelah perjalanan siang dan sore yang
melelahka, kita dipersilahka untuk istirahat dan membersihkan diri. Di
perjalanan menuju homestay, saya dan bang adi menemukan yacht (kapal
pesiar) yang sedang bertepi dekat dermaga. Uh, andai nanti kita pulang
memakai kapal itu.
Malam hari, waktunya kita barbeque
an. Tetapi karena kita sangat kelelahan karena aktivitas di dalam air
dan berjalan-jalan. Akhirnya setelah membersihkan diri kelompok kami pun
tertidur pulas. Sedangkan yang lainnya menikmati santap malam denangan
bakar-bakar seafood di rumah yang punya homestay. Tak apalah saya tak
menikmati hidangan seafood itu, toh saya kurang suka ikan.
Keesokan harinya alias hari terakhir, kami diajak jalan-jalan pagi menggunakan sepeda ke pulau perawan.
Udara pagi pantai memang beda, semilir
angin berhembus dengan hamparan pasir putih di sekeliling membuat saya
betah berlama-lama disana. Ya, memang pantai cocok sekali dijadikan
tempat untuk menenangkan diri dari semua pikiran yang mumet. Rasanya
damai sekali disana. Senangnya jalan-jalan pagi, karena sebelum kita
sampai di pantainya, kita akan menyusuri hutan yang kanan dan kirinya
terdengar deburan ombak. Sempurna.
Sesampainya di pantai, kita duduk di atas
gazeboo panggung yang cukup tinggi dan menikmati air kelapa muda
disana. Segar dan sejuk rasanya menikmati angin pantai di pagi hari.
Rasanya ingin berlama-lama disana menikmati seruput demi seruput air
kelapa muda dinikmati keindahan laut tidung.
Ternyata, setelah kegiatan sepeda
pagi ini, kita harus menyadari bahwa ini adalah akhir dari liburan
menyenangkan di Tidung. Oh, artinya, kami harus menerima lagi berbagai
kemumetan pekerjaan yang tertunda. Kembali lagi ke rutinitas menjemukan
setelah berlibur menghilangkan penat. Tetapi, saya senang sekali diberi
kesepatan berlibur ikut dengan teman-teman dwi. Mereka memang baru bagi
saya, tetapi saya merasakan kenyamanan berada di tengah-tengah mereka.
Terimakasih ya teman-teman baruku. Senang berkenalan denan kalian.
Disini, di pulau tidung ini. Sampai jumpa, Tiduuuung
Note: saya jadi tertarik menelusuri pantai dengan fasilitas snorkeling atau diving. Saya harus mencobanya itu lain kali.
Sumber : egirahmita