Tujuanku
datang ke pulau Seribu adalah untuk menghadiri undangan reuni
sahabat-sahabat akrab kuliahku dulu waktu masih di Jogja. Hanya
kebetulan acara ini berlangsung di pulau Seribu, tepatnya di pulau
Putri. Maka atas usulan teman-teman, acara kengen-kengenan akan di kemas
dalam acara mancing di pulau Seribu. Kebetulan salah satu temanku
mempunyai cottege di sana. Mengingat acaranya berlangsung di pulau
Seribu, jelas kesempatan ini tak akan aku sia-siakan untuk melampiaskan
hobyku... Memancing..!!! Yaaa, dimanapun tempatnya aku selalu
menyempatkan diri untuk memancing. Asal jangan memancing keributan
donk...He..he..hee...
Aku
berangkat ke Jakarta via Bandung untuk mampir dan berangkat bersama
temanku yang tinggal di Bandung. Sore dari Wonosobo aku naik bis Budiman
jurusan Bandung dan sampai di Bandung tepat pukul 04.00 waktu subuh di
terminal Cicaheum. Sebenarnya aku pengen banget mencoba mancing di
sungai Ciliwung maupun Cikapundung di sekitar Bandung, tapi mengingat
tak ada waktu banyak untuk berlama-lama di Bandung, akhirnya tak
kesampaian niat aku mampir di sungai Ciliwung maupun Cikapundung.
Dari
Bandung jam 16.00 aku menggunakan kereta api Parahyangan menuju
Jakarta. Sampai di Jakarta jam 19.00 dan turun di stasiun Gambir. Aku
sudah di jemput teman konyol, Tengku anak Aceh yang sekarang bermukim di
Jakarta. Rencananya besok pagi aku dan rombongan akan menuju pulau
Seribu. Malam itu aku menginap di rumah Tengku di komplek Cempaka Putih,
Jakarta Pusat.
Pagi
harinya, setelah shalat Subuh, aku menuju ke pelabuhan Kamal untuk
memulai acara reuni yang dikemas dalam acara mancing bersama. Sampai di
Kamal, di sana sudah menunggu teman-teman yang lain. Kami semua ada
delapan orang yang akan bersama-sama berlayar ke pulau Seribu. Aku, Risa
Oi, Tengku, Parakash, Joe, Inke, Daik, Gondrong, Dengan menggunakan
kapal nelayan Bugis, aku berlayar jam 05.00. Ku lihat sekelilingku,
sungguh ironis sekali keadaan kampung nelayan di Kamal bila di
bandingkan dengan ibukota Jakarta. Kampung Kamal terlihat kumuh dan
kotor sekali.. Bau busuk menyebar kemana-mana, banyak tikus Wirok yang
berkeliaran di sekitar kampung. Banyak sampah yang merupakan buangan
sampah penduduk Jakarta hanyut oleh sungai yag bermuara di muara Kamal.
Dan akibatnya hanya Kamal yang menerima dampak kerusakan lingkungan oleh
sampah ibukota. Memandang lautan pulau Seribupun tak jauh berbeda, laut
terlihat banyak sampah yang terapung. Sungguh kontras bila mengingat
pulau seribu merupakan pulau tujuan kunjungan wisata, tapi lautnya tidak
kondusif untuk pariwisata. Bahkan ketika aku mulai pasang joran, banyak
sampah yang nyangkut di kailku. Beberapa kali senar pancingku putus
terseret dan tersangkut sampah. Tapi bagiku, senar putus bukanlah
persoalan yang utama. Di sungai-sungaipun aku sudah terbiasa berhadapan
dengan sampah yang nyangkut di kail.
Tengku with me...
Parakash strike...!!!
Maaf... Lagi sibuk panen neeeh....!!!
Silahkan kalian pada mimik "banyu gendeng"... Aku gak ikut2an.....
Makan siang dengan lauk hasil pancingan... Nyum..nyummi.....
Dengan
umpan udang hidup, aku beberapa kali strike ikan Kerapu..
Bermacam-macam jenis ikan Kerapu berhasil aku angkat. Mulai Kerapu
Macan, Kerapu Tutul, Kerapu Biru dan banyak lagi macamnya. Yang aku
sendiri tidak begitu hapal macam jenisnya. Menjelang tengah hari aku
sempat strike ikan GT sebesar bantal, sayang sekali karena tak
berpengalaman mancing laut. Akhirnya aku harus merelakan ikan GT
tersebut lolos karena senar putus. Maklum, senar yang aku gunakan bukan
senar khusus saltwater. Tapi senar yang biasa aku gunakan di freshwater.
Ternyata senar Waterline yang sangat ampuh di freshwater, belum mumpuni
jika di adu dengan penghuni laut...
Menjelang
tengah hari kami mendarat di pulau Khayangan, di pulau tersebut kami
beristirahat dan makan siang dengan makan ikan bakar hasil pancingan
kami. Nikmatnya... Mmmm.. Luar biasa...!! Total pancingan kami semuanya
kira-kira mencapai 7 kg berbagai macam ikan kecil-kecil sebesar telapak
tangan. Mulai ikan Kerapu dan sejenisnya, ikan Baronang, ikan Senggi,
ikan Terisi, ikan GT anakan dan Kakap merah.
Pulau Putri
Segarnya air pulau Putri
Senja di Pulau Putri
Sudah bro, jangan kebanyakan... Jauh dari rumah neeh..!!
Goyang Dombreeeet... Tariiiik mang..!!
Rythm of the sea....
Bersama babe nakhkoda kapal
Parakash pagi2 ngajak strike lagi...
Formasi lengkap tim ekspedisi pulau Seribu
Perjalanan pulang
Selanjutnya
setelah makan siang, kami melanjutkan pelayaran menuju pulau Putri.
Hari sudah menjelang sore, kami berencana akan menginap semalam di pulau
Putri dan akan menjajal strike malam hari di pasiran pulau Putri.
Sumber : jejakpetualangsungai