Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sudah cukup lama tidak turun mancing, maka dengan senang hati saya menyambut ajakan Hendra mancing di seputaran Pulau Bokor, Kepulauan Seribu via Tanjung Pasir. Apalagi trip ini bersama kapten Suryadi yang konon sangat berpengalaman mancing tenggiri. Sambil bercanda ke istri saat pamitan berangkat saya berucap, "Mah...tar pulang buatkan aku tekwan ya..." Istriku tersenyum, IsyaAllah amien.....katanya. Seperti umumnya trip mancing, kami bertiga Hendra, Otto, dan saya mengawali trip dengan optimis. Semoga tanggal 9 Juni ini adalah hari keberuntungan kami. Bismillah ucapku lirih. Kami merencanakan mancing tenggiri, popping dan mancing dasaran. Gerimis kecil mengiringi keberangkatan menuju Tanjung Pasir tak sedikitpun menyurutkan niat kami. Sarapan nasi uduk tak boleh ketinggalan untuk menjaga stamina tetap baik. Kapal mancing dengan kapten Suryadi dan 4 orang ABK menyambut kami di dermaga Tanjung Pasir. Pasang air laut sedang tinggi sangat menguntungkan dan kapal bisa merapat ke dermaga. Karena jika laut sedang surut terpaksa harus naik "ojek" perahu kecil. Laut sangat teduh dan angin berhembus pelan. Dalam perjalanan menuju Spot Hendra dan Otto memakai waktu untuk tidur beristirahat.
Rencananya kami akan ngotrek ikan tembang, selar atau ikan kembung sebagai umpan, sebelum berangkat kapten menyarankan tak perlu beli umpan udang. Untuk mancing dasaran bisa pakai ikan iris. "Kopi pak !" Ucap kapten suryadi sambil menyodorkan secangkir kopi hangat. Ditemani sepotong roti, cukuplah ini untuk menghangatkan perutku sembari menyiapkan piranti mancing. Kali ini aku hanya membawa dua set joran, satu untuk popping dan untuk ngoncer tenggiri. Setelah umpan cukup kami meluncur ke spot karang dangkal dengan jarak tempuh tak lebih dari sepuluh menit. Kapal diposisikan sempurna sehingga sebagian pemancing bisa ngoncer tenggiri dan sebagian bisa popping.
Kami sedang beruntung. Pagi itu GT tampak sedang berpesta ikan kacang-kacang. Lompatan dan sambaran tampak jelas tak jauh di depan kapal. Ini jarak yang sangat ideal dari posisi kapal. Rasa penasaranku semakin memuncak. Aku selalu menyempatkan pemanasan kecil sebelum memulai. Lemparan pertama cukup baik, namun belum cukup menggoda sang penghuni karang. Lemparan kedua kembali kumainkan popper andalanku. “striiiiiiiike........” teriaku spontan. Seluruh isi kapal sontak terperanjak. Betapa tidak, ini adalah lemparan kedua. Otot belum lemas betul, dingin udara pagi masih menyelimuti dan aku harus mulai bertarung dengan GT. Luar biasa biasa perlawanan ikan target sport fishing ini. Reelpun menjerit. Aku tak sedikitpun memberi kesempatan sambil terus memompa joran dan menggulung tali pancing. Dengan sigap ABK mengidupkan mesin, tali jangkar dilepaskan, dan kapten mengarahkan posisi kapal. Tak berapa lama GT berukuran besar menyerah dan naik ke kapal. Sambil harus mengatur nafas yang masih terengah-engah, hook dilepaskan, senyum lebar tak dapat disembunyikan. Wow....mantap.....teriak seisi kapal.
Tak ingin menyia-yiakan momentum, Hendra, Otto dan Kapten menyusul popping. Dua GT lagi berhasil di naikan keatas kapal. Ada satu berhasil melepaskan diri dan mocel. Satu berukuran lebih kecil dan seukuran dengan GT pertama naik saat mampir dalam perjalanan pulang ke dermaga. Mungkin ini GT yang melarikan diri tadi pagi pikir kami. Karena sudah sepi dan capek, dilanjutkan mancing tenggiri dan dasaran. Kapal sempat pindah beberapa spot dengan jarak tak terlalu jauh. Kondisi air laut keruh dan arus yang kurang bagus di siang hari hanya mampu menambah perolehan dua tenggiri ukuran kecil, kue lilin, dan ikan tanda-tanda.
Ini adalah trip yang luar biasa dan membuktikan bahwa di kepulauan seribu masih banyak ikan berukuran besar. Tinggal kemauan bereksplorasi dan tentu faktor dewi fortuna. Jarak tak terlalu jauh dari Jakarta. Kita bisa mancing pagi dan pulang di sore hari. Terimakasih buat Hendra sebagai EO atas ajakannya, Otto atas tumpangannya, juga untuk Kapten suryadi dan ABK. Gagal memasak tekwan, terbalas oleh sensasi strike GT yang menawan. Salam strike. By : agus suyanto
Sumber : agussuyantozone
Rencananya kami akan ngotrek ikan tembang, selar atau ikan kembung sebagai umpan, sebelum berangkat kapten menyarankan tak perlu beli umpan udang. Untuk mancing dasaran bisa pakai ikan iris. "Kopi pak !" Ucap kapten suryadi sambil menyodorkan secangkir kopi hangat. Ditemani sepotong roti, cukuplah ini untuk menghangatkan perutku sembari menyiapkan piranti mancing. Kali ini aku hanya membawa dua set joran, satu untuk popping dan untuk ngoncer tenggiri. Setelah umpan cukup kami meluncur ke spot karang dangkal dengan jarak tempuh tak lebih dari sepuluh menit. Kapal diposisikan sempurna sehingga sebagian pemancing bisa ngoncer tenggiri dan sebagian bisa popping.
Kami sedang beruntung. Pagi itu GT tampak sedang berpesta ikan kacang-kacang. Lompatan dan sambaran tampak jelas tak jauh di depan kapal. Ini jarak yang sangat ideal dari posisi kapal. Rasa penasaranku semakin memuncak. Aku selalu menyempatkan pemanasan kecil sebelum memulai. Lemparan pertama cukup baik, namun belum cukup menggoda sang penghuni karang. Lemparan kedua kembali kumainkan popper andalanku. “striiiiiiiike........” teriaku spontan. Seluruh isi kapal sontak terperanjak. Betapa tidak, ini adalah lemparan kedua. Otot belum lemas betul, dingin udara pagi masih menyelimuti dan aku harus mulai bertarung dengan GT. Luar biasa biasa perlawanan ikan target sport fishing ini. Reelpun menjerit. Aku tak sedikitpun memberi kesempatan sambil terus memompa joran dan menggulung tali pancing. Dengan sigap ABK mengidupkan mesin, tali jangkar dilepaskan, dan kapten mengarahkan posisi kapal. Tak berapa lama GT berukuran besar menyerah dan naik ke kapal. Sambil harus mengatur nafas yang masih terengah-engah, hook dilepaskan, senyum lebar tak dapat disembunyikan. Wow....mantap.....teriak seisi kapal.
Tak ingin menyia-yiakan momentum, Hendra, Otto dan Kapten menyusul popping. Dua GT lagi berhasil di naikan keatas kapal. Ada satu berhasil melepaskan diri dan mocel. Satu berukuran lebih kecil dan seukuran dengan GT pertama naik saat mampir dalam perjalanan pulang ke dermaga. Mungkin ini GT yang melarikan diri tadi pagi pikir kami. Karena sudah sepi dan capek, dilanjutkan mancing tenggiri dan dasaran. Kapal sempat pindah beberapa spot dengan jarak tak terlalu jauh. Kondisi air laut keruh dan arus yang kurang bagus di siang hari hanya mampu menambah perolehan dua tenggiri ukuran kecil, kue lilin, dan ikan tanda-tanda.
Ini adalah trip yang luar biasa dan membuktikan bahwa di kepulauan seribu masih banyak ikan berukuran besar. Tinggal kemauan bereksplorasi dan tentu faktor dewi fortuna. Jarak tak terlalu jauh dari Jakarta. Kita bisa mancing pagi dan pulang di sore hari. Terimakasih buat Hendra sebagai EO atas ajakannya, Otto atas tumpangannya, juga untuk Kapten suryadi dan ABK. Gagal memasak tekwan, terbalas oleh sensasi strike GT yang menawan. Salam strike. By : agus suyanto
Sumber : agussuyantozone