Terumbu karang merupakan salah satu biota laut yang sangat menakjubkan, mempunyai bentuk yang unik, dan bagaikan mahakarya seni yang indah. Terumbu karang mempunyai banyak bentuk, dari yang bulat, lonjong, panjang, kecil dan besar, dan sebagainya. Ternyata nih, terumbu karang juga bisa dijadikan sebagai ajang pengembangan karya seni. Kita tinggal ngumpulin beberapa terumbu karang yang menurut kita unik, lalu kita bentuk sesuai keinginan. Seperti, menempelkan satu terumbu karang dengan yang lainnya. tapi dalam proses pengumpulan terumbu karang harus dengan cara yang baik, bukannya merusak di dalam laut.

Tapi sayangnya kini banyak kerusakan terumbu yang menghambat pertumbuhan biota laut ini. Seperti terumbu karang yang terdapat di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dengan potensi yang dimilikinya telah menjadi magnet yang menarik berbagai pihak melakukan eksploitasi kepentingan masing-masing. Tingkat kerusakan terumbu karang yang tinggi akibat kegiatan penangkapan ikan dengan bahan peledak dan sianida yang dulu banyak dilakukan oleh nelayan.

Inventarisasi oleh Yayasan Terangi, diketahui bahwa penutupan terumbu karang di Kepulauan Seribu pada tahun 2007 adalah 29%, menurun dari tutupan tahun 2005 yaitu 33,2%. Salah satu dari dampak negatif yang mengemuka dan perlu mendapat perhatian akibat berlangsungnya kegiatan eksploitasi tersebut adalah ancaman terhadap kelestarian terumbu karang. Menurut penelitian Wagio dan Prohoro (1993) di perairan Karimunjawa bahwa penurunan kondisi terumbu karang dari sangat baik ke kondisi rusak menyebabkan penurunan kepadatan ikan sebesar 61%. Kegiatan penangkapan ikan karang hias yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.

Semakin meningkatnya pemanfaatan terumbu karang di wilayah pulau panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta, dengan aktifitas kegiatan manusia, tentu akan memberikan tekanan bagi kawasan – kawasan habitat hidup bagi berbagai organisme yang bersimbiosis dengan terumbu karang, seperti ikan hias dan ikan- ikan karang dan biota-biota lain yang bergantung pada kelestarian terumbu karang, yang jika terjadi degradasi pada kawasan terumbu karang tentu juga akan berpengaruh bagi pendapatan nelayan ikan hias di kawasan tersebut.

Kerusakan terumbu karang gak cuma karena ulah manusia. Secara tidak langsung, ada hal lain juga yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan terumbu karang, yakni: kenaikan muka laut. Kenaikan muka laut merupakan dampak dari pemanasan global. Pemanasan global akibat efek rumah kaca atau meningkatnya karbondioksida (CO2) dalam atmosfir. CO2 bila terlalu banyak maka bumi akan menjadi lebih hangat, ditambah lagi kurangnya pepohonan, semakin banyaknya asap kendaraan, polusi, lengkap deh semuanya.

Dampak yang dapat terjadi akibat naiknya permukaan laut diantaranya: meningkatnya abrasi pantai, banjir di wilayah pesisir, tergenangnya lahan basah pada wilayah pesisir, meningkatnya salinitas estuaria, berubahnya kisaran pasang surut di sungai dan teluk, dan tenggelamnya terumbu karang. Dampak ini juga mengancam kehidupan manusia.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian terumbu karang. Seperti, penyusunan berbagai kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup beorientasi pada upaya pengurangan laju pemanasan global. Tapi kalau untuk masyarakat umum lebih mudahnya kita menjaga pelestarian hutan, dengan begitu akan mengurangi akibat dari naiknya paras laut. Bagi para nelayan nakal, janganlah merusak tumbuhan atau biota laut hanya karna kepuasan akan hasil yang diraih semata, demi keuntungan. Menggunakan bahan peledak dalam laut akan merusak kehidupan dalam laut, nantinya ikan pada mati, terumbu karang rusak. Tuhan menciptakan makhluknya dan alam senantiasa untuk kita nikmati dan bersyukur atas kebesaran-Nya. Sudah selayaknya kita ikut menjaga kelestarian alam. Karena nantinya yang menikmati alam ini juga kita. Semakin indah Negara kita, semakin indah pula perjalanan hidup kita.
Sumber : theglobejournal.com 

Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu