Allah
SWT selalu menunjukkan kebesarannya dimanapun, meski itu berada di
sebuah pulau kecil di Kepulauan Seribu. Ya, karomah sang pencipta itu
dimiliki oleh Pulau Harapan, Kepulauan Seribu Utara. Pulau yang didiami
sekitar 2 ribu jiwa ini memiliki sebuah masjid yang air kolamnya tak
pernah kering, meski kemarau panjang melanda.
Masjid Al-Hidayah Pulau Harapan berdiri sekitar Tahun 1951 pascawarga menempati pulau itu, setelah terjadi peristiwa pengusiran sejumlah warga dari Pulau Kelapa ke Pulau Harapan yang dahulu dikenal dengan sebutan Pulau Pelemparan atau pulau bagi tempat orang yang dilempar.
Meski telah berulang kali direnovasi dan terjadi penambahan lokal Masjid, namun satu dari sejumlah bangunan yang tidak berpindah adalah sebuah bangunan berukauran 3x5 meter persegi tepat di sisi depan selatan masjid. Bangunan yang terdapat kolam air berukuran 2x3 meter persegi dengan kedalama sekitar 2 meter itu hingga kini terawat dengan baik.
Konon ceritanya, kolam yang airnya tak pernah kering itu dibuat oleh salah seorang musyafir (ulama) yang mampir ke Pulau Harapan sekitar Tahun 1967. Kala itu, bangunan masjid masih berbahan kayu dan beratap daun kelapa. Kolam itu dibuatnya untuk berwudhu saat akan shalat.
Uniknya lagi, kolam itu juga banyak terdapatat ikan air tawar yang tidak bertambah atau berkurang jumlahnya. Padahal, sejak dibuat baik pengurus masjid atau warga sekitar tidak pernah menempatkan ikan air tawar di kolam itu. Bahkan, keunikan lainnya, air kolam akan berasa lain bagi tiap orang yang mencicipinya.
Seperti dikisahkan, Nurjali (57) salah seorang Tokoh Masyarakat dan pengurus masjid. Dahulunya, kata dia, Masjid Al-Hidayah ini hanya sebuah langgar atau mushallah kecil, namun setelah warga Pulau Kelapa eksodus ke Pulau Harapan, mushallah dibuat Masjid.
"Memang pernah datang seseorang yang mungkin Wali Allah ke pulau ini. Karena akan wudhu airnya susah, tidak lama dia membuat sebuah kolam, dan mengambil wudhu," kisah Nurjali.
Setelah peristiwa itu, warga yang akan menunaikan shalat memamfaatkan kolam itu untuk berwudhu. Namun, sayang hari berganti hari, tahun berganti tahun, kolam yang penuh karomah itu kini tertutup untuk umum. Pengurus masjid menutup rapat bangunan kolam dengan alasan keselamatan warga.
"Sudah dua kali terjadi peristiwa anak-anak tenggelam di kolam ini. Keduanya meninggal dunia. Jadi, kami sepakat, kolam ini ditutup untuk umum dan untuk berwudhu telah dibuatkan di sebelah utara Masjid," katanya. (beritapulauseribu.com)