Sore hari, saya iseng melihat-lihat profile picture di BB saya. Terlihat salah seorang teman kantor lama saya memasang fotonya yg sedang memegang bintang laut. Saya langsung penasaran. "Ih lucu amat bintang lautnya, dapet di mana Rov?"
"Di Pulau Pari, gugusan Pulau Seribu.. puas deh adventurenya. Snorkelingnya juga puas.. lebih bagus dari Pulau Tidung, Tidung kan rame banget soalnya.." (maaf ya saya sebut merk di sini.. hehehe)

Timbul lah rasa penasaran saya. Apalagi saya dengar di sekitar Pulau Tidung sudah mulai banyak sampah dan terumbu karangnya sudah banyak yg mulai pada rusak, Pulau Pari bisa menjadi alternatif tempat berlibur yg layak untuk dipilih mengingat lokasinya masih dekat dgn Jakarta.

Rekan saya langsung memberikan contact person utk paket tour ke Pulau Pari. Hanya 350 rb / orang. Wah lumayan murah juga ya.

Saya pun mulai menjelajah internet. Well, some picture looks nice, but others still seem ordinary.

Saya mulai masuk ke discussion forum yg cukup populer di kalangan para netter dan backpacker : Kaskus.

It says that they have a very small population, the island is not so crowded on weekend and they have a very well maintained underwater ecosystem. Hmm seems that they promise us some things. Let's see how they're really look like.. :)

Perjalanan ke Pulau Pari, saya putuskan ambil trip gabungan dgn grup lain. Begitu mencapai quota 8-10 orang, trip bisa jalan.

Karena kalau ambil trip khusus ber-2, biayanya lumayan mahal, sekitar Rp 1.800.000 / pasangan. 

Berhubung saya tau, mengajak rekan kerja utk traveling bersama itu lumayan sulit, jadilah saya mengajak ibu saya untuk menemani saya meng-explore pulau ini :)
Kapal berangkat dr pelabuhan pd pukul 07.45 dan tiba di tempat penginapan pd pukul 9.45.
Begitu tiba, kami langsung makan siang. Selesai makan siang, Tour Guide membimbing para peserta tour utk mengunjungi Pasir Pantai Perawan, salah satu spot terbaik di Pulau Pari.
Ya, meski tidak terlalu luas, pantai ini cukup indah. Di siang bolong, pasirnya terlihat sangat putih. Airnya memang tidak terlalu biru, akan tetapi terlihat cukup bening.


Agenda berikutnya : Snorkeling di perairan Pulau Tikus.
Jarak perairan Pulau Tikus ini cukup jauh, sekitar 30-40 menitan dr Pulau Pari. Dan sepanjang perjalanan we might found some view which is really worth to see : if we're lucky, kita (masih) bisa menyaksikan sekelompok Ikan Kapal yg melompat-lompat ke permukaan air laut. Gaya melompatnya seperti sekawanan Ikan lumba-lumba.
Saya terkejut melihatnya, dan ingin sekali mengabadikan pemandangan itu, tapi sayang gerakan mereka terlalu cepat dan tidak bisa diprediksi :)
Begitu sampai di perairan yg dituju, kamipun diinstruksikan untuk segera turun berenang di permukaan laut.
Bagi saya yg baru pertama kali snorkeling, pemandangan bawah lautnya memang masih cukup cantik, namun sayangnya tidak berwarna-warni seperti yg saya lihat dan baca di internet ;))




Dan beruntung, saya berhasil mengabadikan salah satu momen terbaik, yaitu momen di saat sekelompok ikan2 kecil berwarna kuning menyala ini berenang di sekitar bawah kapal ;)


Agenda setelah Snorkeling adalah hunting dan berfoto bersama Bintang Laut.
Di mata saya, Bintang Laut yg masih hidup di sekitar pantai Pulau Tikus adalah daya tarik tersendiri bagi wisata Pulau Pari. Binatang ini termasuk unik dan tak mudah ditemukan.


Melihat bentuknya yg unik ini, sempat membuat ibu saya 'ngiler' untuk membawanya pulang.
"Duh, kasihan Mi.. kalo kita bawa pulang, nanti Bintang Laut ini mati.." rajuk saya saat itu, karena saya tidak tega "membunuh" binatang ini demi untuk dijadikan koleksi pribadi semata.
Tapi ibu saya tak perduli, karena dia sudah 'kadung jatuh cinta' dgn bentuknya, ia tetap minta saya utk membawa 1 ekor Bintang Laut untuk dibawa pulang. "Udah ga apa2." Gitu katanya. Waduh..
Saya langsung bertanya pd Tour Guide, "Mas emang Bintang Lautnya boleh dibawa pulang?"
"Ngga boleh Mba.. soalnya binatangnya dilindungi LIPI." Alhamdulillah.. saya jadi ada alasan untuk menolak keinginan ibu saya :))
"Tuh Mi? ga boleh dibawa pulang. Kasian.." ujar saya.
"Oh gitu ya? Ya udah deh.. :D "
Barulah ibu saya akhirnya mengerti dan tidak jadi membawa kawan Sponge Bob ini utk ikut saya pulang ke Jakarta.. :D

Well.. sincerely, saya benar2 salut dengan konsistensi penduduk lokal yg mendukung LIPI (lembaga riset ekosistem bawah laut perairan Pulau Pari) dlm memelihara biota laut dan mencegah agar pendatang tidak ikut merusak alam laut yg ada.

Sayangnya di hari ke-2 (hari Minggu) dr pagi cuacanya mendung dan akhirnya siangnya hujan, praktis kami jadi tidak bisa kemana2.
Saya dan ibu saya memutuskan untuk tetap di penginapan, sementara peserta tour lain yg memutuskan utk keluar, pd akhirnya malah jadi kehujanan.
Di hari ke-2 ini juga seharusnya terdapat agenda dlm rundown untuk melihat sunrise di Bukit Matahari, namun karena dr pagi cuacanya sangat mendung, akhirnya kami tdk bisa menangkap momen tersebut.
Siangnya kami mulai bersiap untuk bertolak menuju Jakarta.
Kapal berangkat pd pukul 14.40 dr pelabuhan Pulau Pari, dengan membawa pengalaman baru :)
Apakah Pulau Pari indah? Ya, Pulau Pari memang menyimpan keindahan.
Tapi, apakah Pulau Pari seperti surgawi? Well, untuk pertanyaan yg seperti ini, saya agak sulit menjawabnya.. :D
Agar objektif, beberapa point mengenai kelebihan dan kekurangan Pulau Pari akan saya posting di artikel saya berikutnya. Stay tune ya! :) 


Sumber : atri-septiani




Text Widget

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Unordered List

Pulau Seribu