Kalau ingin menjumpai pantai "tergerah"
di Bali kita bisa ke pantai Kuta. Nah, kalau di Jakarta kita bisa ke
pantai Ancol. Pantai yang mungkin perbandingan jumlah orang dan luas
tanahnya hampir satu banding satu. Hehe. Dan urutan kedua setelah Ancol,
menurut saya adalah P. Untung Jawa yang bisa ditempuh kurang dari satu
jam dari Tanjung Pasir, Tangerang.
Ternyata ada tiket masuknya, dan kami pun lolos ngga bayar karena saking ramenya ngga ada yang merhatiin :p |
Ketika sampai di sana [15/7], kami benar-benar dipadati orang. Rasanya mau leyeh-leyeh dipantai pun tidak bisa, keburu diinjek orang saking ramainya. Tapi kenapa ya saya ingin ke pulau itu? toh saya
tidak bisa bersantai dan berjemur di sana. Dan jawabannya apalagi
kalau bukan karena penasaran. Di sana saya menemukan otak-otak favorit
di jaman SMA dulu kala, dan banyak lagi tukang jualan yang sering
ditemukan di sekitaran rumah kita seperti tukang bakso, somay, warkop,
sampai tukang jualan mainan anak-anak.
Wacth out! Kalau ngga hati-hati bisa nabrak lho, Karena abang yang jualan dengan pedenya bikin barbequean di pinggir jalan |
Menikmati
nasi goreng di siang terik dan air kelapa muda dingin adalah salah satu
aktifitas yang saya lakukan disana. Kami tidak duduk di bawah tenda
biru, tapi di bawah pohon rindang dan beralaskan pasir pantai. Sambil
mendengarkan lagu-lagu yang diputar jukebox yang selalu di bawa kemana-mana oleh Mamat.
Point of interest dari foto ini adalah background-nya yang memperlihatkan betapa ramainya P. Untung Jawa |
Dan
sambil menunggu kapal yang akan kembali ke pelabuhan Tj. Pasir, kami
menikmati senja di dermaga buatan untuk para pemancing.