Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November, Kabupaten Kepulauan
Seribu menginjak usia yang ke-11. Wilayah seluas 10,18 kilometer
persegi ini masih diliputi krisis infrastruktur. Potensi alam yang
dikembangkan menjadi area wisata dan perikanan belum mengangkat
kesejahteraan warganya sejajar dengan wilayah lain di Jakarta.
”Kepulauan
Seribu menjadi lokasi yang paling strategis di utara Pulau Jawa.
Letaknya persis di depan gerbang Ibu Kota. Masa depan Jakarta ada di
wilayah itu, seharusnya ada perencanaan baik membangun Kepulauan
Seribu,” tutur Firdaus Ali, anggota Dewan Sumber Daya Air DKI Jakarta,
Minggu (11/11/2012).
Firdaus berharap Gubernur Joko Widodo dan
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama segera mengembangkan
pulau itu. Jokowi ataupun Basuki juga diharapkan segera datang,
mengenalkan diri, dan berdialog dengan warga. ”Salah besar jika DKI
menganaktirikan Kepulauan Seribu,” katanya.
Peringatan hari jadi
Kabupaten Kepulauan Seribu dipusatkan di Pulau Pramuka, Sabtu (10/11).
Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu menggelar pesta
rakyat bertajuk ”Serba Seribu” berupa upacara bendera dengan 1.000
peserta, menyediakan 1.000 bola berhadiah, serta makanan untuk 1.000
warga. Acara diikuti pegawai negeri, pelajar, nelayan, pedagang, pelaku
wisata, polisi, serta aparat desa. Sejumlah wisatawan dan tamu undangan
dari Australia, Malaysia, dan Amerika Serikat turut hadir.
Bupati
Kepulauan Seribu Achmad Ludfi mengatakan, ada dua potensi utama
Kepulauan Seribu, yakni perikanan dan pariwisata. Keduanya harus
dibangun secara sinergi agar tidak saling rugi. Harapannya, ekosistem
pantai dan laut terjaga, menjadi daya tarik wisata.
Berangkat dari
potensi itu, Ludfi meminta Jokowi-Basuki tidak membedakan Kepulauan
Seribu dengan wilayah lain di Jakarta. Sektor pariwisata Kepulauan
Seribu berkembang beberapa tahun terakhir ini. Data dari Suku Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Seribu, jumlah wisatawan
melonjak dari 217.524 orang tahun 2010 menjadi 558.908 orang tahun 2011.
Tahun ini, pemerintah setempat menargetkan kunjungan 1 juta wisatawan.
Kabupaten
ini juga tengah menggenjot usaha sektor perikanannya. Pemerintah
setempat mengajak nelayan beralih ke perikanan budidaya yang dinilai
lebih ramah lingkungan. Nelayan juga terlibat dalam usaha pariwisata,
terutama sebagai penyedia jasa perahu. Harapannya wisata berkembang,
tetapi usaha nelayan tetap jalan.
”Kami mengharap kedatangan Pak
Gubernur dan Wakil Gubernur melihat potensi alam di sini. Semoga wilayah
ini bisa maju seperti wilayah lain di Jakarta,” tutur Asyuro (55),
warga Kepulauan Seribu.
Tidak dianaktirikan
Kepala
Bagian Humas Pemprov DKI Jakarta Eko Hariadi mengatakan, perhatian
Gubernur dan Wakil Gubernur tidak berbeda terhadap Kepulauan Seribu.
Sampai sekarang Gubernur dan Wakil Gubernur belum sempat mengunjungi
kawasan itu hanya masalah waktu. Sebab, keduanya sedang berkonsentrasi
menyusun Kebijakan Umum Anggaran-Plafon dan Prioritas Anggaran
Sementara.
”Tim anggaran sedang mengejar waktu, targetnya Januari
tahun depan sudah beres. Gubernur dan Wakil Gubernur juga sibuk
memanggil pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk presentasi
program terkait penyusunan anggaran,” tutur Eko.
Ketidakhadiran
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI di Kepulauan Seribu, katanya, tidak ada
kaitannya dengan hasil pemilihan kepala daerah. Hanya di wilayah ini,
pasangan Jokowi-Basuki kalah dalam pilkada putaran kedua 10 Oktober
lalu.
”Sekarang sudah menjadi gubernur, menjadi milik warga Jakarta,” katanya.
Sumber : kompas.com