Di beberapa
posting-an saya sebelumnya mungkin Anda pernah melihat kata Sanggar
Apung. Apa itu Sanggar Apung dan ada apa di dalamnya? Kali ini kita akan
membahas lebih lanjut mengenai komunitas yang berjuang untuk
meningkatkan kesejahteraan Orang Pulo.
Pak Hamdi,
adalah orang dibalik layar berdirinya Sanggar Apung. Ia meninggalkan
kemapanannya sebagai seorang pegawai sebuah BUMN di Jakarta untuk
mengabdi pada pulau yang telah membesarkannya (Suatu keputusan yang
mencengangkan bila kita melihat kenyamanan yang telah diperolehnya di
kota). Pak Hamdi sudah menikah dan belum memiliki seorang anak. Ia
memberdayakan komunitas ini tanpa mengharapkan imbalan, melainkan ia
juga berjuang untuk mencari penghasilan melalui warung apung dan
berdagang air mineral isi ulang. Walaupun terkesan berjuang sendiri,
namun ia tetap bersemangat untuk menjangkau dan mendekati masyarakat
untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka dan keluar dari lingkar
kemiskinan.
Pak Hamdi bersama hasil kerajinan miniatur kapal dan buku yang bercerita tentang Pualu Panggang
Warung Apung, salah satu sumber penghasilan Pak Hamdi
Apa saja yang
dikerjakan oleh komunitas ini? Pak Hamdi memfokuskan kegiatan sanggar
pada teater dan kerajinan tangan. Bekerja sama dengan Lab Teater
Ciputra, Pak Hamdi mengajak anak-anak untuk belajar teater dan ini sudah
dilakukan mulai dari latihan-latihan mendasar, seperti teknik
pernafasan, oleh vocal, olah rasa, dsb. Walaupun belum pernah pentas,
Pak Hamdi dan anggota teater tetap optimis suatu saat teater ini bisa
menjadi salah satu hiburan bila ada kunjungan ke Pulau Panggang.
Anak-anak binaan Sanggar Apung sedang belajar teater
Selain
teater, kerajinan tangan masyarakat Pulau Panggang juga sangat menarik
dan bepotensi menjadi oleh-oleh khas Pulau Panggang. Miniatur kapal
menjadi salah satu kegiatan yang menarik untuk dipelajari. Mungkin belum
dikerjakan secara serius oleh masyarakat, namun Pak Hamdi percaya
mereka dapat menghasilkan miniatur-miniatur kapal yang bagus dan disukai
oleh masyarakat banyak. Meskipun masyarakat setempat belum melihat
usaha ini sebagai sesuatu yang menjanjikan, namun saya dan Pak Hamdi
dapat melihat potensi besar dari usaha ini.
|
para pemuda mencari kayu sebagai bahan dasar miniatur kapal ke Pulau Karya |
|
Kayu yang sudah dibesihkan dibentuk menjadi badan miniatur kapal |
|
karangka dasar miniatur kapal dipernih agar semakin mirip dengan kapal asli |
|
Hasil kerangka dasar kapal |
|
Saya dan Fitri belajar membuat miniatur kapal |
|
|
Selain kedua bidang
yang diajar sendiri oleh Pak Hamdi, Sanggar Apung juga mengajak
anak-anak untuk belajar silat dan menari. Namun kegiatan ini belum
dikerjakan secara serius karena belum ada orang yang ahli dan bersedia
mengajar.Walaupun demikian, bila kedua kegiatan tersebut bisa dikerjakan
secara serius oleh warga, menurut saya ini sudah mampu menambah
penghasilan warga dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat,
sehingga "tidak begitu tergantung" pada alam.